Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

PuisiSastra

PUISI-PUISI S. RATMAN SURAS

Ilustrasi: Gede Gunada

 

TANAH YANG MENCIUT

Berapa luas engkau punya tanah?
untuk membangun rumah ternyaman
tak perlu lagi ada rembulan
tak butuh lagi matahari
tinggal pencet tombol
udara sesejuk gunung
sesegar laut seketika tereguk

Berapa luas halaman dan kebunmu?
semua bisa tanami sesuai keinginanmu
semboja atau sangga langit
lidah mertua bisa juga ceplok piring merah
untuk memperindah kolam kecil
kaki langit buatan tanpa pedhut
tempatmu berpatut-patut

Hidup begitu gampang
banyak orang gamang
ingin mati di tiang gantungan
dengan tali rafia disangkutkan di saka
lidah menjulur mata melotot
mulut menganga
suarga atau neraka?

Mati sepertinya obat ampuh
terhindar dunia dari segala keluh

2023

 

JANTURAN CACING TANAH

Segenggam lempung hitam
menambal perahu bocor
di tengah samudra kalbu
dua wali menjabarkan ilmu
rahasia kesempurnaan hidup

Seekor cacing tanah menggeliat
pada lumpur itu
terungkap lengkap
misteri kabut
mati dalam hidup
hidup nunggu mati

cacing tanah bersantap
tanah kembali hitam
di mana dunia bertahta?
tulang belulang meringkuk sujud
menghitamkan jidat dunia
selalu kalut tapi patut

2023

 

TANAH MERAH

Seonggok tanah merah jadi selimut
di pintu ciut engkau mengetuk
sakit dan sehat jadi lantaran
dunia sebagai santapan

Seonggok tanah merah jadi nyanyian
lagu-lagu kenangan
dentang waktu berjalan
untuk meledakkan puji-pujian

Seonggok tanah merah jadi saksi
bisu yang sangat menentu
diberi warna apa hidupmu?

2023

 

TANAH LEMPUNG
: Biyung

Seperti sedang tidur
biyungku cantik sekali
ronce melati harum sorgawi
jarak yang jauh
engkau tak pernah ngeluh

Dari kami kecil
nasib kerdil keringat membasah
tanam padi panen budi
sawah ladang punya orang
sekedar lepas makan
menyuapi kami sepenuh hati

Gerah menua sepuluh windu usia
sisa kesetiaan tiada duanya
buat anak dan suami tercinta
engkau rela berkubang derita
demi kami mengenal dunia

Jarak yang jauh
bukan halangan untuk patuh
pada cinta guratan wajah teduhmu
hanya seonggok tanah lempung
semoga doa kami tak limbung
warisan cinta untuk merapalkan doa
tetap nyaman di alam sana

250823

 

TANAH RINGKIH

Aku cuma segenggam tanah ringkih
terhimpit di antara celah batu hitam
dalam gua kelam
seekor semut hitam merayap
menggerayangi seluruh tubuhku
ia berharap ada remah roti
dan sebutir gula pasir
untuk digotong ke dalam rongga gua
cuma yang ia temukan
selembar daun yang sudah menguning
terpelanting tertiup angin kering
daun itu hanya bisa tumbuh
sebatang kecambah
merambati seluruh jiwaku
tumbuh puisi-puisi
itu pun sunyi

2023

 

KIDUNG TANAH GERSANG

Barangkali kalian lebih tahu
kata nyanyian
tongkat dan batu jadi tanaman
bukan lautan tapi kolam susu
tanam ubi pasang bubu
itu dulu cukup untuk menghidupimu

Tapi kini, tanah ini tanah tua
lebih gersang dari usia yang sebenarnya
tanam ganyong tumbuh sombong
tanam bayam tumbuh dendam
tanam padi tumbuh besi
tanaman tumbuh tambah sakit hati

Tanah ini makin gersang
hujan sudah jarang datang
hanya debu-debu keangkuhan sering
bertandang
sawah ladang retak-retak
untuk sembunyi para brekasan
upas wirayang gentayangan
mencari suara-suara ngambang
untuk mencari kursi kahyangan
dewa-dewa gila jabatan

Tanah ini makin gersang
kidung-kidung sumbang mengalun
tinggi di awang-awang

2023

 

BIODATA

S. Ratman Suras kelahiran 1965, selain menulis puisi, juga pecinta teater. Kini sedang mempelajari Jemblung (Banyumasan) seni tradisi tutur yang nyaris punah.

Gede Gunada lahir di Desa Ababi, Karangasem, Bali, 11 April 1979. Sejak 1995 ia banyak terlibat dalam pameran bersama. Ia pernah meraih penghargaan Karya Lukis Terbaik 2002 dalam Lomba Melukis “Seni itu Damai” di Sanur, Bali; Karya Lukis Kaligrafi Terbaik 2009 dalam Lomba Melukis Kaligrafi se-Indonesia di kampus UNHI Denpasar.

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!