Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Timur Tengah Memanas, Penyair Satrio Welang Rilis Musikalisasi Puisi Kemanusiaan

'Burung-Burung di Langit Merah' Aransemen Heri Windi Anggara dan Video Legu Adi Wiguna

VIDEO MUSIKALISASI PUISI: (kiri – kanan) Heri Windi Anggara, Moch Satrio Welang dan Legu Adi Wiguna.


DENPASAR, Balipolitika.com-
Dunia sedang tidak baik-baik saja, baru saja terlepas dari hantaman pandemi Covid 19, bencana alam merata terjadi di mana-mana, lalu pecah perang demi perang. Saat ini kondisi teranyar Timur Tengah, Iran pasang badan, babak baru dari perang berpuluh tahun Palestina – Israel. Saat Gaza telah luluh lantak rata dengan tanah, namun tetap polemik menjadi tak berkesudahan.

Setelah akhir tahun lalu meluncurkan Antologi Puisi Palestina Se-Indonesia, Burung-Burung di Langit Merah, kini Teater Sastra Welang meluncurkan musikalisasi puisi dari puisi berjudul sama karya Moch Satrio Welang yang dirilis Senin, 22 April 2024 pukul 21.00 wita di kanal Youtube @mochsatriowelang.

Menggaet musisi teater Bali, Heri Windi Anggara, untuk mengaransemen dan menyanyikan sendiri puisi tersebut. Dalam proses produksinya ia juga dibantu musisi muda Yoga Anugraha. Penggarapan musikalisasi puisi ini seperti gayung bersambut. Saat suatu karya lahir, beralih kreasi dari puisi menjadi musikalisasi puisi. Heri Windi Anggara sudah tak asing lagi di dunia musikalisasi puisi di Bali.

KPU Kabupaten Gianyar KPU Kabupaten Gianyar

Ia mendirikan kelompok musikalisasi puisi Sekali Pentas pada tahun 2011, kerap menjuarai lomba baik tingkat provinsi maupun nasional. Ia bahkan pernah menyabet piala pementasan terbaik dalam ajang monolog Sawma Awards 2011, dan terlibat dalam produksi tiga album musikalisasi puisi Teater Sastra Welang sebelumnya yakni Album Taman Bunga (2013), Instalasi Bulan dan Matahari (2016) dan Danumaya (2020).

Legu Adi Wiguna, seniman muda yang kali ini didapuk untuk menggarap video ilustrasinya. Ini menjadi tantangan tersendiri baginya, untuk dapat menyajikan tampilan visual yang berangkat dari puisi yang telah dimusikalilasi. Selain pernah menyutradarai beberapa nomor pertunjukan teater, Legu juga menyukai seni visual art film di kelompok Quito Art miliknya. Ia pernah menggarap video dokumenter maestro sastra, Umbu Landu Paranggi bersama Jatijagat Kehidupan Puisi dan sempat pula menyutradarai pentas teatrikal puisi bersama Garin Nugroho.

Moch Satrio Welang sebagai penggagas program menyampaikan,”Kami benar-benar prihatin dengan perang di Timur-Tengah yang puluhan tahun tak kunjung henti. Perang di mana-mana hanya merugikan warga sipil tak berdaya. Menumbalkan begitu banyak nyawa. Kehidupan yang hanya sesaat ini seperti benar-benar tak diberi arti, seperti lupa bahwa yang menang maupun kalah, semua akan kembali ke tanah. Melalui karya musikalisasi puisi, kami ingin berperan dalam penyebaran pesan perdamaian yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan”.

Musikalisasi Puisi ‘Burung-Burung di Langit Merah’ ini akan disertakan dalam album ke empat Teater Sastra Welang yang rencananya dirilis tahun 2026 mendatang. Buku Puisi ‘Burung-Burung di Langit Merah’ sendiri telah diterbitkan Teater Sastra Welang akhir tahun 2023 lalu, juga merangkum karya-karya para penyair dan seniman semisal Warih Wisatsana, Pranita Dewi, Hendra Utay, Dadi Reza Pujiadi, Ni Putu Rastiti, Winar Ramelan, Nunung Noor El Niel, Achmad Obe Marzuki, Ni Wayan Idayati, Bonk Ava, Imam Barker, Reza Ramadhan, Jingga Kelana, Sukma Uma, Beby Sastradirja, Rissa Churria, Ardhi Ridwansyah, Anggiri Penangsang, Fani Yudistira, Bayu Reinhard, Sista Nirmala, Dian Yuliana dan lain-lain.(bp)

 

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!