Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

PuisiSastra

Puisi-Puisi Toto ST Radik

Ilustrasi: Ignatius Darmawan

 

Kekuasaan Itu

“kekuasaan itu,” kata presiden
pada suatu pidato di lapangan
sepakbola yang dipenuhi
massa rakyat

sontak udara pecah
oleh tempik sorak
yang membubung ke langit
benderabendera partai
seperti gelombang tsunami
menggulung ruang kosong

presiden mengacungkan telunjuknya
langit gemetar dan mengerut
massa rakyat mengacungkan telunjuknya
langit robek dan terkulai

sekali lagi tempik sorak
lalu hening
sesunyi batu
menunggu

“kekuasaan itu,” ulang presiden

massa rakyat diam membisu
33 detik menunggu

“membunuhmu
atau membunuhku!” desis presiden

2023

 

Pusat Negara

pusat negara ialah meja makan
bundar kotak atau persegi panjang
bukan perkara
karena keputusan ada pada sendok
dan garpu

seberapa banyak sendok pergi pulang
ke mulut yang menanti suapan bergizi
seberapa kejam tajam garpu mengincar
mata dan hati yang gampang gigil

selamat makan
beras telah menjadi nasi putih
ditemani soto lamongan sapi lada hitam
cumi goreng ayam kodok bebek panggang
udang goreng telur asin kaylan cah sapi

tentu saja es laksamana mengamuk
dan jus jeruk
supaya rakyat negara ini merasa sejuk
dan damai meski hidup tersuruksuruk

tenang saja,
undangundang gampang diubah
tanpa perang atau demonstrasi
sebab jalan yang agung
ialah jalan sunyi konstitusi

selamat makan, tuantuan!

2023

 

Para Pelacur

para pelacur itu, lelaki dan perempuan,
seperti kurakura
dalam sebuah perahu besar
“kocok dadunya,” kata yang ayu
“dan kita menang satu putaran,”
timpal yang tambun

mereka menari
di atas meja makan
piring berjatuhan
di antara tempik sorak kemenangan
“suara kita
adalah suara Tuhan!”

perahu besar itu mengembang layar
seperti kafilah berlalu
di antara dengung burungburung
yang membawa batu api di paruhnya
pengetahuan telah mati
pada ketukan palu hakim

di bawah istana
pada terowongan yang bersilangan
berjuta ranjang mengerang
dari satu slot ke slot lainnya
“gacor!” teriak sang nahkoda
mengarungi permainan tak berkesudahan

2023

 

Orang Baik Orang Buruk

siapakah orang baik itu?
di manakah dia?
kamu?

yang kaubilang buruk itu
juga bilang dirinyalah yang baik
dan kamu yang buruk

hei, orang baik orang buruk
sedang apakah kalian sesudah
melempar batu sembunyi pisau

hei hei, orang buruk orang baik
batu dan pisau
adalah dunia yang kalian pestakan

coblos! coblos! coblos!

kemudian di dalam lubang rahasia
di bawah kursikursi kaku dan angkuh
menara pengetahuan roboh

hilang suar
kapal sasar
tinggal zakar

2023

 

Makan Siang

“tak ada makan siang yang gratis,”
kata para politikus sembari membawa
makan siang gratis
untuk warga yang diminta suaranya
“minum susu dan
berhentilah menulis puisi,” kata mereka
menyodorkan amplop, stiker, pin, dan
sembako di dalam kantong plastik
para penyair bertanyatanya
mengapa warga tak boleh menulis puisi
tapi angin yang santer membawa
pertanyaanpertanyaan itu
entah ke mana
kemudian para penyair pergi ke warteg
memesan makan siang bagi puisipuisi
yang berkecambah di dalam kepalanya
“tiga belas ribuan masingmasing, mas!”
kata si mbak memegang kalkulator
puisipuisi itu saling berpandangan
menunggu siapa yang akan membayar

“tak ada makan siang yang gratis, mas!”

2023

 

Dan Aku: (Tetap) tak Percaya

tak ada mulut politikus
yang aku percaya
dan yakini
sebab selalu lancung
sedetik atau berbulan kemudian

katakata semanis madu
sehat dan berkhasiat
tentu menyenangkan
tapi waktu senantiasa
membuka selubung

dan kita pun (selalu) terkejut

demikianlah akhirnya
tahu tapi terkejut
lalu berpesta lagi
seakan yang kemarin
tak pernah terjadi

dan aku: (tetap) tak percaya

2023

 

BIODATA

Toto ST Radik lahir di Desa Singarajan, Serang, Banten. Puisi-puisinya dipublikasikan di berbagai media massa dan telah terbit dalam sejumlah buku, baik karya tunggal maupun bersama. Kumpulan puisi tunggal terbarunya berjudul Apakah Negara? (Gong Publishing, 2022). Kumpulan cerpennya Satu Kisah Dua Pencerita akan segera terbit oleh Penerbit Epigraf, Bandung. Saat ini (masih) tinggal di Kota Serang. Instagram: @totostradik. Facebook: Toto St Radik.

Ignatius Darmawan adalah lulusan Antropologi, Fakultas Sastra (kini FIB), Universitas Udayana, Bali. Sejak mahasiswa ia rajin menulis artikel dan mengadakan riset kecil-kecilan. Selain itu, ia gemar melukis dengan medium cat air. FB: Darmo Aja.

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!