Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Hukum & Kriminal

Ngeri, Turis Jepang Tewas Saat Flying Fish di Water Sport Bali Coral Tanjung Benoa

Diduga Pemandu Lalai

WISATA BERUJUNG DUKA: : Flying Fish di Water Sport Bali Coral Tanjung Benoa makan korban jiwa pada Jumat 18 Agystus 2023. (foto ilustrasi)

 

BADUNG, Balipolitika.com- Heboh, Water Sport Bali Coral Tanjung Benoa makan Korban jiwa asal Negeri Sakura, Jepang.

Kikuchi Satoshi (60 tahun) tewas setelah flying fish dihantam angin kencang di Tanjung Benoa, tepatnya depan pantai Hotel Grand Mirrage Lingkungan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta selatan, Kabupaten Badung, Jumat 18 Agustus 2023 sekitar pukul 10.00. Syukurnya, anak korban,  Kikuchi Haruki, (15 tahun), selamat.

Kikuchi Satoshi bermain wahana wisata bahari dengan sensasi perahu terbang di udara bersama anak laki-laki bernama Kikuchi Haruki yang disewa dari pihak PT. Water Sport Bali Coral.

“Keduanya dipandu driver boat bernama Zaini dan intruktur Wahyu. Kedua orang ini diduga diduga lalai karena masih amatir,” pungkas sumber, warga Tanjung Benoa, Sabtu, 19 Agustus 2023.

Ngeri, korban bersama putranya terjatuh lantaran angin kencang datang tiba-tiba.

Mengacu aturan para pemandu tidak boleh sembarangan melayani para turis bermain flying fish saat gelombang tinggi dan angin kencang.

“Angin juga menjadi faktor berbahaya, walaupun ombak terlihat tenang, dan cuaca sedikit mendung,” tambahnya.

Dikatakan faktor alam dapat membahayakan orang yang bermain. Ditambah lagi jika pemandu yang mendampingi tidak berpengalaman.

Saat bermain flying fish, wisatawan dipersilakan duduk terlentang di atas perahu karet berbentuk seperti kasur sembari memegang tali. Wahana water sport itu cukup menantang adrenalin karena wisatawan bisa merasakan sensasi perahu terbang di udara.

“Kami menduga driver boat dan intruktur lalai,” bebernya sembari menjelaskan, perahu karet itu ditarik menggunakan boat,” jelasnya.

Flying fish hanya bisa menampung dua orang itu akan terangkat ke udara dengan tingkat lagunya boat. Keseruan bermain flying fish membuat turis menikmati sensasi melaju dengan kecepatan tinggi hingga terangkat beberapa meter ke udara.

“Jadi, ayah anak asal Jepang itu terjatuh lantaran ditemani pemandu amatiran. Mereka terjatuh ke air karena faktor angin kencang yang datang tiba-tiba,” tutup warga ini.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Bali Kombespol Jansen Avitus Panjaitan membenarkan terkait adanya peristiwa tersebut.

Bahkan saat ini Dit Polair telah melakukan proses lidik lebih lanjut, dan Dit Intelkam Polda Bali sedang berkoordinasi dengan pihak Konsulat Jepang. Dijelaskan, insiden ini ketika bermula sekeluarga asal Jepang (ayah, ibu, dan 3 orang anak) bermain fly fish di water sport Bali Coral Tanjung benoa.

Sesi pertama saksi driver boat bernama Zaini bersama intruktur Wahyu berangkat mengemudikan boat menarik flying fish dengan membawa dua WNA Jepang (dua orang anak korban) memakan waktu sekitar lima menit dengan dua putaran, dan landing dengan selamat. Kemudian sesi kedua menarik flying fish dengan membawa Satkshi dan anaknya Haruki, pagi itu sekitar pukul 10.00.

Setelah sekitar 40 meter dari pantai, tiba-tiba flying fish oleng. “Lalu miring ke kanan, kemudian intruktur terjatuh dan disusul ayah-anak asal Jepang. Ke dua kedua korban terlepas dari pegangan dan terjatuh sekitar 3 meter dari atas air,” kisah mantan Kapolresta mengutip keterangan sejumlah saksi. Kedua korban segera ditolong lalu dibawa ke darat.

Di daratan, staf memberi pertolongan awal dengan memompa dada. Anaknya tersadar namun sang korban tidak sadarkan diri kemudian dibawa ke RS.

Surya Husada Nusa Dua untuk mendapatkan perawatan medis. “Di RS korban dinyatakan meninggal dunia. Kemudian jenazah dibawa dan dititipkan ke RSUP Ngoerah Denpasar. Kami masih lekaukan penyelidikan” tutup Kombes Jansen. (sat/bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!