Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

PuisiSastra

Puisi-Puisi Naning Scheid

Ilustrasi: Renta Ivonne Dewi Arimbi Situmorang

 

BLAZON SECANGKIR KOPI HITAM

bagaimana akan kuceritakan
rahasia cinta paling usang?
ketika pertama kali memandang:

Tubuhnya
hitam seperti bayang kematian
tapi hadirnya,
bagai malaikat penyelamat
pembangkit semangat jiwa berkarat

bagaimana akan kugambarkan
kemolekan yang ia miliki?
ketika pertama kali kunikmati:

Tubuhnya
hangat lekat bagai cumbuan
pahit dan asam tiap cecap
memicu keringat
bergulung di lidah sekarat

bagaimana akan kuuraikan wanginya
dengan mata tertutup?
ketika pertama kali kuhirup:

Aroma tubuhnya
menguar serupa dupa
harum melankoli menguncup
uap menjelma candu
di denyut musim berdegup

waktu bergulir, berganti, dan berlalu
kulupakan kekasih-kekasih masa lalu
tapi kusimpan ia sebagai cinta sejati
sebab muram masa depan tanpanya
suram seperti
pagi tanpa matahari

O, kopi hitam kesayangan,
mari kuresapi sepenuh rasa
seperti memori ciuman pertama.

Brussel, 2024 

 

TANAH

ketika kita menjadi tanah, kadangkala
kita terpukau akan buah & bunga
yang dilahirkan pepohonan
di atas tubuh kita

ketika kita adalah tanah, sering
kita dihujani daun-daun garing
helai-helai kelopak berderai
dan ranting-ranting kering

mereka datang dalam kepayahan,
datang saat ringkih dan lara,
saat kecantikannya memudar, dan
saat tak punya apa-apa

dengan hati saleh kita rawat mereka
ketika musim gugur & dingin menyerang
dengan peluk kasih dan sayang
memberikan napas baru bagi mereka
hingga saat musim semi datang
mereka kembali mekar & gemilang.

sebagian dari kita, memilih menjadi tanah
berdiam saat dimanfaatkan;
sebab hidup hanya untuk menghidupkan

sebagiannya, berbakat jadi pepohonan
kokoh, penuh buah & bunga, dan amnesia
tentang siapa yang telah menumbuhkannya

Brussel, 2024

 

KEBAHAGIAAN

di mana kebahagiaan berumah?

pada kenangan silam
tempat masa kanak kini tenggelam
lautan susu, tongkat berbuah delima,
tumbuh menguat di bawah cakrawala
tiada kurang tiada lebih
tiada hitam tanpa putih
ketenangan pas-pasan
senyum mekar mata berbinar;

badai menghantam kala dewasa
manis bertali pahit rasa
mencecap beban keharusan
memetik cinta yang masam
lautan air mata, tongkat mengering
tubuh ringkih, daun harap menguning
tiada lebih tiada lebih
hitam cemburu kepada putih

di mana kebahagiaan berumah?

tubuh setengah mati
menanti musim berganti

o, April yang manis, lahirkan
detak harapan & perasaan
biru langit, tenang lautan

o, angin balut aku
dalam gairahmu
dalam jiwamu

apabila nanti Juni datang tergesa,
akan nikmati saja
bahkan ketika Desember menjelang
aku sambut dengan tenang

rambut memutih, tahun-tahun rontok
pahit manis duka tawa
kesyukuran tiada tara

pada perjalanan rimbun & gersang
pada cinta yang datang & menghilang
pada air mata tercurah & tawa yang tumpah
perlukah tanya
: di mana kebahagiaan berumah?

Brussel, 2024

 

PADA MUSIM GUGUR

esok, musim panas akan meninggalkanku
matahari ‘kan membungkuk, sinarnya ‘kan temaram
seperti putih terurai oleh tetes warna hitam

esok, dingin menjadi raja dan aku tawanannya
terali es akan memasung seluruh tubuhku
tak ada satu doa pun sanggup menyelamatkanku

esok, aku ranting kering, ringkih, dan patah
di atas tanah tanpa gairah
tertindih salju & sampah

barangkali aku akan menjelma kayu bakar
demi mengisi perut kosong perapian
atau barangkali aku akan menjadi rumah
bagi semut, cacing tanah; membiarkan
campanule berbunga di punggungku
pada musim semi
ah, barangkali pula, aku hanya lelap lalu mati

esok, apapun terjadi, akan kutunaikan takdirku
di dunia ini.

Brussel, 2024

 

TRAGEDI METAMORFOSA

tatkala angin musim panas mengusik pepohonan bambu
satu daun membungkuk, mencium bibir danau, di situ
seekor ulat bulu sewarna pelangi bertemu mata
dengan berudu hitam yang baginya laksana permata

seketika keduanya jatuh hati dan berbagi janji:

“Pelangiku, jangan kauberubah, kini dan nanti.”
“Kubersumpah, wahai Berudu permataku.
Sanggupkah engkau berikrar sama kepadaku?”
Berudu hitam mengangguk dan menyanggupi

musim berganti, hujan menggenang, memberi
beban pada satu daun bambu, di sanalah gelisah
seekor ulat bulu sewarna pelangi mengetahui
berudu hitam ditumbuhi dua kaki, ia telah berubah

dan, Ulat Bulu sewarna pelangi menagih janji:

“Wahai Berudu, mana ikrar janjimu
Mengapa kauberubah, Permataku?”
“Pelangiku, kutaktahu mengapa suatu pagi
dua kaki tiba-tiba muncul di tubuh ini.”

Ulat Bulu memaafkan saat Berudu bermuram durja,
berharap kekasih tak lagi melanggar sumpahnya;
tapi janji tinggal janji. Berudu melanggarnya 3 kali!
: punya 2 kaki, 2 tangan, dan ekornya tak ada lagi

berapi-api Ulat Bulu sewarna pelangi memutus janji:

“Cukup. Lidahmu telah bercabang, Sayang. Aku pergi.
Kau tak lagi berudu hitam laksana permata seperti dulu.”
“Dinda Pelangiku, aku juga tak mau kehilangan ekorku,
punya lidah bercabang, punya tangan pun kaki.”

Ulat Bulu berlalu sebelum Berudu selesai berucap. Ia
menangis sepanjang hari, mengurung diri, sedu dan pilu

Suatu pagi, dua sayap tumbuh di tubuh Ulat Bulu. Bergelora,
ia yang menjelma Kupu-kupu, terbang mencari Berudu

di atas nenufar, seekor Katak murung dan sendiri

“Hai Katak, tidakkah kau tahu di mana kiranya
Berudu hitam laksana permata?” Katak melahap
Kupu-kupu di depannya, sebelum ia selesai berucap
lalu, kembali gundah dan lara menunggu kekasihnya

Brussel, 2024

 

 

BIODATA

Naning Scheid. Dia adalah penulis, penyair, penerjemah, dan aktris teater berkebangsaan Indonesia yang menetap di Belgia. Bukunya: Melankolia – Puisi dalam Lima Bahasa (2020), Miss Gawky (novela; 2020), Fable de La Fontaine: Edisi Dua Bahasa Prancis – Indonesia (2021), Puisi sebagai Autobiografi (2023), dan Bunga-Bunga Iblis (2024).

Renta Ivonne Dewi Arimbi Situmorang lahir di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, 21 September 1980. Dia belajar melukis secara otodidak menggunakan media kertas, batu, kayu, dan kanvas. Kini dia menetap Zaltbommel, Belanda. IG: @ivonnearimbi.

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!