Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Hukum & Kriminal

Sopir Taksi dan Petugas Avsec Bandara Bersitegang

Dipicu Aturan Abu-Abu

CEKCOK: Sopir taksi dan Petugas Avsec Bandara cekcok mulut dan nyaris baku hantam, Selasa, 19 Maret 2024.

 

BADUNG, Balipolitika.com- Ketegangan terjadi di areal Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Selasa, 19 Maret 2024 sekitar pukul 15.00 Wita.

Insiden perang urat saraf di lokasi yang bersebelahan dengan Solaria ini melibatkan seorang sopir taksi perorangan dan petugas Avsec Bandara.

Penasaran dengan apa yang terjadi, insiden ini lantas menjadi tontonan warga lokal, tamu domestik, dan mancanegara.

Video keduanya juga tersebar luas sehingga menjadi konsumsi netizen.

Apa yang sebenarnya terjadi? Informasi yang diperoleh redaksi, ketegangan ini terjadi antara sopir taksi yang kabarnya tidak memiliki kerja sama operasional dengan Angkasa Pura 1, yakni I Wayan Santika.

I Wayan Santika ini terlibat cekcok mulut dengan petugas Avsec yang sedang bertugas bernama I Putu Fandi Priandana dan Dedek Angga Wiranata.

Kejadian ini bermula saat sang sopir I Wayan Santika menawarkan jasa taksi kepada penumpang di Koridor Domestik, tepatnya Lorong Kupu-Kupu.

Ternyata, pergerakan I Wayan Santika dipantau oleh dua petugas Avsec yang sedang bertugas.

Dua petugas ini lantas mengimbau I Wayan Santika untuk tidak melakukan kegiatan di koridor.

Teguran itu berujung pada adu argumen, cekcok, hingga nyaris baku hantam antara sopir dan petugas Avsec

Untung ada warga yang melerai sekaligus menengahi.

Lantas I Wayan Santika menuju ke tempat parkir gedung dan mengambil mobil dengan maksud keluar dari bandara.

Di pintu keluar gedung parkir, I Wayan Santika dihadang dua orang petugas bandara ini.

Mendapati dirinya dihadang, I Wayan Santika memilih diam di dalam mobil sejenak. Lalu secara perlahan tancap gas menuju tol gate keluar Bandara.

Ketika berada di gerbang, tol gate tidak naik walaupun tiket parkir sudah diserahkan ke petugas tol gate dan di belakang mobilnya di pasang barier sehingga I Wayan Santika tidak bisa maju dan mundur.

Akhirnya, sopir ini memilih turun dan berjalan kaki meninggalkan mobil, menuju arah keluar bandara dan sampai di Patung Kuda.

Saat turun dari mobil, I Wayan Santika dipanggil-panggil anggota Avsec untuk kembali, namun ia tetap berjalan menuju arah keluar Bandara.

“I Wayan Santika dapat diajak kembali oleh anggota polisi,” tambah sumber petugas Polres Bandara, Selasa, 19 Maret 2024.

I Wayan Santika lantas ke Polres Bandara untuk menyelesaikan permasalahan secara damai.

Langkah-langkah fungsi kepolisian yang telah dilakukan, yakni mediasi untuk menyelesaikan permasalahan.

Kedua belah pihak sepakat damai. Hasil analisa petugas kepolisian, dampak ekonomi yang ada di Bandara I Gusti Ngurah Rai mendorong keberadaan sopir taksi perorangan untuk beroperasi.

Ini sudah berlangsung lama, lantaran tidak adanya aturan yang jelas terkait operasional taksi perorangan di Kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai berdampak pada terjadinya gesekan gesekan yang berimbas pada terganggunya kenyamanan dan kamtibmas di Kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai.

“Kalau tidak ada kejelasan maka akan terulang kembali gesekan antara taksi perorangan dengan perugas Avsec serta antara taksi perorangan dengan taksi yang beroperasi resmi seizin Angkasa Pura 1,” kisahnya sembari berharap ke depan ada pihak yang mendorong Angkasa Pura 1 untuk segera menyusun Aturan Hukum secara jelas.

Terkait dengan gesekan tersebut Kasi Humas Polres Bandara Iptu Nyoman Darsana membenarkan seizin Kapolres.

“Pelaku sempat diamankan di Polres Bandara. Dan untuk saat ini telah dipulangkan karena sudah melalui proses mediasi secara kekeluargaan,” terang Kasi Humas Polres Bandara Iptu Nyoman Darsana. (bp/sat/ken)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!