Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

PuisiSastra

PUISI-PUISI KINANTHI ANGGRAINI

Ilustrasi: Gede Gunada

 

AKSA APRIORI

pertemuan sunyi senantiasa berserat pekat
menanam sederet duri dingin di ufuk dada
mengulum keinginan teramat dahsyat
kini terbelah-belah panggilan rahasia

sementara sesosok satria penjemput ruh
merahasiakan sumpah yang tak pernah tidur
ketika seteguk luka harus :
menjelujuri urat-urat air mata tanpa sarapan pagi
setelah jantung berbilik pinus
menyelamatkan langit malam yang akan runtuh
tanpa ada batas pilihan lain

mungkin benar terlalu berlebihan jika
sepucuk jari langsat, bermata berlian
harus menitipkan lingkar kesetiaan
kepada carut marut dinginnya penantian.

 

LAGA WIRA

/i/
seseorang mengajarkan ketangkasan
mencatat titik api tanpa kobaran
menembus di sela lirik-lirik rajah
mengulang rapat pada sisi murojaah

/ii/
pada ujung napas kitab-kitab berongga
untuk pandangan terakhir seorang syuhada
ia menempatkan ikhlas di puncak rasa sabar
menjahit rapatan nyali, untuk peperangan besar

/iii/
meratakan akibat yang bisa saja menjelma
atas kemurtadan, dan ketundukan berhala
bersenjata ayat yang menumpang doa-doa
menantang hingga menembus:
permintaan penguasa langit
penentu jagad raya

/iv/
sebagaimana lilin mampu menerangi kegelapan
ataukah, memilih membakar dan memadamkan
pada tatapan jauh butir tasbih yang kau temui
telah menempuh jalan tak mudah, tanpa repetisi.

 

SEUTAS SENJA ANATOLIA

senja hangat Anatolia gugur dengan lembut
langit berbuah kantong udara, bergelayut
berlarian di ujung lancipnya bukitbukit tinggi
sebelum malam mengundang, malaikat detik arloji

di sudut sana,
bernaung ratusan ratapan kitab masa lalu
yang masih khidmat tinggal di sela bilik batu
tempias dindingdinding telah menjelma doa
pesanpesan ukiran turut serta berbicara
juga pada lantai tanah rumahrumah
membekas kering bekas tanah basah
sore harinya,
mereka terbit dan tumbuh pada lentera
berwarna kuning, berkaki merah jingga
terang, menyalanyala, berkejarkejar
tinggal di hamparan luas, serupa lava pijar

sementara,
mataku hinggap pada ujung cerobong peri
diantara rekatan tufa dan basal tanah Turki.

 

SENANDUNG JIWA ANGGORO KASIH

simbol api lilin membakar paras bunga kantil
sebagaimana ia menerangi perjalanan arwah
menutup selapis segel perangai ular misterius
pada ujung keramat kapur sirih dan gambir
membiarkan ronce melati melepas kegelapan
sebagaimana ia mampu meneduhkan langgam

menempuh jalan sutra,
membangunkan penjagaan malaikat semesta
menumpang tubuh gamelan, gong dan bonang
senandung harum kenanga dan riuh karawitan
pada sepucuk belahan malam penuh kasih
ia benar-benar hidup di tengah suara gending
mengisi segenap kesadaran jiwa dan raga
neptu selasa kliwon dalam wujud kesaktian

beralas sudut cahaya remangremang magis
ia menelusuri bungabunga yang tampil
berganti paras
mengekalkan aura pemikat pewaris alam
dari dekap kasih ibu bumi.

 

KEPADA BUKIT CEROBONG PERI

I
terlanjur manis menjadi puisi air tawar
bertopi jamur di ujung jenjang pilarpilar
ratusan tahun telah ditempa
hujan abu, erosi dan rahasia
menumpang perut kantong kantong udara
begitu jauh menerbangkan aura butirbutir
bulan yang kini mendekat nyata

II
adalah serangkaian letusan gunung
berpuluh tahun digetahkan oleh gurun
berpagar menjulang garis masa lalu
membingkai derai angin serupa sembilu
pada puncak puncak sinar disela tufa
seringkali muncul selintas raut pesona

III
barangkali benar, saat ini tak ada pemisah
antara angin, tanah dan beratus sejarah
saat merambati dinding cerobong para peri
membisikkan keajaiban yang lupa berkedip
di percik perapian dini hari
sambil menikmati cay dalam cangkir tembaga
direbus pot tanah liat tanpa menambah gula.

 

BIODATA

KINANTHI ANGGRAINI lahir di Magetan, Januari 1989. Karya-karyanya pernah dimuat di Horison, Media Indonesia, Wilayahku (Malaysia), New Sabah 360 (Malaysia), Indopos, Republika, Suara Merdeka, Pikiran Rakyat, Basis, Sinar Harapan, Riau Pos, Banjarmasin Post, Lampung Pos, Solopos, Suara Karya, Bali Post, dll. Prestasi lain yang diraihnya yaitu menjadi Juara 1 Puisi Terbaik pilihan Gerbang Sastra, Bali (2014). Buku puisi tunggalnya yang telah terbit berjudul Mata Elang Biru (Pustaka Puitika, 2014) dan Buku duet yang berjudul Pelajaran Kincir Angin (Buku Katta, 2017) menjadi referensi di Leiden University Library (Leiden, Belanda). Puisinya juga termaktub dalam belasan buku antologi bersama.

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!