Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Hukum & Kriminal

Tembak Istri yang Hamil di Depan Anak, Wayan Agus Yutayasa Gantung Diri

TRAGIS: Ketut Santi (38 tahun) menjalani perawatan medis karena 6 peluru senapan angin bersarang di tubuhnya. Mirisnya, orang yang tega menembaknya sebanyak 7 kali dalam kondisi hamil adalah suaminya sendiri, Wayan Agus Yutayasa alias Kariasa (39 tahun), Rabu, 6 September 2023. (ILUSTRASI)

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Dibuai dan dipuja-puja sebagai The Last Paradise alias surga terakhir, masyarakat Bali tak seluruhnya hidup sejahtera.

Menyumbang devisa dari sektor pariwisata Rp225 triliun per tahun ke pemerintah pusat, namun tak dapat bagi hasil layaknya hasil tambang karena terbentur aturan, provinsi ini menyisakan segudang masalah sosial.

Seiring tuntutan hidup yang semakin tinggi dalam segala aspek, namun tak dibarengi upah memadai, tak sedikit masyarakat Bali yang stres dan tidak bisa mengontrol emosi.

Kasus terbaru, pertengkaran berlatar belakang ekonomi berbuah malapetaka bagi pasangan suami istri di Jalan Ahmad Yani Utara, No. 373, Banjar Tek Tek, Peguyangan, Denpasar Utara, Selasa 5 September 2023.

Dalam pertengkaran yang terjadi sekitar pukul 22.00 Wita itu, di hadapan sang anak, Wayan Agus Yutayasa (39 tahun) tega melepas 7 tembakan ke tubuh istrinya, Ketut Santi (38 tahun) yang sedang hamil.

Terguncang hebat akibat ulahnya sendiri, Wayan Agus Yutayasa alias Kariasa lantas mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Kapolsek Denpasar Utara IPTU Putu Carlos Dolesgit mengatakan setelah mendapatkan laporan dari
AIPTU Putu Della Wibowo, Babinkamtibmas Kelurahan Peguyangan Polsek Denut, tim unit reskrim langsung datangi lokasi kejadian.

Korban Santi ditemukan terbaring lemas di dalam kamar dengan tujuh luka tembakan plus enam butir peluru senapan angin bersarang di tubuhnya.

Tim Unit Reskrim Polsek Denpasar Utara lantas menghubungi ambulance BPBD dan membawa korban ke RS Wangaya untuk perawatan sebelum akhirnya dirujuk ke RSUP Ngoerah untuk penanganan lebih lanjut.

Dalam evekuasi itu, Wayan Agus Yutayasa alias Kariasa, tidak ada di tempat.

Ironisnya, dalam penyisiran ia ditemukan tak bernyawa tergantung dengan tali tambang nilon warna biru sekitar pukul 23.40 Wita di belakang rumahnya. Jenazah Kariasa pun dievakuasi ke RSUP Ngoerah.

“Korban masih di kamar IGD, Ruang Opservasi bedah Bed nomor 57 dengan diagnosa multipel rescue,” ungkap Kapolsek Denpasar Utara, Iptu Putu Carlos Dolesgit.

Ia merinci terdapat luka tembak 1 di pelipis kanan korban, 5 di punggung, 1 di lengan kiri, dan luka robek pada tangan.

Dalam peristiwa tersebut, pihak kepolisian memintai keterangan sejumlah saksi. Mulai dari anak korban dan beberapa warga lainnya.

Diketahui, pertengkaran hebat itu bermula saat Kariasa pulang kerja. Diduga stres, diam-diam ia mengambil senapan angin dan masuk ke kamar. Selanjutnya, ia menembak istrinya di depan sang anak.

“Melihat aksi brutal tersebut. Anaknya lari keluar dari rumah dan menuju jalan raya,” ucap Iptu Putu Carlos.

Anak yang dirahasiakan identitasnya itu, minta bantuan pedagang buah dan menjelaskan bahwa ibunya ditembak senapan angin oleh sang ayah.

Mengetahui hal itu, pedagang toko buah menghubungi kepala lingkungan yang selanjutnya diteruskan kepada Babin Peguyangan Denut dan Polsek Denut.

“Korban dan pelaku sudah melaksanakan upacara nikah secara adat sejak Juni 2023,” tambahnya.

Tiga bulan menikah namun belum memilik akta nikah dan identitas Santi belum masuk KK (Kartu Keluarga) pelaku.

“Motifnya diduga karena masalah ekonomi, sehingga terjadi pertengkaran berujung malapetaka,” cetusnya.

Masalah ini kini ditangani Unit PPA Satuan Reskrim Polresta Denpasar. Barang bukti senapan angin dan tali tambang nilon warna biru pun sudah diamankan. (sat/bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!