Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Hukum & Kriminal

Parah, Diduga Sling Baja 3 Jadi 1, Lift Ayuterra Resort Tetap Beroperasi 

RAGUKAN KESAKSIAN LINGGAWATI UTOMO: TikToker bernama @cak_mat1993 dalam sebuah video berdurasi 2 menit 10 detik mengungkap perbedaan jumlah sling baja lift gondola Ayuterra Resort antara 4 tahun silam dengan 4 bulan lalu. 

 

GIANYAR, Balipolitika.com- Kasus tewasnya Sang Putu Bayu Adi Krisna (19 tahun), Ni Luh Supernigsih (20 tahun), I Wayan Aries Setiawan (23 tahun), Kadek Hardiyanti (24 tahun), dan Kadek Yanti Pradewi (19 tahun) di Ayuterra Resort, Jalan Raya Kedewatan No.17A, Kedewatan, Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, Jumat, 1 September 2023 patut menjadi pembelajaran bagi semua pihak.

Lebih-lebih, kini, banyak akomodasi pariwisata yang dibangun di titik-titik ekstrim dan “rawan” di Pulau Dewata sebagaimana tempat kejadian perkara (TKP) Ayuterra Resort mau tak mau harus mengandalkan lift gondola.

Khusus tragedi Ayuterra Resort, diduga kuat manajemen abai terkait keberadaan sling baja yang jumlahnya berkurang dari 4 tahun silam berjumlah 3 dan kini berjumlah 1, namun tetap beroperasi. 

Dugaan ini diungkap oleh TikToker bernama @cak_mat1993 dalam sebuah video berdurasi 2 menit 10 detik. 

Dijabarkan bahwa ada perbedaan jumlah sling baja lift gondola 4 tahun silam dengan 4 bulan sebelum malapetaka merenggut nyawa 5 nyawa daily worker berusia belia. 

Konten ini sontak menjadi perhatian serius masyarakat sebab ia tak sekadar membandingkan, melainkan juga menampilkan perbedaan foto lift gondola Ayuterra Resort 4 tahun silam dan tahun 2023 sebelum tragedi terjadi.

“4 tahun lalu sling tali bajanya ada 3. Kalian lihat ya ada 1, 2, 3 sling tali baja. Mari kita tengok yang 4 bulan yang lalu. Di tempat yang sama ya bisa kita lihat, sama-sama lihat, sling tali bajanya untuk penariknya cuma 1. Gimana ceritanya cuma 1 sling tali baja itu diizinkan beroperasi? Mohon maaf ya Cik sebelumnya, kalau Cik bilang setiap satu tahun sekali itu ada maintenance, ada perbaikan, harusnya hal seperti ini nggak terjadi ya. Harusnya loh karena ini menyangkut nyawa. Kalau setiap tahun itu dilakukan maintenance harusnya sling tali bajanya masih ada tiga sampai saat ini. Tapi nyatanya di 4 bulan yang lalu sling bajanya cuma ada 1. Gimana ceritanya sling baja cuma ada 1 masih tetap beroperasi? Kalau memang benar-benar melakukan maintenance saat sling tali bajanya itu putus 1 pasti sudah nggak boleh beroperasi. Saya pernah bekerja di sebuah toko yang menggunakan lift seperti ini cuma bedanya ini kan untuk orang nah di toko saya itu untuk barang. Lift untuk barang di toko saya aja ya maintenance-nya 6 bulan sekali. Kalau misalnya ada macet dan lain sebagainya itu pasti dicek. Pasti itu tidak boleh beroperasi. Apalagi ini lift untuk manusia. Kalian bayangkan ya! 4 tahun lalu ada 3 kabel (sling baja, red), 4 bulan lalu ada 1 kabel (sling baja, red). Yakin Cik itu dicek setahun sekali? Yakin itu dicek berkala setahun sekali? Kalau memang dicek secara berkala setahun sekali, hal seperti ini nggak mungkin terjadi Cik. Mohon maaf ya. Hal seperti ini tidak mungkin terjadi kalau misalnya Cik bilang satu tahun sekali pasti ada pengecekan,” sentil TikToker bernama @cak_mat1993,” ujarnya. 

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, di hadapan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) manajemen Ayuterra Resort berdalih sudah melakukan pengecekan berkala terhadap lift gondola setempat. 

Owner Ayuterra Resort, Linggawati Utomo (62 tahun) yang sesuai identitas pengenal tercatat beralamat tetap di 21 Pluit Samudra 2 Jakarta mengatakan bahwa resort yang dikelolanya sudah sesuai dengan SOP (standar operasional prosedur).

Bahkan pengecekan terakhir terhadap lift tersebut sudah dilakukan pada bulan November 2022 dan sudah memenuhi standar yang ditetapkan pemerintah. 

Di sisi lain, hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) tragedi lift gondola Ayuterra Resort pun membuat Polda Bali dan jajaran tak bisa memandang insiden yang menelan 5 nyawa ini sebagai kecelakaan kerja biasa. 

Pertama, peristiwa kecelakaan kerja tersebut diduga terjadi pada saat kelima orang korban hendak naik ke atas dan sudah hampir dekat dengan titik pemberhentian lift alias hampir sampai di atas. Namun, tiba-tiba tali seling yang terbuat dari baja sebagai penarik tabung lift putus yang dimungkinkan tali seling baja tersebut tidak kuat menarik beban ke atas yang cukup berat dan safety pengganjal atau rem tidak berfungsi.

Kedua, tidak menutup kemungkinan ada faktor kelalaian dari pihak manajemen maupun dari teknisi tidak memeriksa secara teliti kondisi lift tersebut maupun melakukan perawatan secara kontinu serta kurangnya safety dengan kondisi TKP sangat curam. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!