Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Parah, Wajah Presiden Jokowi Masuk Got di Bali

Ketua PSI: Kami Berpolitik Happy-Happy Saja

SADIS: Sebuah baliho yang memajang wajah Presiden ke-7 Republik Indonesia dimasukkan ke sebuah got di ruas Jalan Denpasar-Singaraja, tepatnya di Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, Minggu, 24 Desember 2023.

 

DENPASAR, Balipolitika.com Baliho-baliho bertuliskan PSI Partai Jokowi yang bertebaran di seputaran Bali dirusak orang misterius.

Baliho-baliho yang tak hanya menampilkan wajah putra bungsu Presiden RI ke-7 merangkap Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, melainkan juga foto Jokowi itu banyak bertumbangan di sudut-sudut jalan.

Baliho-baliho tersebut ada pula yang dirobek, dirusak, dan bahkan dicabut oleh orang tidak dikenal.

Di ruas jalan Denpasar-Singaraja, tepatnya di Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali tampak sejumlah baliho PSI Partai Jokowi dimasukkan ke dalam got saluran air, Minggu, 24 Desember 2023.

Di lokasi tempat semula baliho PSI Partai Jokowi dipajang, kini terpasang foto salah satu caleg dari partai politik lain. 

Merespons Baliho-baliho bertuliskan PSI Partai Jokowi yang masuk ke got saluran air di Tabanan, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI Bali, I Nengah Yasa Adi Susanto mengaku miris.

Meski demikian, Caleg DPRD Provinsi Bali nomor urut 1 Dapil Denpasar itu mengatakan seluruh kader PSI di Bali menyikapi kondisi tersebut dengan santuy alias happy-happy saja. 

“Kami berpolitik happy-happy saja. Sudah banyak baliho kami dirobek, dirusak, termasuk dimasukkan ke got di ruas jalan Denpasar-Singaraja. Kami berharap oknum-oknum yang belum mengerti demokrasi itu cepat tersadar dan insyaf. Intinya kami tidak akan melapor ke mana-mana. Kami tetap berharap mereka cepat sadar dan menjadikan ajang pemilu ini untuk adu gagasan, bukan saling sikut, saling menjatuhkan, apalagi saling merusak baliho,” ucap  I Nengah Yasa Adi Susanto yang akrab disapa Jero Ong. 

“Harapan saya selaku pribadi masyarakat Bali lekas sadar arti penting demokrasi. Ini adalah bagian dari perhelatan politik. Jadi ada baliho yang dipasang kita harus menghormati, bila perlu kita saling menjaga baliho-baliho tersebut meskipun berbeda partai politik; saling menghormati; tidak perlu saling merusak-merusak atau merobek, dan lain sebagainya,” tandas sosok kharismatik yang juga merupakan seorang pengusaha penyalur tenaga migran Indonesia di kapal pesiar merangkap advokat. (bp) 

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!