Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Rontok Lagi, Atas Nama Solidaritas Putu Wira Tinggalkan NasDem Bali

UNDUR DIRI: Wakil Sekretaris Umum dan Administrasi Dewan Pimpinan Wilayah Partai NasDem Bali, I Putu Gede Wira Diana, S.H., sebut jangan ada manuver sesama pengurus sebelum menyerahkan surat pengunduran diri ke Sekretariat NasDem Bali, Sabtu, 13 Mei 2023.

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Daftar panjang pengurus dan bakal calon legislatif NasDem Bali yang menyatakan diri mundur terus bertambah.

Terbaru, surat pernyataan mundur disampaikan secara langsung ke Sekretariat NasDem Bali oleh I Putu Gede Wira Diana, S.H., Sabtu, 13 Mei 2023.

Pria yang akrab disapa Putu Wira ini sebelumnya dipercaya memegang jabatan Wakil Sekretaris Umum dan Administrasi DPW NasDem Bali.

Ia menyatakan alasan memilih mundur sebagai bentuk solidaritas terhadap keputusan politik I Dewan Nyoman Budiasa dari posisi bacaleg RI dan Ketua DPD NasDem Kota Denpasar.

“Saya memiliki latar belakang sebagai pelatih bela diri tarung drajat. Di sana kita digembleng untuk memiliki karakter sportif dan setia kawan,” kata Putu Wira memulai ceritanya.

Kemudian disampaikan bahwa dirinya memulai kehidupan politik bersama I Dewa Nyoman Budiasa saat awal membangun NasDem Kota Denpasar.

“Saat Pak Dewa Budi mendapat SK Ketua DPD NasDem Denpasar, saya ditunjuk sebagai Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu. Waktu itu NasDem Denpasar baru memiliki satu anggota Dewan dari Dapil Denpasar Utara yakni Agung Widiada. Belum ada gedung sekretariat yang representatif saat itu. Yah, bisa dimaklumi, harga sewa di Kota Denpasar kan terbilang tinggi. Namun semua diatasi oleh Pak Dewa Budi. Hingga akhirnya kita bisa melengkapi struktur kepengurusan sampai tingkat ranting. Hasilnya pemilu 2019 kita bisa meningkatkan perolehan kursi dari satu menjadi tiga kursi,” papar Putu Wira.

Kemudian ia melanjutkan bahwa dari sana ia belajar bahwa dalam berorganisasi yang paling utama adalah solidaritas, membangun persaudaraan, senasib, dan sepenanggungan.

“Bukan bermaksud menggurui, kunci utama soliditas adalah transparansi, keterbukaan, dan membangun sportivitas. Untuk itu aturan organisasi harus ditegakkan secara fairplay. Jangan ada manuver sesama kader. Keputusan organisasi harus dilahirkan dari rapat pleno, bukan dari kongkow-kongkow beberapa pengurus yang hasilnya berusaha untuk mencurangi pengurus lainnya. Kalau keterbukaan dan mekanisme rapat rutin dijalankan, maka tidak akan lagi ada rasa saling curiga sesama kader,” tutup Putu Wira. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!