Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

PuisiSastra

PUISI-PUISI WINARNI DWI LESTARI

Ilustrasi: Gede Gunada

 

OPNAME

dari sekantong infus terjulur
selang bening serupa sulur
vernonia elliptica di beranda rumah kita.
darinya anak-anak hujan menetas
di musim terlalu panas
mengaliri pembuluh nadi menjalar
membawa sejumlah ‘ubar’
bagi rasa cemas.

tirai-tirai hijau menjadi batas
dari rasa-rasa takut yang mengendap
dalam ruangan yang pengap
oleh aura kehilangan.
tirai yang merahasiakan satu papan nama
seperti keriangan masa-masa kecil
bermain petak umpet dengan mata izrail:
entah milik siapa.

sesekali dokter berkunjung menghitung
sisa waktu kita, lalu kita
musti sedih atau bahagia karenanya
sebab kita tak pernah tahu
rekap medis yang tengah disalin
dua perawat menyerupai Raqib dan Atid itu:
apakah bernama sijjin atau illiyyin?

Karawang 2023

 

BRANKAR

betapa berat beban yang kau sangga
dari rasa sedih, cemas dan putus asa
derak-derak rodamu terseret dengan sabar
di sepanjang selasar.
di lantai yang beraroma pembunuh kuman
jalan-jalan saling jalin menuju banyak pintu
yang selalu kau singkap
tetapi tak pernah kau menetap.
dari lengan yang kau dekap erat, terjuntai
selang-selang infus serupa surai
tanaman rambat yang terus berdenyut
samar di dinding berkabut.

tubuhmu setia merawat
tidur-tidur yang terlewat
dengan mimpi menjadi alam terdekat
menuju pulang.
beban makin sarat
meski satu per satu jasad telah diangkat
namun ingatan-ingatan bersikeras tinggal
dan ingin selalu dikenal.

Karawang 2023

 

AUTOPSI

sebidang meja tahan karat
memberinya tempat
untuk mencari-cari sekedar satu sebab
padahal ia tahu malaikat maut
tak perlu punya alasan untuk menjemput.
memberi ruang
pada setiap pendatang
untuk diperiksa dan dicatat
dengan sangat seksama tanpa terlewat
meski jasad tak lengkap.

mula-mula dibukanya
ingatan-ingatan dalam kepala
karena ia yakin masih ada kenangan manis
yang disembunyikan kisah tragis.
lalu menimang dan menimbang
betapa berat bahagia dan tangis
bertarung dalam senyap jantung.
didekapnya dengan hati-hati
sambil merasakan sepotong hati
yang menjadi saksi bahwa masih ada
sesosok manusia yang tak punya hati
di luar sana.
atau memastikan kaki dan tangan
yang di penghujung hayatnya
harus kehilangan pasangan.

pada sebidang meja licin
wajah yang tak lagi bicara itu bercermin
masih tetap berharap
satu keadilan akan berhasil ia ungkap.

Karawang 2023

 

MORTUARIUM

tak ada denyut di sini selain
jam dinding
berdetak nyaring
menyuarakan arti keberadaannya
karena setiap usia akan usai.
tak ada harapan di sini selain
kenangan
yang seluruh atau sebagian
terus berusaha disegarkan
dalam peti pendingin.
ruang terasing tempat
menumpang berduka sebentar
menampung air mata lalu keluar
hanya mayat dan malaikat
maut saja yang sudi rehat
sejenak merasakan sisa napas merayap
pada dinding-dinding dingin dan gelap.
lantai lembab menyimpan suara
derak-derak roda brankar
dan derit pintu keluar
yang kerap membuat pendingin
udara bergidik menebar aroma formalin.

di sebelah,
ruangan penuh alat bedah
timbangan organ dan meja pemotong jasad
sabar menunggu sesuatu yang tiba-tiba lewat.

Karawang 2023

 

BESUK

di pelataran bangunan serba putih
aroma lantai merekam sedih
merebak menyambut pendatang
seakan hanya izrail atau yang telah hilang
akal, yang berhak tertawa di sini.
lorong-lorong gelap di setiap
persimpangan ada markah:
menuju mortuarium atau pintu keluar.
bangku-bangku panjang selalu ‘tertunduh’
menanti satu daun sidrat al-muntaha luruh
dengan menggenggam satu nama.
namun orang-orang yang singgah
masih menaruh harap pada bangsal
yang kini mempunyai status sosial
meski harapan itu setipis tirai
bergeming saat maut telah sampai.

hakikatnya para pembesuk ini
berbondong untuk menyambangi
luka dan kematiannya sendiri.
atau hanya sekedar mencicil
nyeri dan sekarat secuil demi secuil
sambil berharap
itu tiba disaat semua urusan telah lengkap.

Karawang 2023

 

BIODATA

Winarni Dwi Lestari, lahir di Tuban, kini menetap di Karawang, Jawa Barat, sebagai ibu rumah tangga & menekuni usaha property. Puisinya pernah dimuat di media cetak, media online maupun buku antologi bersama. Pecinta puisi dan masih terus belajar menulis puisi. IG: @winarni_2lestari. FB: http://www.facebook.com/winarni.lestari

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!