KEJAR-KEJARAN: Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, Kadiskes Bali dr. I Nyoman Suarjaya, dan Dekan FK Unud dalam kegiatan donor plasma konvalesen di Kampus Unud Sudirman, Rabu (21/7/2021) lalu
DENPASAR, BaliPolitika.Com– Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Bali dinilai gagal total. Dimaksudkan untuk meredam kasus, kebijakan yang berlangsung selama 18 hari antara 3-20 Juli 2021, justru mendongkrak kasus Covid-19 di Pulau Dewata. Jumlah kasus terkonfirmasi positif melesat sebanyak 12.025. Kondisi ini diperparah dengan angka kematian yang melesat gila-gilaan sebanyak 246 kasus.
Bukannya diperketat karena tambahan kasus dan kematian melambung tinggi selama 18 hari PPKM Darurat, Provinsi Bali justru dilonggarkan.Pelonggaran ini dimuat dalam Instruksi Mendagri No. 22 Tahun 2021 yang ditandatangani Menteri Dalam Negeri RI, Muhammad Tito Karnavian, Selasa, (20/7/2021) menindaklanjuti arahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Pelonggaran itu berbuah malapetaka. Dalam 4 hari, 21-24 Juli 2021, Satuan Tugas Penanganan Coronavirus Disease 2019 Provinsi Bali melaporkan penambahan kasus positif sebanyak 4.825, pasien sembuh sebanyak 2.692 orang, dan pasien meninggal dunia bertambah 113 orang.
Secara terperinci tambahan jumlah kasus tersebut dijabarkan sebagai berikut. Rabu (21/7/2021) kasus konfirmasi positif bertambah 1.111, sembuh 658 orang, meninggal dunia 23 orang, dan dalam perawatan 8.060. Kamis (22/7/2021) kasus konfirmasi positif bertambah 1.250, sembuh 652 orang, meninggal dunia 33 orang, dan dalam perawatan 8.625. Jumat (23/7/2021) kasus konfirmasi positif bertambah 1.407, sembuh 686 orang, meninggal dunia 32 orang, dan dalam perawatan 9.305. Sabtu (24/7/2021) kasus konfirmasi positif bertambah 1.057, sembuh 696 orang, meninggal dunia 25 orang, dan dalam perawatan 9.650. (tim/bp)
