DENPASAR, Balipolitika.com– Selain lokalisasi Danau Tempe, Danau Poso, Semawang, dan sekitarnya, kini para pria hidung belang juga kerap berburu di Lumintang, Denpasar.
Pernah digerebek petugas Satpol PP Kota Denpasar 4 tahun silam atau tepatnya, Senin, 18 Januari 2021 serta mengamankan 18 perempuan PSK kala itu, kini Lokalisasi Lumintang yang berlokasi di Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar Utara semakin eksis.
Kecuali hari raya Nyepi, nyaris setiap hari Lokalisasi Lumintang beroperasi sehingga rata-rata seorang PSK bisa melayani pria hidung belang lebih dari tiga kali dalam semalam.
Jasa pelayanan itu akan melonjak drastis di akhir pekan alias malam minggu di mana seorang PSK bisa melayani lebih dari 10 pria hidung belang dalam semalam.
“Rp700 ribu dipungut sama papi dan mami. Yang diberikan datang naik mobil. Diambil tanggal muda, biasanya sebelum tanggal 5,” ucap salah seorang warga yang kerap mangkal di lokalisasi itu.
Ia menilai setoran 700 ribu per kepala itu relatif kecil dibandingkan pemasukan yang didapat si PSK.
Bayangkan saja, jika berhasil melayani 10 pria hidung belang dalam semalam, maka duit yang masuk tinggal dikalikan Rp200.000 sehingga menjadi Rp2.000.000 semalam.
Seandainya pun hanya mendapat 2 pelanggan dalam semalam, setoran itu masih relatif kecil bagi seorang kupu-kupu malam.
“Hari biasa kurang lebih seorang PSK melayani 2-3 pelanggan. Malam minggu jumlahnya nambah berlipat-lipat. Lokalisasi Lumintang selalu rame sehingga ada shift pagi dan shift malam. Shift pagi biasanya buka dari jam 10 pagi sampai 10 malam. Kalau shift malam, setelah magrib sampai tutup, kira-kira jam 3 dini hari,” bebernya.
Adapun tarif sekali kencan yang dibanderol rata-rata Rp200.000 sampai Rp300.000 sekali kencan.
Namun tak jarang PSK berusia belia dan berparas cantik memasang tarif lebih mahal.
Meski demikian, para lelaki hidung belang yang beruntung saat lokasasi sepi bisa memperoleh harga spesial hingga Rp100.000 sekali kencan.
“Mereka rata-rata tinggal di luar. Ada yang ngekos atau ngontrak rumah. Tak jarang yang datang bekerja membawa serta anak-anak mereka yang masih kecil lalu diasuh PSK lainnya saat si ibu melayani pelanggan,” urai sumber.
Bagaimana jika seorang PSK mentruasi atau datang bulan? Sumber menyebut mereka bisa tetap bekerja di lokasi tersebut sebagai pendamping tamu minum-minum.
“Jika ada PSK yang menstruasi atau datang bulan mereka biasanya melayani pengunjung yang minum-minum. Jadi yang ke sana (lokalisasi, red) tidak semuanya untuk menyewa PSK, tetapi ada juga yang datang hanya untuk minum-minum,” tambah sumber.
Dikonfirmasi Sabtu, 31 Mei 2025 siang, Kasatpol PP Denpasar, Anak Agung Ngurah Bawa Nendra belum menjawab pertanyaan redaksi soal dugaan adanya setoran PSK Lokalisasi Lumintang sebesar 700.000 per orang per bulan tersebut. (bp/tim)