Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Hukum & Kriminal

Jero Dasaran Alit Rayakan Malam Tahun Baru 2024 di Penjara

BABAK BARU: Kadek Dwi Arnata alias Jero Dasaran Alit diapit dua orang personil Polres Tabanan sebelum akhirnya menghuni sel, Kamis, 29 Desember 2023.

 

TABANAN, Balipolitika.com- Menyandang status tersangka berdasarkan surat nomor B/48/X/RES. 1.24/2023/Sat Reskrim sejak Rabu, 11 Oktober 2023, kasus Kadek Dwi Arnata alias Jero Dasaran Alit memasuki babak baru. 

Informasi yang dihimpun redaksi balipolitika.com, terhitung sejak Kamis, 29 Desember 2023, Jero Dasaran Alit sudah menghuni sel tahanan Polres Tabanan. 

Penegasan status baru Jero Dasaran Alit sebagai tahanan Polres Tabanan dibenarkan kuasa hukum korban NCK (22 tahun), I Nyoman Yudara, SH, Jumat, 30 Desember 2023.

Terangnya surat pengaduan masyarakat (dumas) dengan nomor registrasi (No. Reg): SPM/156/IX/2023/SPKT/POLRES TBN/POLDA BALI yang diterima oleh Brigadir I Made Eka Supartika, SH., MH, Jumat, 22 September 2023 telah naik menjadi laporan polisi dan kini telah dilimpahkan tahap 1 ke Polres Tabanan.

“Sudah dilakukan pelimpahan berkas, alat bukti, dan tersangka ke Polres Tabanan pada Kamis, 29 Desember 2023. Tersangka Kadek Dwi Arnata alias Jero Dasaran Alit sudah ditahan di Polres Tabanan. Rencananya tahap 2, yakni pelimpahan ke Kejaksaan Negeri Tabanan akan dilaksanakan pada bulan Januari 2024,” ungkap I Nyoman Yudara, SH.

Diketahui Polres Tabanan menetapkan tokoh agamawan muda asal Tabana itu sebagai tersangka terkait kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh gadis asal Desa Depeha, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng usai menjalani pemeriksaan pada Kamis, 12 Oktober 2023.

Terkait kronologi peristiwa hingga NCK akhirnya menjadi korban pelecehan seksual, Yudara mengatakan korban yang dalam keadaan sakit saat itu kumpul-kumpul dengan teman-teman kos dan tuan rumah. Sedang makan di teras kamarnya yang berada di lantai bawah tahu-tahu dia di-WA oleh terduga pelaku diajakin keluar. 

“Dia bilang tidak Kak saya lagi sakit. Daripada gabut, ayo keluar jalan-jalan seputaran Kediri saja. Demikian bujuknya,” tandas Yudara. 

Korban pun akhirnya bersedia dan langsung mandi dan sembahyang sebelum akhirnya dijemput terduga pelaku. 

“Dicegah sempat oleh tuan rumahnya dan dinasehati lagi sakit tidak usah keluar, namun korban menjawab sebentar saja untuk menghilangkan suntuk. Akhirnya keluarlah, tapi tidak diajak ke Kota Kediri, melainkan ke arah Pantai Kedungu. Kaget korban. Dalam keadaan tidak begitu mengenal wilayah itu, dia bertanya kenapa ke pantai dan berkata di sana kan tidak ada orang. Sudah malam. Akhirnya sampailah di Pantai Seseh di Cemagi. Sampai di sana korban buang air ke toilet. Dari toilet korban minta diantar pulang ke kos karena semakin tidak enak badan,” beber Yudara. 

Sejurus kemudian, korban pun diantar ke kos. “Di dalam perjalanan paha korban sudah mulai diraba-raba sampai di depan kos. Antara sadar dan tidak karena pusing di kendaraan korban sempat tertidur sebentar kemudian bangun. Sampai di kos, dia memaksa mengantar sampai ke kamar dengan alasan sekalian mau pinjam tempat pipis,” lanjutnya. 

Singkat cerita, ke kamarlah keduanya. Si cewek rebahan dalam posisi telungkup karena merasa pusing dan mual. 

Saat itu, korban berpesan kepada terduga pelaku nanti kalau keluar agar lampu dimatikan dan pintu ditutup. 

Memang benar pintu ditutup dan lampu dimatikan, namun terduga pelaku kembali balik meminta minyak urut dengan alasan gatal. 

“Setelah itu posisi korban yang telungkup dibalik oleh terduga pelaku sambil berkata kamu jangan tengkurap. Tahu-tahu korban sudah digerayangi, dibuka baju segala macam dalam posisi kurang sadar karena sakit dan pusing. Sampai pada saat celana korban dilepas, nyangkut tidak bisa turun. Celana korban nyangkut di pergelangan kaki. Ditarik paksa akhirnya kaki korban luka oleh jam tangan Dasaran Alit. Korban kaget lalu tersadar dan bertanya kok saya dibeginikan kak? Pelaku berkata diam tidak boleh nanya dan langsung diterkam, langsung disetubuhi walaupun singkat tapi sempat masuk dan ada sperma berceceran,” tegas Yudara.

Disinggung kenapa korban seolah-olah tidak berdaya dan tidak berteriak minta tolong saat dilecehkan secara seksual? Yudhara berkata sejak awal korban dalam kondisi sakit dan lemas karena maag dan pusing-pusing.

“Korban tidak enak badan dan tidak kuat naik mobil sehingga pusing. Korban tidak biasa naik mobil sehingga mabuk kendaraan. Dugaan pelecehan seksual kemungkinan itu yang akan masuk unsur karena bagaimanapun korban sudah dilecehkan secara seksual ya adanya karena sampai ada ceceran sperma. Masalah perkosaan beda kasus jadinya. Kalau pelecehan ya,” tegasnya. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!