KOMITMEN DEMOKRASI: Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Bali, I Putu Agus Tirta Suguna (istimewa).
DENPASAR, Balipolitika.com- Ketua Bawaslu Bali, I Putu Agus Tirta Suguna sebut ketepatan data pemilih dalam sebuah sistem demokrasi bukan sekadar urusan administratif, melainkan jantung dari kesetaraan dalam partisipasi politik.
Lewat data pemilih yang memuat setiap warga negara yang berhak nyoblos, proses pemilihan bukan sekadar sebuah rutinitas, tetapi panggung di mana tiap suara memiliki kekuatan seimbang.
“Untuk itu kami di Bawaslu Bali selalu kawal hak suara masyarakat. Selain membuka posko aduan masyarakat di tahapan coklit, kami juga akan lakukan patroli kawal hak pilih. Ini bentuk komitmen kami menjaga hak suara pemilih,” kata Suguna beberapa waktu lalu.
Patroli kawal hak pilih ini, imbuhnya akan menyasar secara langsung pemilih rentan yang berpotensi terabaikan hak pilihnya.
Tak hanya yang rentan terabaikan, Bawaslu Bali juga fokus pada hak pilih yang berpotensi disalahgunaka seperti pemilih disabilitas, lansia, serta masyarakat yang memang memerlukan advokasi alias pendampingan.
“Kami akan maping dan datangi langsung. Bukan hanya disabilitas saja, namun juga lansia. Itu kan kelompok yang perlu fasilitas khusus dalam menggunakan hak suaranya. Kami akan klasifikasi sesuai ragam disabilitas,” pungkas pria asal Gianyar tersebut.
Suguna juga menegaskan bahwa komitmen Bawaslu Bali adalah memastikan setiap suara terdengar dan setiap warga negara memiliki kesempatan adil untuk berpartisipasi menyongsong masa depan Bali melalui Pilkada Serentak 2024. (bp/ken)
