REMBUK STUNTING: Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa bersama Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar, Nyonya Ayu Kristi Arya Wibawa membuka secara resmi Rembuk Stunting Kota Denpasar di Hotel Aston Cokroaminoto Denpasar, Kamis, 14 Maret 2024.
DENPASAR, Balipolitika.com– Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa bersama Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar, Nyonya Ayu Kristi Arya Wibawa membuka secara resmi Rembuk Stunting Kota Denpasar di Hotel Aston Cokroaminoto Denpasar, Kamis, 14 Maret 2024.
Kegiatan yang diikuti jajaran dinas kesehatan, satgas stunting, camat, perbekel, lurah, Kepala UPTD Puskesmas, dan kader pembangunan manusia se-Kota Denpasar ini bertujuan untuk mendukung upaya berkelanjutan dalam menurunkan angka stunting.
Usung tema “Melalui Semangat Vasudhaiva Kutumbakam, Kita Wujudkan Kota Denpasar Bebas dari Stunting”, acara ini digelar untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan stunting secara terintegrasi, antara perangkat daerah selaku penanggung jawab layanan dengan sektor atau lembaga non pemerintah.
Pemerintah Kota Denpasar sendiri menargetkan angka penurunan stunting mencapai 4 persen.
Dalam rembuk stanting juga dilakukan penandatangan komitmen bersama dalam menurunkan stunting di Kota Denpasar.
Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan Kota Denpasar berkomitmen dalam menurunkan angka stunting.
Terbukti dalam 3 tahun terakhir, Denpasar terus mengalami penurunan stanting, yang semula 14,48 persen pada tahun 2020, turun menjadi 9 persen pada tahun 2021, dan tahun 2022 turun menjadi 5,5 persen untuk tahun 2023 namun belum dipublish oleh Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
“Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan, Ketua Tim Penggerak PKK, Lembaga Adat, Kader Pembangunan Manusia, para pengusaha dan semua pihak. Namun demikian Pemerintah Kota Denpasar tetap berkomitmen untuk terus menurunkan angka stunting dengan target 4 persen,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Denpasar I Putu Wisnu Kusuma Wijaya melalui rembug stunting diharapkan dapat menyepakati rencana kegiatan intervensi penurunan stunting terintegrasi untuk tahun 2025 yang akan dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Kerja Perangkat Daerah.
Di mana, berdasarkan hasil analisis situasi, sebagai komitmen pemerintah daerah dan membangun komitmen publik dalam kegiatan penurunan stunting.
“Melalui pelaksanan progam dan kegiatan diharapkan target indikator pembangunan bidang kesehatan yaitu menurunkan prevalensi stunting pada anak di bawah usia 2 (dua) tahun dapat tercapai, untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif sebagai modal dasar pembangunan di Kota Denpasar,” ungkapnya. (bp/ken)