Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Gibran Rakabuming di Pusat, di Bali Agung Manik Danendra AMD

Calon Gubernur Nindihin Bali, Jalin Silaturahmi di Rumah Kebangsaan

NASIONALISME: Tokoh Muda Bali Agung Manik Danendra AMD bersama tokoh serta Penglingsir Puri Agung Tegal Denpasar Pemecutan bersama Ketua Yayasan Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan, I Ketut Udi Prayudi, Rabu 20 September 2023.

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Sepak terjang tokoh muda Bali, Agung Manik Danendra AMD selalu menarik perhatian.

Terbaru, Ketua Yayasan Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan (Rumah KaKek) I Ketut Udi Prayudi menilai tidak banyak tokoh muda di Bali yang memiliki konsistensi seperti Agung Manik Danendra AMD.

“Tiang lihat kan konsistensi. Tadi disebutkan dari zaman mahasiswa sampai sekarang, semangat kebangsaan ini tetap terjaga. Ini sangat penting dimiliki oleh para pemimpin di Bali,” kata Udi Prayudi yang juga mantan anggota KPU Bali saat menerima kehadiran Tokoh Muda Bali Agung Manik Danendra AMD yang juga Founder AMD Center bersama tokoh serta Penglingsir Puri Agung Tegal Denpasar Pemecutan saat mengunjungi Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan Pasraman Satyam Eva Jayate pada Rabu 20 September 2023.

Udi Prayudi juga sangat mengapresiasi semangat kebangsaan, semangat nasionalisme yang dimiliki seorang Agung Manik Danendra AMD di tengah keberagaman yang ada, termasuk di nasional maupun di Bali.

Karakter inilah yang menjadi spirit bagi anak-anak Rumah Kebangsaan bagaimana mereka bisa tetap mewarisi hal-hal positif dari Agung Manik Danendra AMD

“Spirit-spirit kebangsaan, konsistensi, termasuk juga nasionalisme, itu harus tetap terjaga. Apalagi di tengah Puputan Badung, tentunya ini sebagai pengingat kepada kita untuk mengingat bagaimana sejarah bangsa, sejarah pahlawan kita harus tetap kita warisi. Nah ini Beliau mengingatkan kita semua untuk mewarisi semangat cinta kepada bangsa ini,” paparnya.

Terkait dengan konteks kebangsaan di mana Bali dikenal dengan toleransi yang tinggi dan sangat menghargai keberagaman, yang tentunya membutuhkan sosok pemimpin yang mampu menjaga dan menguatkan taksu Bali serta benar-benar nindihin Bali, Udi Prayudi tanpa ragu-ragu menyebut sosok Agung Manik Danendra AMD menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat untuk Nindihin Bali.

Ketika di pusat muncul sosok Gibran Rakabuming, maka di Bali muncul sosok Agung Manik Danendra AMD.

Udi Prayudi menilai Agung Manik Danendra AMD memiliki komitmen, konsistensi, dan termasuk juga idealisme untuk menjaga Bali dan nusantara.

Tidak hanya menjadi gubernur, Agung Manik Danendra AMD juga disebutkan pantas menjadi presiden.

“Ketika di pusat muncul seorang Gibran, kenapa tidak di Bali kita munculkan seorang AMD. Ini kan pilihan kepada masyarakat Bali juga kan gitu, untuk bagaimana kedepannya juga banyak kita memiliki alternatif-alternatif pilihan tokoh-tokoh muda yang punya komitmen, konsistensi, termasuk juga idealisme menjaga Bali dan Nusantara. Tidak hanya gubernur, AMD bahkan layak jadi Presiden,” pungkas Udi Prayudi.

Sementara itu kunjungan istimewa Agung Manik Danendra AMD ini bertepatan dengan peringatan Hari Puputan Badung yang diperingati 20 September tiap tahunnya. Sebelumnya Agung Manik Danendra AMD dan rombongan berangkat dari Gedung AMD Center, di Jalan Letda Tantular Nomor 1 Renon Denpasar.

Dalam suasana heroik dan kebangsaan peringatan Hari Puputan Badung, Agung Manik Danendra AMD yang merupakan tokoh bangsawan berdarah biru trah raja yang dikenal sangat dekat dengan anak-anak muda ini menggaungkan kembali semangat dan spirit kebangsaan, spirit patriotisme, dan nasionalisme menjaga tanah air dari berbagai ancaman dan rongrongan.

Agung Manik Danendra AMD juga membawa pejati ke Rumah Kebangsaan dan Kebhinnekaan ini untuk dihaturkan kepada para leluhur dan mendoakan para leluhur yang gugur berjuang membela tanah Bali yang keramat.

Tokoh Milenial Bali bernama lengkap Dr. Anak Agung Ngurah Manik Danendra, S.H., M.H., M.Kn., yang digadang-gadang sebagai calon Gubernur Bali pada Pilgub Bali 2024 ini menggaungkan gema kebangsaan dengan menyumbangkan “Genta Kebangsaan” berlapis emas kepada Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan.

Genta Kebangsaan ini diserahkan Penglingsir Puri Agung Tegal Denpasar Pemecutan kepada Ketua Yayasan Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan (Rumah KaKek) I Ketut Udi Prayudi.

Sebagai bentuk melestarikan tradisi leluhur, Agung Manik Danendra AMD dan para tokoh yang hadir bersama Udi Prayudi dan para generasi muda dari berbagai daerah di nusantara melempar koin ke kolam istimewa yang berisi 45 air dari 45 sumber mata air di nusantara yang ada di depan Padma Candi Nusantara di Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan sebagai simbolis mewujudkan spirit gotong royong yang menjadi karakter bangsa Indonesia.

Tokoh yang viral dengan sebutan The Real Sultan Dermawan Bali ini juga menuliskan doa di batu prasasti di Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan ini disaksikan para tokoh yang hadir.

Di sisi lain Genta Kebangsaan berlapis emas berukuran besar yang diserahkan Agung Manik Danendra AMD ini menjadi pemberian yang istimewa.

Secara simbolis Agung Manik Danendra AMD menggaungkan gema kebangsaan dengan membunyikan “Genta Kebangsaan” berlapis emas di Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan yang suara dan gaungnya seperti bergema di seluruh Bali bahkan Nusantara sebagai simbol spirit persatuan dan kesatuan untuk menjaga NKRI.

Genta Kebangsaan berlapis emas ini tidak di-pasupati dengan ritual upacara Hindu, melainkan hanya sebagai simbolis gema kebangsaan dan gema persatuan yang ditandai dengan Agung Manik Danendra AMD membunyikan dan menggaungkan suara “Genta Kebangsaan” ini.

Agung Manik Danendra AMD menjelaskan secara filosofis dan makna kenapa “Genta Kebangsaan” ini digaungkan dari Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan.

Dari tempat tersebut dirinya ingin menggaungkan kembali untuk mengeratkan nilai kebangsaan sehingga bisa mewujudkan Bali sesuai dengan cita-cita rakyat, yakni pro kemakmuran rakyat untuk keajegan dan kemakmuran rakyat.

Hal ini sejalan dengan tagline perjuangan yang diharapkan rakyat Bali dapat diemban oleh AMD yakni: “AMD Milik Kita: Bersama Mewujudkan Pembangunan Bali yang Pro Kemakmuran Rakyat.”

“Jadi sesuai cita-cita masyarakat Bali kita gaungkan dari Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan ini ditandai dengan membunyikan “Genta Kebangsaan”. Kita ajak semua tokoh dan semua kalangan, entah itu tokoh senior, millennial, generasi Z, tokoh lintas agama apa pun. Dari sanalah kita menggemakan kebangsaan itu,” kata Agung Manik Danendra AMD yang dikenal juga sebagai pejuang Hindu Nusantara karena banyak membantu pembangunan pura di luar Bali dan selalu konsisten dengan berbaginya dengan tagline “AMD Milik Kita: Bersama Mewujudkan Pembangunan Bali yang Pro Kemakmuran Rakyat” dan dinilai sebagai sosok yang tepat memimpin Bali, sosok yang paling berani nindihin jagat Bali.

Terkait kehadirannya di Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan ini AMD mengaku pihaknya ingin mengapresiasi tempat yang menjadi wadah berkumpulnya generasi muda dari seluruh nusantara ini sebab Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan ini adalah organisasi non profit dan organisasi terbuka yang hadir untuk turut serta dalam nation building atau membangun karakter bangsa.

“Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan ini yang kita ketahui bergerak bersama masyarakat untuk memastikan termanifestasikannya nilai-nilai Kebhinekaaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di samping itu pula kami ingin mengetahui lebih dekat lagi keberadaan Rumah Kebangsaan Bali ini dan tentunya menjalin tali silaturahmi antara Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan dengan AMD Center,” terang Agung Manik Danendra AMD yang dikenal sebagai tokoh yang lahir dari keluarga Puri yang dekat dengan semua lapisan masyarakat dan Cucunda tokoh legenda dua jaman I Gusti Ngurah Oka Pugur Pemecutan ini.

Saat disinggung mengenai kedatangannya di Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan ini bertepatan dengan hari heroik bersejarah 20 September yang diperingati sebagai hari Puputan Badung, dan bagaimana refleksinya tentang Puputan Badung dengan kondisi kebangsaan saat ini, Agung Manik Danendra AMD menjelaskan Puputan Badung adalah perang puput melawan penjajahan Belanda, suatu langkah heroik dari ksatria Badung dan rakyatnya dalam membela mempertahankan tanah kelahiran.

“Sebagai suatu kehormatan untuk mengenang kepahlawanan tersebut wajib pratisentana Beliau untuk memperingatinya minimal mengenang jiwa kepahlawanan Beliau seperti yang kita lakukan sekarang, cukup dengan satu pejati menurut kami itu sudah satu penghormatan atas jasa-jasa para pahlawan,” papar Agung Manik Danendra AMD.

“Berkaca dari jiwa heroik para leluhur, refleksi kondisi kebangsaan sekarang dan kedepannya titiang melihat kondisi jiwa kebangsaan untuk anak-anak bangsa ini dimotivasikan mempertahankan kedaulatan tanah air dalam bingkai nusantara, merupakan rangkaian perjuangan dalam mengisi kemerdekaan Indonesia wajib generasi muda ikut serta dalam pembangunan nasional khususnya daerah,” sambung Agung Manik Danendra AMD yang merupakan putra dari tokoh pendidikan Bali, Ayahandanya adalah pejuang kemerdekaan RI sebagai Ketua Legium garis depan dengan mendapatkan bintang gelar kehormatan dari Presiden Soeharto.

Saat ditanya wartawan mengenai apa persoalan kebangsaan saat ini krusial dihadapi bangsa Indonesia terlebih juga di saat tahun-tahun politik jelang Pemilu 2024 dan bagaimana mengatasinya, Agung Manik Danendra AMD menggambarkan buah pemikirannya tentang dinamika kebangsaan saat ini.

“Bicara masalah persoalan kebangsaan ini sangat banyak ya yang dihadapi bangsa ini, bangsa besar dengan pluralisme beragam suku dan daerah ini habis satu buku kalau diterangkan,” ungkap tokoh yang tidak suka pamer, low profile dan gemar berbagi, membantu pembangunan pura di nusantara hingga viral dengan sebutan The Real Sultan Dermawan Bali ini.

“Titiang bahas satu saja ya. Pertama persoalan karakter, pendidikan karakter ini yang menurut Titiang harus segera diatasi karena semua akar permasalahan berawal dari situ. Karakter merupakan sifat kejiwaan, tabiat, akhlak atau budi pekerti seseorang atau penekanan karakter baik itu sifat yang menjadi tanda-tanda kebaikan, kebajikan dan kematangan moral seorang. Titiang ambil contoh seorang guru harus ditiru dan digugu oleh muridnya, kalau guru tidak punya karakter yang baik bagaimana dengan muridnya. Seorang pemimpin juga wajib punya karakter yang baik sehingga bisa diikuti disegani oleh masyarakatnya,” papar Agung Manik Danendra AMD.

Sebelumnya dalam sambutannya, Udi Prayudi mengungkapkan bahwa Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan (Rumah KaKek) menjadi wadah berhimpunnya generasi muda nusantara yang diinisiasi pembangunannya oleh KMHDI sejak tahun 2018.

Di kawasan Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan juga berdiri Padma Candi Nusantara yang di-groundbreaking oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika di penghujung masa jabatannya pada tahun 2018.

“Beliau meng-groundbreaking satu minggu sebelum berakhirnya masa jabatan Beliau. Walaupun pembangunan Rumah Kakek ini baru 60 persen dengan semangat gotong royong dan semangat kebangsaan kami yakin bisa terwujud semua,” terang Udi Prayudi.

Di Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan ini juga ada kolam kebangsaan yang sebelumnya telah diisi 45 air dari 45 mata air dari seluruh penjuru nusantara disatukan pada saat pemlaspasan Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan ini.

“Pada saat pemlaspasan kami juga nuur tirta dari tirta 45 pura di seluruh Indonesia. Dari ujung timur mulai dari tirta dari Pura Amerta Bhuwana di Jayapura sampai di ujung barat tirta dari Pura Sriwijaya Palembang. Jadi kalau nangkil tidak perlu keliling-keliling. Driki ring ajeng Padma Candi kami linggihkan 45 tirta dari seluruh nusantara,” terangnya.

Di sisi lain wartawan masih penasaran dengan rencana gugatan Rp22 triliun yang rencananya dilayangkan Agung Manik Danendra AMD kepada Gubernur Bali Wayan Koster ketika masih aktif menjabat jika berani menerbitkan Perda Larangan Mendaki seluruh Gunung di Bali.

Sedangkan faktanya hingga habis masa jabatan Koster sebagai Gubernur Bali, Perda tersebut tak kunjung diterbitkan oleh Koster.

Netizen pun menilai batalnya diterbitkan Perda Larangan Mendaki Seluruh Gunung di Bali karena Koster takut dengan gugatan Rp22 triliun dari Agung Manik Danendra AMD.

Agung Manik Danendra AMD yang hendak naik ke mobilnya dikejar-kejar dan dicegat wartawan kemudian langsung dicecar dengan pertanyaan soal kejelasan nasib gugatan Rp22 triliun tersebut.

Saat ditanya wartawan terkait hal tersebut, Agung Manik Danendra AMD memberikan penjelasan yang gamblang. Dikatakannya bahwa gugatan tersebut akan dikeluarkan Jika Perda Larangan Mendaki Gunung di Bali diterbitkan.

Agung Manik Danendra AMD menambahkan bahwa perbuatan melawan hukum oleh penguasa tersebut bisa digugat. Namun Agung Manik Danendra AMD kembali mengatakan bahwa gugatan tersebut tidak dikeluarkan karena Wayan Koster tidak menerbitkan Perda larangan mendaki gunung di Bali.

“Gugatan itu kan sebenarnya kalau sudah ada Perda, produk hukumnya keluar, itu boleh digugat. Itu dalam hukum dibolehkan, jadi itu onrechtmatige overheidsdaad. Jadi dibolehkan. Perbuatan melawan hukum ya. Dan kita harus buktikan, apakah memang apa yang disampaikan dengan Perda larangan gunung itu sesuai dengan kondisi di Bali? Kan seperti itu. Apakah memang benar banyak yang mendukung? Mana yang lebih banyak mendukung atau yang menolak. Nah nanti kan kita buktikan di pengadilan. Tapi kan sekarang masalahnya beliaunya tidak melakukan itu,” paparnya.

Saat ditanya wartawan terkait anggapan publik yang menyebut Wayan Koster takut digugat Rp22 triliun, Agung Manik Danendra AMD meminta para wartawan menanyakan hal tersebut kepada yang bersangkutan.

“Masalah takut nggak takut tanyakan kepada Pak Koster ya. Kita kan hanya berusaha,” ungkap Agung Manik Danendra AMD.

Sementara terkait dengan hubungannya dengan Wayan Koster, khususnya pasca Koster sudah tidak menjabat lagi sebagai Gubernur Bali, Agung Manik Danendra AMD menegaskan bahwa hubungannya dengan mantan Gubernur Bali tersebut baik-baik saja dan justru dirinya mengaku menghormati Wayan Koster sebagai mantan Gubernur Bali.

“Oh masih tetap bagus. Kita menghormati beliau sebagai mantan Gubernur. Kalaupun misalnya Perda tidak dibuat ya kita juga tidak bisa melakukan gugatan apa,” ungkapnya.

Agung Manik Danendra AMD lantas menyebut tidak diterbitkannya Perda Larangan Mendaki Seluruh Gunung di Bali tersebut sebagai kemenangan rakyat Bali.

“Mungkin itu seperti yang pernah saya bilang, artinya kemenangan rakyat Bali,” pungkasnya. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!