Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Hukum & Kriminal

Istri Putu Pekak: Pembunuh Suami Saya Lebih dari 7 Orang

IBU TANGGUH: Ni Nengah Wikarsini, 37 tahun berharap pembunuh suaminya, Putu Eka Astina alias Putu Pekak, 40 tahun yang jumlahnya lebih dari 7 orang mendapatkan hukuman setimpal sesuai perundang-undangan yang berlaku.

 

DENPASAR, Balipolitika.com– Di depan mata dan kepalanya sendiri, Ni Nengah Wikarsini, 37 tahun menyaksikan suaminya, Putu Eka Astina alias Putu Pekak, 40 tahun, dihajar beramai-ramai di malam Pengerupukan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1945, Selasa, 21 Maret 2023 sekitar pukul 21.00 malam.

Sambil menggendong putri kecilnya yang masih berusia 2 tahunan, wanita kelahiran Singaraja, 30 Mei 1986 itu sempat berteriak histeris melihat kondisinya suaminya di tempat kejadian perkara, yakni Jalan Veteran, Banjar Tainsiat, Denpasar, tepatnya di depan Dealer Suzuki Denpasar Utara. 

Berteriak lantang, Wikarsini juga meminta pertolongan orang-orang sekitar untuk menyelamatkan suaminya. 

Seketika I Gede Santiana Putra alias De Anggur, 31 tahun, I Dewa Gede Raka Subawa alias Bem Bem, 23 tahun, dan orang-orang yang turut serta mengeroyok korban, kabur meninggalkan Putu Pekak tergeletak sendirian. 

Melihat Putu Pekak tergeletak bersimbah darah, orang-orang yang berada di sekitaran TKP langsung berusaha menolong korban dan membawanya ke IGD RSUD Wangaya-Denpasar guna mendapatkan pertolongan medis.

Kepada penyidik Polresta Denpasar, Wikarsini menerangkan tragedi yang merenggut nyawa suaminya bermula sekitar pukul 21.00 Wita.

Kala itu melintas di depan mereka rombongan pawai ogoh-ogoh dari Group Deseperado. Saat itu ia melihat suaminya beradu pandang dengan dua orang laki-laki, yakni De Anggur dan Bem Bem. 

Ia juga melihat kedua orang laki-laki itu berusaha untuk menantang dan memancing emosi suaminya agar berkelahi, namun Putu Pekak saat itu mengacuhkan kedua laki-laki tersebut. 

Upaya tantangan dan pancingan emosi dari De Anggur dan Bem Bem lama-kelamaan ditanggapi oleh korban. 

Ni Nengah Wikarsini melihat suaminya mendatangi kedua orang laki – laki tersebut. Ia melihat suaminya dikeroyok oleh banyak orang termasuk De Anggur dan Bem Bem. 

Spontan saksi yang saat itu sedang menggendong putrinya berusaha untuk menyelamatkan korban. Akan tetapi, ia melihat korban dalam keadaan tergeletak dengan badan mengeluarkan darah segar di beberapa bagian, termasuk di bagian dada.

“Suami saya diperlakukan seperti binatang. Pelaku sudah bawa pisau dari awal. Untuk apa nonton ogoh-ogoh bawa pisau? Kami ingin polisi mengusut tuntas semua pelaku yang ada. Termasuk siapa yang menyuruh. Mereka lebih dari tujuh orang,” ungkap ibu dua anak itu. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!