Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Ekbis

Indonesia Prakarsai Engineering20, PII Segera Temui Jokowi

DARI BALI UNTUK DUNIA: Persatuan Insinyur Indonesia (PII) komitmen sukseskan Presidensi G20 Indonesia. Salah satu upaya nyata yang dilakukan adalah menginisiasi kerja sama antar engineers negara-negara G20 untuk selanjutnya bersinergi memberikan solusi bagi permasalahan global terkait engineering di dunia.

 

NUSA DUA, Balipolitika.com- Persatuan Insinyur Indonesia (PII) komitmen sukseskan Presidensi G20 Indonesia.

Salah satu upaya nyata yang dilakukan adalah menginisiasi kerja sama antar engineers negara-negara G20 untuk selanjutnya bersinergi memberikan solusi bagi permasalahan global terkait engineering di dunia.

Prakarsa ini menorehkan catatan sejarah baru bagi dunia, khususnya Indonesia. PII sebagai organisasi wadah berhimpun insinyur tanah air berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2014 tentang keinsinyuran mengambil peranan penting guna memecehkan masalah untuk lengkap dengan solusi yang bersifat global.

Pada momentum Indonesia menjadi Presidensi G20, yang merupakan forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa.

Ketua Umum PII, Dr. Ir. Danis Hidayat Sumadilaga, M.Eng.Sc., IPU., ACPE., APEC Eng. mengatakan agenda PII menginisiasi terbentuknya Engagement Working Group Bali E20 (Engineering20) G20 di Badung, Kamis, 3 November 2022.

Delegasi E20 Summit luar negeri yang hadir yakni President of The Japan Society of Professional Engineers (JSPE) Tokoh Nishikubo, ASEAN Federation of Engineers Association (AFEO) Sec Gen & The Institution of Engineers, Malaysia (IEM) Vice President Ir. Mohd Khir Muhammad, IEM President Ir. Prof. Dr Norlida Buniyamin, Council Member of The Institution of Engineers India (IEI) Kishore Kumar Mehrotra didampingi Council Member of IEI Ranganath Gurappa serta PII Chapter Malaysia Asst. Prof. Ir. Dr. Deprizon Syamsunur, IPM, ASEAN Eng.

Hasil kegiatan itu akan dilaporkan kepada Presiden Jokowi yang juga seorang Insinyur. Upaya itu agar rekomendasi acara itu yang dihasilkan bisa terwujud pada KTT G20 di India dan Brazil.

Prakarsa PII untuk kerja sama antar engineers dari negara-negara G20 ini mendapatkan dukungan persetujuan dari 6 asosiasi insinyur di negara anggota G20, yaitu India, Jepang, Korea, Inggris, Australia, dan Indonesia.

Keenam asosiasi insinyur ini sepakat untuk membentuk kelompok insinyur atau Engagement Group (EG), yang berkontribusi dan memiliki keterlibatan dalam G20, yang nantinya akan menjawab tantangan dan resolusi dunia dalam menangani perubahan iklim, transisi energi hijau, transformasi digital ke berbagai sektor industri dengan cara yang dapat diterapkan, dan pada produksi peralatan perawatan kesehatan yang efisien dan hemat biaya.

Dalam beberapa dekade terakhir, peran insinyur telah berevolusi ke belakang panggung—di belakang layar dan sebagian besar sering melakukan kompromi karena kurangnya kemampuan dan kualitas kepemimpinan. Ini mungkin salah satu alasan utama mengapa dunia tempat kita hidup telah menjadi lebih tercemar, sakit, kekacauan finansial, ketidakadilan sosial, dll.

Diberkahi dengan kapasitas intelektual sedemikian rupa, insinyur sekarang harus bangun dan mengambil peran dan tanggung jawab mereka untuk memperbaiki masalah sebelum menjadi benar-benar terlambat.

Dekade terakhir telah terjadi banyak kejadian yang penuh dengan pendapat dan saran yang diberikan oleh pembicara global tanpa banyak tindakan maupun implementasi.

Metode lama ini perlu diakhiri dengan memberikan tindakan nyata dan implementasi yang dipimpin oleh apa yang disebut Leader Engineer (LE)—gelar yang diberikan kepada individu tertentu yang memiliki sifat, kapasitas, kualifikasi, kapasitas mental dan rekam jejak kepemimpinan.

E20, selain dari retorika dan pembangunan citra, akan berfungsi sebagai sebuah platform kolaborasi untuk menghasilkan karya dan keluaran nyata seperti transisi energi hijau, aplikasi digital ke berbagai sektor industri dengan cara yang dapat diterapkan, dan berfokus pada produksi produk kesehatan yang efisien dan hemat biaya.

Prakarsa Indonesia untuk membentuk Engineering 20 (E20) diharapkan dapat diperkenalkan pada event G20 Leaders Meeting Tahun 2022.

E20 akan berfungsi sebagai platform kolaborasi para insinyur dari negara G20 untuk menghasilkan kerja nyata solusi terhadap berbagai tantangan global. E20 selaras dengan esensi G20 sebagai platform multilateral strategis yang menghubungkan negara-negara maju dan negara berkembang di dunia, dengan tujuan bersama untuk mengamankan pertumbuhan, mensejahterakan masyarakat, dan kemakmuran ekonomi global di masa depan.

Walau Prakarsa E20 ini baru ditelurkan awal tahun 2022, PII telah mensosialisasikan prakarsa ini melalui World Federation of Engineering Organisations (WFEO) dan telah melakukan serangkaian kegiatan webinar internasional dengan mengangkat tema yang berkaitan dengan isu global seperti transisi energi, ketahanan pangan, dan membangkitkan peran leaders engineers dengan menghadirkan narasumber para insinyur dari negara-negara anggota G20.

Pada tanggal 25 Oktober 2022, telah dilaksanakan pertemuan E20 Pre-Summit sebagai forum untuk perumusan draft Deklarasi/Communique E20 yang akan di tetapkan dalam E20 Summit pada tanggal 3-4 November 2022 di Bali.

“Kami sangat berharap, inisiatif Indonesia untuk membentuk Engineers 20 (E20) tersebut dapat digelorakan ketika event G20 Leaders Meeting 2022,” ujarnya.

E20 akan berfungsi sebagai platform kolaborasi para insinyur dari negara-negara G20 dalam rangka mencari solusi menghadapi isu-isu krusial seperti transisi energi hijau dan aplikasi digital di sektor perindustrian melalui pendekatan yang implementable (dapat dilaksanakan).

E20 selaras dengan esensi G20 sebagai platform multilateral strategis yang hendak mensinergikan negara maju dan negara berkembang, dengan tujuan mengamankan pertumbuhan, mensejahterakan masyarakat, dan mewujudkan kemakmuran global.

Selanjutnya, PII tentu berharap diperkenankan dan diberikan waktu untuk menyampaikan langsung tentang deklarasi atau Communique E20 kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Perdana Menteri India saat pertemuan G20 di Bali.

PII sekaligus berharap bisa menyampaikan berbagai program nyata yang digawangi pihaknya, antara lain mendukung ketahanan pangan dengan pilot model kawasan sentra sorghum di Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, bekerja sama dengan Kementerian PUPR, Kementerian Pertanian, dan para pemangku kepentingan lain di daerah tersebut.

PII juga merencanakan pilot model energi terbarukan menggunakan solar panel di lokasi IKN Nusantara.

Perjuangan perintisan E20 untuk ditetapkan menjadi EG (engagement group) baru dari G20 masih harus disetujui oleh seluruh asosiasi insinyur dari negara-negara G20 lainnya.

Asosiasi Insinyur India (Institution of Engineers India) menyatakan komitmennya untuk meneruskan prakarsa E20 ini dalam periode Presidensi G20 India tahun 2023.

India akan mengajak 13 asosiasi insinyur negara G20 lainnya untuk segera memberikan dukungan terhadap pembentukan E20 ini.

Diharapkan India akan memperoleh dukungan dari seluruh asosiasi insinyur negara G20 tahun 2023 sehingga E20 dapat ditetapkan sebagai salah satu EG pada G20 Leaders Meeting.

Pernyataan Presiden Jokowi tentang prakarsa E20 di Bali akan mempertegas peran insinyur dalam menjawab tantangan global untuk bangkit bersama dan maju bersama memajukan ekonomi dan mensejahterakan masyarakat.

Untuk itu, meeting secara hybrid digelar Kamis, 3 November 2022. Pada momentum ini telah disepakati dan ditandatangani deklarasi atau Communique sebagai sebuah inisiasi engagement working group E20 (Engineering20) di Bali sebelum pelaksanaan pertemuan G20 juga minggu depan.

PII menilai pertemuan inisiasi E20 dengan tema “Leader Engineers to Act and Achieve Recovering and Sustainable Together, Stronger” ini secara waktu dan momentum sangat tepat, dan diharapkan inisiasi ini akan berlanjut dan segera terwujud saat G20 di India tahun 2023 dan seterusnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PII Ir.Bambang Georitno, M. Sc., MOA., IPU., APEC Eng. didampingi E20 Executive Committee Ir. Purba Robert Mangapul Sianipar, MSCE., MSEM., Ph.D., IPM., APEC Eng. akan membuat Sekretaris Kerja E20 secara permanen di Indonesia.

Beragam masalah yang dihadapi global dalam semua aspek tentu membutuhkan seorang engineers. Salah satunya dalam mewujudkan ketahanan pangan harus mampu melihat para Engineers negara-negara hebat bidang pangan misalnya Israel, Ethiopia, Jepang, Korea, China, termasuk India berpenduduk 1,4 miliyar yang sudah swasembada beras.

Untuk itu, peran Engineers Indonesia harus mampu memberikan solusi nyata kepada bangsa secara universal. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!