Ilustrasi: Gede Gunada
Sebutir Buih
keluasan laut-Mu tak sudah-sudah kulayari
tak habis-habis kureguk
karena aku hanya sebutir buih.
Jaspinka, 2023
Terlalu Dingin Ini Laut
sudahlah, sudah terlalu dingin ini laut
dan ia telah menjelma karang, diam
dan terus berzikir: subhanallah….
Jaspinka, 2023
Gemuruh Laut
dan laut paling debar; bertahun-tahun melambungkan angan
bergulingan aku kemudian dengan terus memeluk debur
ombak yang membentur bongkah karang, serupa rinduku
pada segala yang bernama ketulusan
: “gemuruh angin laut; rindu yang tak pernah pupus!”
Jaspinka, 2023
Tegak Berjalan
aku tegak berjalan di garis kasih-Mu
tak akan menoleh tak akan berhenti
sampai ke peluk paling Puisi!
Jaspinka, 2023
BIODATA
Eddy Pranata PNP lahir di Padang Panjang, 31 Agustus 1963. Buku kumpulan puisi tunggalnya: Improvisasi Sunyi (1997), Sajak-sajak Perih Berhamburan di Udara (2012), Bila Jasadku Kaumasukkan ke Liang Kubur (2015), Ombak Menjilat Runcing Karang (2016), Abadi dalam Puisi (2017), Jejak Matahari Ombak Cahaya (2019), Tembilang (Agustus 2021).
Gede Gunada lahir di Desa Ababi, Karangasem, Bali, 11 April 1979. Ia menempuh pendidikan seni di SMSR Negeri Denpasar. Sejak 1995 ia banyak terlibat dalam pameran bersama. Ia pernah meraih penghargaan Karya Lukis Terbaik 2002 dalam Lomba Melukis “Seni itu Damai” di Sanur, Bali; Karya Lukis Kaligrafi Terbaik 2009 dalam Lomba Melukis Kaligrafi se-Indonesia di kampus UNHI Denpasar.