Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Budiman Sudjatmiko: Prabowo-Gibran Demi Rekonsiliasi Persatuan Nasional

25 Tahun Reformasi, Fokus Persatuan Orang Indonesia

BUDIMAN SUDJATMIKO: Prabowo-Gibran Demi Rekonsiliasi dan Persatuan Nasional

 


DENPASAR, Balipolitika.com
Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko mengatakan pasangan capres dan cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka adalah pilihan rekonsiliasi dan persatuan nasional.

“Bagi kami, pilihan terhadap Pak Prabowo Mas Gibran adalah pilihan rekonsiliasi dan persatuan nasional untuk kemajuan,” kata Budiman dalam konferensi pers di Media Center Prabowo-Gibran, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan baru-baru ini.

Budiman mengatakan setelah menikmati angin reformasi di tahun 1998, kini, agenda kemajuan Indonesia harus dititikberatkan pada persatuan orang Indonesia tanpa menyampingkan agenda Hak Asasi Manusia (HAM), pemerintahan, dan isu korupsi.

“Kita sudah menikmati 25 tahun. Dan setelah 25 tahun kami merasa bahwa agenda kemajuan Indonesia sangat dibutuhkan yang namanya persatuan orang Indonesia. Kami melihat bahwa isu demokrasi, isu HAM, isu pemerintahan, isu korupsi, tetap relevan. Ingat itu, tetap relevan,” tegas Budiman.

Menurut Budiman, Prabowo Subianto yang saat itu menjadi prajurit TNI hanya menjalankan tugas negara. Sementara itu, para aktivis menjalankan tugas sejarah untuk meruntuhkan rezim otoriter Soeharto.

Budiman mengatakan, dirinya dan para aktivis 98 merasa terpanggil dari tugas sejarah guna memajukan Indonesia yang lebih baik, lebih bebas, dan lebih demokratis.

“Tahun 98 tugas sejarah dan tugas negara ada dalam berhadapan karena pada waktu itu (keadaan) negara otoriter, menolak untuk melakukan perubahan dengan cara yang baik-baik. Sehingga terpaksa kami melakukan pelanggaran dan perlawanan,” paparnya.

“Hari ini kami bersama Pak Prabowo setelah 25 tahun, kami ingin tugas negara dan tugas sejarah tidak berhadap-hadapan, kami bersatu. Karenanya ada ancaman-ancaman, ada situasi yang mengharuskan kami bersatu,” kata Budiman.

Budiman melanjutkan, selain persatuan, komitmen HAM harus diletakkan dalam kerangka bangsa agar lebih sejahtera. Tak hanya itu, anak-anak Indonesia juga harus lebih sehat hingga akses informasi yang tidak terganggu.

“Bagi kami, pilihan terhadap Pak Prabowo Mas Gibran adalah pilihan rekonsiliasi dan persatuan nasional untuk kemajuan. Kami dulu, teman-teman ini di masa-masa yang paling susah, kami memimpikan Indonesia lebih baik, demokratis, dan kita ingin seluruh orang-orang baik bisa tampil,” katanya. (tim/luc/bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!