Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

ADAT DAN BUDAYA

Maha Bandana Prasadha, Spirit Heroisme Puputan Badung

MENGENANG KEBERANIAN LELUHUR: Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, Sekda Kota Denpasar, IB Alit Wiradana, dan Panglingsir Puri se-Kota Denpasar foto bersama usai membuka secara resmi Maha Bandana Prasadha Tahun 2022 di Lapangan Puputan I Gusti Ngurah Made Agung, Denpasar, Jumat, 11 November 2022.

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara membuka secara resmi Maha Bandana Prasadha Tahun 2022 dengan memukul Gong Beri di Lapangan Puputan I Gusti Ngurah Made Agung, Denpasar, Jumat, 11 November 2022.

Berlangsung hingga Sabtu, 12 November 2022, event serangkaian Hari Puputan Badung dan Hari Pahlawan ini diharapkan menginspirasi masyarakat dalam menciptakan inovasi dan kreativitas mengisi kemerdekaan.

Maha Bandana Prasadha 2022 diawali pementasan 120 gender wayang, dilanjutkan dengan pentas seni inagurasi Swadarmaning Ksatriya.

Walikota Jaya Negara meletakkan keris pusaka Puputan Badung sebagai simbol semangat yang tak pernah surut menjadikan Denpasar maju dan berbudaya. Puncak acara menyajikan Parade Baleganjur Remaja Sekaa Sebunan se-Denpasar oleh 11 sekaa.

Maha Bandana Prasadha jelas Walikota Jaya Negara merupakan momentum untuk mengenang spirit perjuangan para pendahulu dalam mempertahankan tanah kelahiran.

Semangat puputan ungkapnya merupakan  sikap mendalam yang dijiwai oleh nilai luhur ksatria sejati, rela berkorban demi kedaulatan dan keutuhan negeri alias nindihin gumi  lan swadharmaning negara dalam membela kebenaran dan keadilan.

Spirit inilah yang diperingati melalui kegiatan pagelaran seni budaya bertajuk Maha Bandana Prasadha dengan pelaksanaan Parade Baleganjur Remaja.

“Kegiatan ini dilaksanakan guna memperingati heroisme serta spirit Puputan yang dimaknai sebagai perjuangan dalam menjaga kedaulatan. Hal ini juga diharapkan menjadi inspirasi perjuangan masa kini, bagaimana kita mengisi kemerdekaan dengan inovasi dan kreativitas, dalam hal ini bersinergi mewujudkan Denpasar Maju dengan spirit Vasudhaiva Khutumbakam,” ujarnya.

Jaya Negara berharap parade ini dapat mengembangkan kreativitas dan aktivitas seni kreatif inovatif di kalangan generasi muda, sebagai penerus atau pewaris seni budaya yang tumbuh dan berkembang di zaman globalisasi.

“Kegiatan ini dikemas dengan Parade Baleganjur Sekaa Sebunan Remaja yang bertujuan sebagai ajang pembinaan dan pelestarian kesenian tradisional dalam rangka mewujudkan Kota Kreatif menuju Denpasar Maju, serta ajang ini juga  menjadi sarana evaluasi dari semua pembinaan sekaa baleganjur yang ada di Kota Denpasar,” jelasnya.

Kadis Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara didampingi Kabid Kesenian, I Wayan Narta menjelaskan jumlah sekaa peserta parade dibatasi hanya 11 sekaa masing-masing berjumlah 30 orang, yakni 21 penabuh, 8 juru tegen, dan 1 pembawa papan nama sekaa.

Sekaa yang tampil diberikan uang pembinaan Rp 15 juta dan 4 sekaa dengan penampilan terbaik diberikan tambahan uang penghargaan Rp8 juta.

Peserta yang merupakan sekaa baleganjur sebunan tingkat desa dinas atau adat atau banjar se-Kota Denpasar ini menampilkan seni baleganjur dengan tema kepahlawanan berdurasi 8-10 menit.

“Kami tegaskan, mengingat ini adalah Parade Baleganjur Sekaa Sebunan, untuk peserta parade baik penabuh, juru tegen dan pembawa papan nama sekaa tidak diperbolehkan atau diperkenankan meminjam dari luar desa,” tegasnya

Beberapa unsur menjadi dasar pengamatan, yakni teknik (gegedig dan tetekep), ide dan gagasan, struktur meliputi komposisi (pangawit, pangawak, pangecet), kreativitas (pengembangan musikalitas dan originalitas garapan) serta penampilan (ekspresi, gerak dan tabuh) dan pemanfaatan ruang dan stage.

“Garapan baleganjur tetap mempertahankan struktur tabuh baleganjur tradisi yang dikembangkan atau dikreasikan dan atraksi yang disesuaikan dengan tema dan judul garapan. Sentuhan inovasi menjadi tolak ukur kreativitas, pola struktur lagu dikemas dalam satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan,” jelas Raka Purwantara.

“Semoga dengan pelaksanaan Maha Bandana Prasadha yang dikemas dengan Parade Baleganjur Remaja ini dapat menjadi ajang pembinaan dan pelestarian kesenian trasidional dalam rangka mewujudkan Kota Kreatif menuju Denpasar Maju,” sambungnya. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!