Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

ADAT DAN BUDAYA

Ramadan 1445 H, Gereja Baithani Denpasar Berbagi 1.000 Takjil

TOLERANSI: Umat kristiani Gereja Pantekosta Tabernakel “Jemaat Baithani” Denpasar berbagi 1.000 takjil di halaman gereja, Jalan Teuku Umar 31, Dauh Puri Klod, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali, Selasa dan Rabu, 2-3 April 2024. 

 

DENPASAR, Balipolitika.com Menunjukkan sikap toleransi menyambut hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah, 10-11 April 2024, umat kristiani Gereja Pantekosta Tabernakel “Jemaat Baithani” Denpasar berbagi 1.000 takjil tepat di halaman gereja, Jalan Teuku Umar 31, Dauh Puri Klod, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali, Selasa dan Rabu, 2-3 April 2024. 

Di hari pertama, puluhan umat kristiani lain menebarkan cinta kasih di tepat di depan Gereja Pantekosta Tabernakel “Jemaat Baithani” lewat 600 takjil berupa kolak, es cincau buah, es dawet atau es cendol. 

Sementara 400 takjil yang dibagikan di hari kedua berupa es melon, kolak, es dawet, salad, dan es cincau. 

Kabid Misi Gereja Pantekosta Tabernakel (GPT) Baithani Denpasar, Abram Barata mengatakan kegiatan Baithani berbagi takjil ini merupakan ide atau gagasan dari 3 pilar gereja, yaitu gembala, majelis, dan Yayasan Margi Rahayu yang dicetuskan tahun 2023. 

“Ini adalah yang kedua kalinya (2023 dan 2024, red) dari program tersebut. Karena dipandang bagus sehingga kita tetap lanjutkan. Secara umum tujuan Baithani berbagi takjil ini adalah sebagai bentuk toleransi kita dan juga gereja juga ingin memberkati Saudara-Saudari Muslim kita yang berpuasa dan sebagai perwujudan kasih gereja kepada orang-orang yang ada di sekitar lingkungan gereja, terutama yang melintas di sepanjang area Jalan Teuku Umar,” ungkap Abram Barata.

Nilai-nilai luhur Pancasila yang merupakan dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara tegas Pdt. Bindargo, S.Th., MA., M.Th. harus dipupuk sedemikian rupa di bulan suci Ramadan 1445 Hijriyah. 

Ungkapnya 1.000 takjil yang dibagikan dimasak sendiri oleh umat kristiani Gereja Pantekosta Tabernakel “Jemaat Baithani”.

“Puji Tuhan pembagian takjil di depan gereja berlangsung aman dan lancar. Kita berbicara sebagai bangsa ya. Kita harus merekatkan diri dari hal yang sederhana. Kita berbagi bukan sebatas agama. Hal yang prioritas bagi agama lain itu juga kan bagian dari negara kebhinekaan kita. Kita juga turut merasakan dan berbagi,” ucap Pdt. Bindargo, S.Th., MA., M.Th. 

Pdt. Bindargo, S.Th., MA., M.Th. menjelaskan berbagi takjil gratis ini merupakan inisiatif dari para pemimpin Gereja Pantekosta Tabernakel “Jemaat Baithani” yang terdiri dari pendeta, majelis gereja, dan yayasan.

“Ini disebut tiga pilar dan kami sepakat (berbagi takjil gratis, red), tapi gagasan pertama disampaikan oleh gembala. Namanya Bapak Nathan Osio. Saya ini sebagai tim pastoralnya saja. Di gereja ini ada tim pastoral jumlahnya 7 orang. Saya salah satunya. Kebetulan yang handle hari ini saya,” tandas Pdt. Bindargo, S.Th., MA., M.Th. 

Tidak hanya tahun ini. Umat kristiani Gereja Pantekosta Tabernakel “Jemaat Baithani” juga melaksanakan kegiatan berbagi takjil gratis di tahun-tahun sebelumnya. 

Kini, setelah badai pandemi Covid-19 bisa dikendalikan, maka aksi sosial tersebut bisa dilaksanakan di pinggir jalan raya serta melibatkan masyarakat luas.

“Intinya kami ingin menunjukkan kebersamaan, kebhinekaan, bahwa kita adalah bagian dari keluarga bangsa yang besar ini, Indonesia,” terangnya sembari menyebut Gereja Pantekosta Tabernakel “Jemaat Baithani” berada di bawah naungan Yayasan Margi Rahayu yang berdiri tahun 1970.

Menyoal kebhinekaan hidup dan bermasyarakat di Bali, Pdt. Bindargo, S.Th., MA., M.Th.  menilai toleransi umat beragama di Pulau Dewata sangat bagus. 

“Kami bagian sangat kecil dari Bali. Namun, kami akan terus mendukung program pemerintah menuju Bali yang aman, Bali yang bersehati, Bali yang rukun. Ini bisa dicontoh oleh provinsi-provinsi lain di Indonesia. Semoga hal yang sederhana ini bisa mempererat kebhinekaan kita,” harap Pdt. Bindargo, S.Th., MA., M.Th. 

Umat kristiani Gereja Pantekosta Tabernakel “Jemaat Baithani” imbuhnya siap menjaga kearifan lokal Bali sekaligus berkarya dan berkiprah untuk Pulau Dewata untuk mendukung kesejahteraan masyarakat serta kedamaian antar umat beragama. 

Lebih jauh dijelaskan Pdt. Bindargo, S.Th., MA., M.Th.  bahwa pihaknya juga konsisten menunaikan kewajiban melalui Tri Tugas Gereja, yakni Koinonia, Marturia, dan Diakonia. 

Diakonia, yakni memberi suatu pelayanan atau pertolongan kepada orang yang membutuhkan seperti kurang mampu, orang-orang sakit, orang yang tidak punya tempat tinggal, dan sejenisnya. 

Diakonia adalah pelayanan penuh selain daripada Marturia dan Koinonia. Dalam Mewujudkan karya Allah kepada seluruh ciptaan-Nya yaitu Shalom, maka umat Allah yang adalah persekutuan (Koinonia) harus menyampaikan kabar baik (Injil) ke seluruh dunia dengan perkataan (Marturia) dan juga dengan perbuatan (Diakonia). (bp/ken)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!