Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pendidikan

Unbi Juru Selamat, Rangkul STIA Denpasar Cerdaskan Tunas Bangsa

Prof. Bakta Kenalkan Prodi Baru Unbi

MENYATU: Foto bersama seusai Ketua Yayasan Anugerah Husada Bali Indonesia Dr. I Nyoman Gede Astina M.Pd.,CHT.,CHA serahkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 455/E/O/2022 tentang Izin Penyatuan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Denpasar di Kota Denpasar kepada Rektor UNBI Prof. Dr. dr. I Made Bakta, Sp.PD-KHOM. di Denpasar, Jumat, 29 Juli 2022.

 

DENPASAR, Balipolitikaa.com– Usia boleh saja muda, tapi Universitas Bali International (Unbi) memberi bukti nyata hadir sebagai kampus penyelamat.

Tidak saja menyelamatkan masa depan generasi muda Bali, melainkan juga masa depan penyelenggara pentitikan tinggi lainnya.

Jumat, 29 Juli 2022, Ketua Yayasan Anugerah Husada Bali Indonesia Dr. I Nyoman Gede Astina M.Pd.,CHT.,CHA menyerahkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia tentang Penyatuan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Denpasar ke Universitas Bali International (Unbi).

Seremonial ini digelar setelah UNBI berhasil alih kelola STIA Denpasar dengan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nomor 455/E/O/2022 tentang Izin Penyatuan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Denpasar di Kota Denpasar.

Sebelumnya, Izin tersebut diberikan kepada UNBI di Kota Denpasar oleh Yayasan Anugerah Husada Bali Indonesia yang diserahkan oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VIII Dr Ir I Gusti Lanang Bagus Eratodi ST MT IPU, ASEAN. Eng di Denpasar pada Selasa, 5 Juli 2022 lalu.

Rektor UNBI Prof. Dr. dr. I Made Bakta, Sp.PD-KHOM. di Denpasar, Jumat, 29 Juli 2022 mengatakan selain penyerahan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia tentang Penyatuan STIA Denpasar ke Unbi pihaknya sekaligus meluncurkan dua program studi (Prodi) baru, yakni Prodi Hukum dan Hubungan Internasional (HI).

“Kini kami memiliki 15 program studi. Dua Prodi dari STIA yakni Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis serta 2 prodi baru Unbi Denpasar, Prodi Hukum dan Hubungan Internasional (HI),” jelas Prof. Bakta.

Gede Astina mengharapkan HI Umbi menjadi Prodi andalan mengingat merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Bali yang memiliki jurusan tersebut.

HI dalam Perguruan Tinggi Negeri (PTN) baru ada Universitas Udayana.

Diharapkan HI Unbi bisa menjadi peluang dan kesempatan mengenyam pendidikan tinggi di daerah tujuan wisata Internasional dan MICE.

Ia mengajak seluruh Manajemen UNBI bergandengan tangan dengan Yayasan Anugerah Husada Bali Indonesia dalam memajukan institusi sehingga semakin dipercaya oleh masyarakat.

Bertambahnya Prodi Unbi, jelas Astina akan berdampak pada jumlah mahasiswa baru pada tahun ajaran 2022/2023.

Prodi Hukum dan Prodi Hubungan Internasional Unbi akan menjadi daya tarik bagi masyarakat.

Hadirnya dua prodi baru ini ungkapnya menjadi bukti nyata bahwa Unbi ikut ambil bagian dalam memajukan dunia pendidikan nasional menuju Indonesia Emas 2045.

“Mencetak generasi emas 2045 merupakan tanggung jawab bersama. Unbi sangat siap mendidik SDM bangsa Indonesia, khususnya Bali menjadi cerdas, berkarakter, dan berdaya saing global,” ujarnya.

Hal itu sebagai bentuk implementasi visi Unbi, yakni “Menjadi perguruan tinggi yang profesional, unggul, dan berbudaya di tingkat nasional dan internasional pada tahun 2035”.

Ditambahkannya penyatuan Unbi-STIA Denpasar tidak terlepas dari adanya hubungan baik antara pihak pengelola.

Kampus yang memiliki potensi, namun situasi “megap – megap”, maka dari itu, pihaknya melakukan komunikasi untuk melakukan alih kelola sehingga prodi yang sudah ada tetap bisa berjalan dan semakin berkembang.

Rektor UNBI Prof. Dr. dr. I Made Bakta, Sp.PD-KHOM berharap Prodi Hubungan Internasional bisa menjadi ikon baru Kampus Unbi.

Jelasnya, Kampus Unbi selain memiliki keunggulan di bidang kesehatan, Prodi HI bisa menjadi alternatif baru.

Mengingat kampus di Bali yang memiliki Prodi HI tidak ada. PTN yang punya Prodi HI baru Unud, itu pun ada ketika dirinya menjabat sebagai Rektor Unud.

Prof. Bakta optimis Unbi akan banyak melahirkan sarjana sujana yang akan berperan dalam berbagai kegiatan internasional, bukan saja sebagai tuan rumah tetapi ikut aktif dalam menentukan kebijakan.

Unbi terus berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan, infrastruktur pun minimal sesuai standar nasional, kini Umbi baru terakreditasi B, berikutnya dalam dua tahun lagi diplot meraih akreditasi A.

Dengan demikian, pihaknya semakin optimis kampus Unbi bisa semakin maju, karena ada energi baru yang siap melangkah bersama.

Dari segi tenaga pendidik, Prof. Bakta menyebut Unbi sudah siap. Bahkan telah menyiapkan rancangan penambahan tenaga pendidik jika prodi baru terus berkembang.

Maka dari itu, pihaknya berupaya terus melakukan komunikasi dengan pihak yayasan dan kampus.

Jelasnya Unbi bisa maju bergantung pada kerja sama yang harmonis antara yayasan dan kampus dalam mencetak sarjana yang berguna bagi bangsa, nusa dan masyarakat.

Terkait penyatuan tersebut, Kepala Bagian Pendidikan dan Kemahasiswaan LLDIKTI Wilayan VIII, I Wayan Sudarma, S.Sos., M.AP meminta UNBI agar melengkapi data-data dari STIA.

Itu dilakukan agar tidak ada masalah di kemudian hari, apabila mahasiswa STIA membutuhkan dokumen administrasi.

Sebelumnya juga, Kepala LLDikti Wilayah VIII Gusti Lanang Bagus Eratodi merasa optimis Unbi akan menjadi PTS besar yang ikut cerdaskan anak bangsa.

Mengingat telah berhasil menjalankan akselerasi program penggabungan atau penyatuan PTS Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) yang dirancang tahun 2021.

Program yang sedianya sudah dimulai sejak 2015 ini, kini akan dipercepat dengan pemberian bantuan dana kepada Badan Penyelenggara PTS untuk mempercepat proses usulan penggabungan atau penyatuan PTS.

PTS di bawah naungan Kementerian Dikbudristek mencapai 3.000 PTS.

Namun, masih banyak PTS memiliki kualitas yang rendah seperti mahasiswa yang sedikit, tata kelola manajemen yang kurang, hingga lulusan yang tidak memadai.

Harapannya, melalui proses penggabungan atau penyatuan, maka PTS-PTS tersebut menjadi lebih sehat.

Untuk itu, pihaknya mengharapkan Unbi bisa semakin besar, kini sudah memiliki 15 program studi (Prodi) dari 11 Prodi yang ada.

Di mana dua Prodi dari STIA yakni Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis dan dua Prodi baru yakni Hukum dan HI.

“Saya optimis UNBI bisa besar karena PTS yang didukung oleh SDM yang mumpuni dan melibatkan anak milineal,” ujar Eratodi.

Dengan SDM yang andal tersebut, diyakini akan menjadi ujung tombak kemajuan Unbi dalam menghasilkan lulusan yang berdaya saing. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!