BADUNG, Balipolitika.com– Komisi IV DPRD Badung menggelar rapat kerja bersama Dinas Kebudayaan (Disbud) Badung untuk mengevaluasi pelaksanaan Festival Ogoh-Ogoh Tahun 2025 di Ruang Gosana II, Sekretariat DPRD Puspem Badung, Selasa, 18 Maret 2025.
Rapat dipimpin Ketua Komisi IV Nyoman Graha Wicaksana didampingi anggota Nyoman Dirgayusa dan Gede Suraharja dan dihadiri Kadisbud Gede Eka Sudarwita bersama jajarannya.
Usai rapat, Graha Wicaksana mengatakan pada prinsipnya mengapresiasi terlaksananya kegiatan festival ogoh-ogoh tersebut.
Komisi IV DPRD Badung pun memberikan motivasi serta semangat kepada Dinas Kebudayaan Badung untuk tetap melaksanakan kegiatan tersebut pada tahun-tahun mendatang dengan tempat tetap di Puspem Badung.
’’Kita melihat esensi atau dampak yang kita nikmati dari pelaksanaan festival ogoh-ogoh ini bahwa ada pelaksanaan pelestarian adat dan budaya, ada rasa kebersamaan, kegotong-royongan, kebanggaan, dari adik-adik kita sehingga dapat mementaskan ogoh-ogoh,’’ kata politisi PDI Perjuangan Dapil Kuta itu.
Graha Wicaksana menyatakan pihaknya bersama Disbud Badung sepakat untuk memperbaiki apa yang kurang pada tahun ini.
“Dinas Kebudayaan pun menyampaikan ada kekurangan dari sistem penilaian yang awalnya kesepakatan 60 dan 40 persen, setelah dikalkulasi menjadi 53 dan 47 persen. Itulah perlunya juri memberikan informasi kepada audiensnya, sehingga tidak terjadi miskomunikasi. Tidak terjadi penafsiran yang salah sehingga menimbulkan rasa kecewa dan sebagainya,’’ katanya.
Ketika ditanya apakah program festival tersebut tahunan atau dadakan, Graha Wicaksana menyatakan kegiatan tersebut sebagai program tahunan, namun tidak membahas secara mendetail.
’’Kita kan gelondongan secara umum. Mungkin ini masuk festival seni budaya. Festival ogoh-ogoh ini merupakan bagian dari kegiatan pelestarian adat dan budaya yang ada di Dinas Kebudayaan. Kita berharap agar lebin intens, karena Komisi IV ini merupakan partner dari Dinas Kebudayaan. Seyogianya kami harus lebih tahu lebih dulu,’’ katanya.
Untuk pelaksanaan ke depan, Graha Wicaksana mengharapkan anggaran lebih besar lagi sehingga keluhan seperti masalah tenda bisa diantisipasi.
“Terkait penjurian, kita berharap supaya ada ketua atau koordinator juri yang bisa menyampaikan nilai-nilai yang dilombakan. Seperti disampaikan tadi, ogoh-ogoh itu harus digerakkan, harus ditarikan karena filosofinya ogah-ogoh, diangkat. Mungkin informasi seperti itu yang tidak nyampe kepada adik-adik kita. Demikian pula ketika ada peserta yang tidak tampil sesuai dengan nomor urutnya. Itu harus diberikan sanksi, mungkin bukan diskualifikasi, tetapi pengurangan nilai. Karena ini kan tanggung jawab. Buat apa ada pengundian nomor urut kalau memang sesuka-sukanya. Itu menjadi catatan kita semua, sehingga pelaksanaan berikutnya saya yakin akan lebih baik,’’ tegasnya. (bp/ken)