Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Hukum

dr. Murdani Tepis Isu Tak Sedap

Sebut Ranking 1 Calon Direktur RSJ Bali Wewenang Pansel

KENANG-KENANGAN DIREKTUR LAMA: Plang Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali yang beralamat di Jalan Kesumayudha No.29, Kawan, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.

 

DENPASAR, Balipolitika.com- dr. Ni Wayan Murdani, M.A.P. tepis isu tak sedap yang mengarah pada dirinya pasca menjadi kandidat terkuat Direktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali sesuai Pengumuman Nomor: 800/06/PANSEL-JPT/2024 tentang nilai akhir seleksi terbuka jabatan pimpinan tinggi pratama di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali.

Sebagaimana diketahui surat pengumuman nomor: 800/06/PANSEL-JPT/2024 yang dikeluarkan Panitia Seleksi Jabatan Tinggi Pratama di Lingkungan Pemerintah Provinsi Bali bertanda tangan elektronik dengan Ketua Panitia Seleksi Dewa Made Indra Jumat, 5 Januari 2024, memposisikan dr. Ni Wayan Murdani, M.A.P sebagai yang terbaik.

Nama Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinas Kesehatan Provinsi Bali itu menduduki peringkat teratas atau ranking 1 calon Direktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dengan raihan skor total 78,84.

Secara detail dr. Ni Wayan Murdani, M.A.P. meraih nilai assessment 68,37 (bobot 25 persen/17,09), nilai makalah 82,80 (bobot 20 persen/16,56), nilai presentasi dan wawancara 85,00 (bobot 35 persen/29,75), dan nilai rekam jejak 77,17 (bobot 20 persen/15,43).

Bergelar akademik Magister Administrasi Publik (MAP) dan belum 3 tahun menjabat Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinas Kesehatan Provinsi Bali, karier dr. Ni Wayan Murdani, M.A.P. terbilang cemerlang hingga berhasil mempecundangi kandidat-kandidat kuat lainnya, termasuk dedengkot Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali. 

Namun, posisi sebagai ranking 1 calon Direktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dengan raihan skor total 78,84 ini dibarengi isu tak sedap. 

Ia disebut-sebut menerima “perlakuan istimewa” mengingat belum pernah sama sekali mengemban jabatan di bagian struktural rumah sakit.  

Bahkan dr. Ni Wayan Murdani, M.A.P. disebut-sebut menerima “hadiah” berkat jasanya memuluskan tiket beasiswa perkuliahan kedokteran spesialis paru-paru jatah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia untuk seorang anak pejabat teras di lingkungan Pemprov Bali. 

Merespons dugaan tersebut, dr. Ni Wayan Murdani, M.A.P. membantah. 

Om Swastyastu, selamat pagi, Pak. Dalam pengajuan usulan beasiswa spesialis dari Kementerian Kesehatan, tugas kami Dinkes Provinsi adalah memfasilitasi dan verifikasi. Kami tidak membedakan calon-calon peserta pengusul. Kami fasilitasi semua. Bahkan kami berharap semua dokter-dokter tersebut mendapatkan beasiswa,” ucap dr. Ni Wayan Murdani, M.A.P. membantah tuduhan yang mengarah kepadanya.

Terkait posisi teratas atau ranking 1 calon Direktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dengan raihan skor total 78,84 berkat capaian nilai assessment 68,37 (bobot 25 persen/17,09), nilai makalah 82,80 (bobot 20 persen/16,56), nilai presentasi dan wawancara 85,00 (bobot 35 persen/29,75), dan nilai rekam jejak 77,17 (bobot 20 persen/15,43), dr. Ni Wayan Murdani, M.A.P. menilai tim pansel sudah bekerja sesuai regulasi.

“Untuk Tim Seleksi JPT Pratama, kami yakin bekerja sesuai dengan regulasi. Terima kasih,” tambah dr. Ni Wayan Murdani, M.A.P. 

Disinggung apakah hasil penilaian pansel yang menempat dirinya sebagai ranking 1 murni dan tanpa kongkalikong, dr. Ni Wayan Murdani, M.A.P. menjawab hal tersebut sepenuhnya merupakan kewenangan pansel.

“Untuk nilai nika (itu) kewenangan dari pansel nggih (ya),” urainya.

Diberitakan sebelumnya, meraih ranking 1, dr. Ni Wayan Murdani, M.A.P. menjadi kandidat terkuat Direktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali meskipun belum pernah sama sekali mengemban jabatan di bagian struktural rumah sakit.

Ni Wayan Murdani, M.A.P. meraih nilai assessment 68,37 (bobot 25 persen/17,09), nilai makalah 82,80 (bobot 20 persen/16,56), nilai presentasi dan wawancara 85,00 (bobot 35 persen/29,75), dan nilai rekam jejak 77,17 (bobot 20 persen/15,43) hingga mengumpulkan skor total 78,84.

Di ranking 2 bertengger nama Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali, dr. I Komang Gede Rai Mulyawan, M.Kes yang menorehkan nilai assessment 72,45 (bobot 25 persen/18,1), nilai makalah 77,40 (bobot 20 persen/15,48), nilai presentasi dan wawancara 80,00 (bobot 35 persen/28,00), dan nilai rekam jejak 81,00 (bobot 20 persen/16,20) hingga mengumpulkan skor total 77,79.

Ranking 3 diraih Ni Wayan Desi Ariani, S.Si., Apt., M.Si dengan nilai assessment 71,31 (bobot 25 persen/17,83), nilai makalah 76,20 (bobot 20 persen/15,24), nilai presentasi dan wawancara 75,60 (bobot 35 persen/26,46), dan nilai rekam jejak 79,84 (bobot 20 persen/15,97) hingga mengumpulkan skor total 75,49.

Ranking 4 diraih Ns. I Wayan Murjana, S.Kep., M.Fil.H., MM dengan nilai assessment 67,61 (bobot 25 persen/16,40), nilai makalah 76,20 (bobot 20 persen/15,24), nilai presentasi dan wawancara 77,80 (bobot 35 persen/27,23), dan nilai rekam jejak 80,34 (bobot 20 persen/16,07) hingga mengumpulkan skor total 74,94.

Ranking 5 diraih I Gusti Putu Ngurah Kesuma Putra, S.Kep., Ns., MM dengan nilai assessment 65,16 (bobot 25 persen/16,29), nilai makalah 76,00 (bobot 20 persen/15,20), nilai presentasi dan wawancara 77,40 (bobot 35 persen/27,09), dan nilai rekam jejak 80,17 (bobot 20 persen/16,03) hingga mengumpulkan skor total 74,61.

Ranking 6 diraih  dr. I Komang Perdana, M.A.P dengan nilai assessment 67,47 (bobot 25 persen/16,87), nilai makalah 77,40 (bobot 20 persen/15,48), nilai presentasi dan wawancara 77,20 (bobot 35 persen/27,02), dan nilai rekam jejak 69,84 (bobot 20 persen/13,97) hingga mengumpulkan skor total 73,33.

Terakhir, ranking 7 diraih drg. Nyoman Wiradharma, M.ERG yang meraih nilai assessment 63,19 (bobot 25 persen/15,80), nilai makalah 76,20 (bobot 20 persen/15,24), nilai presentasi dan wawancara 77,40 (bobot 35 persen/27,09), dan nilai rekam jejak 69,84 (bobot 20 persen/13,97) hingga mengumpulkan skor total 72,09. 

Sayangnya, capaian prestisius dr. Ni Wayan Murdani, M.A.P. yang saat ini menduduki posisi jabatan Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinas Kesehatan Provinsi Bali digoyang isu tak sedap.

Ranking 1 yang diraihnya bermodal skor makalah tertinggi, yakni 82,80 di saat kandidat lain tak satupun memperoleh nilai di atas 77,40 disebut-sebut merupakan settingan.

Termasuk capaian skor 85,00 di sesi presentasi dan wawancara saat nilai tertinggi kandidat lain mentok di angka 80,00.

Sumber balipolitika.com bahkan menyebut nilai dr. Ni Wayan Murdani, M.A.P. memang sengaja diangkat maksimal agar menempati posisi ranking 1 berkat jasanya memuluskan tiket beasiswa perkuliahan kedokteran spesialis paru-paru jatah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia untuk seorang anak pejabat teras di lingkungan Pemprov Bali. 

“Diduga peraih nilai tertinggi ini membantu secara maksimal anak seorang pejabat penting di Bali untuk mendapatkan beasiswa di Kemenkes. Dialah satu-satunya dokter yang mendapatkan beasiswa untuk pendidikan dokter spesialis paru-paru sehingga kesannya ada kepentingan pribadi Sekda Bali untuk mengatur memposisikan agar ibu dokter ini bisa diposisikan di ranking pertama,” ucap sumber, Minggu, 7 Januari 2023.

Karena Pengumuman Nomor: 800/06/PANSEL-JPT/2024 tentang nilai akhir seleksi terbuka jabatan pimpinan tinggi pratama di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali yang dikeluarkan Panitia Seleksi Jabatan Tinggi Pratama di Lingkungan Pemerintah Provinsi Bali menjadi hak prerogatif eksekutif tertinggi Bali, sumber berharap Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya untuk mencermati ulang hasil penilaian yang memicu banyak pertanyaan tersebut. 

“Hasil seleksi ini akan menjadi hak prerogatif PJ Gubernur Bali untuk memilih salah satu nama untuk diajukan ke pusat. Semoga Beliau bersedia mencermati ulang,” harap sumber. 

Siapa sebenarnya sosok dr. Ni Wayan Murdani, M.A.P. yang menjadi kandidat terkuat Direktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali meskipun belum pernah sama sekali mengemban jabatan di bagian struktural rumah sakit? 

Rekam jejak dr. Ni Wayan Murdani, M.A.P. ternyata tidak pernah ada di mana-mana. Berawal dari staf, dan baru 2-3 tahun menduduki jabatan Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinkes Provinsi Bali. dr. Ni Wayan Murdani, M.A.P. belum pernah menangani rumah sakit dan tercatat hanya bertugas di dinas kesehatan.

“Gelar akademik dr. Ni Wayan Murdani, M.A.P. bukan untuk mengurus rumah sakit. Gelarnya MAP, bersifat umum. Magister Administrasi Publik. Yang layak sebenarnya M.Kes, MARS, dan MPH (Magister Public Health). Ini kan MAP. Lulusnya di Undiknas. Yang layak menjadi seorang direktur rumah sakit adalah mereka yang pernah menduduki jabatan struktural baik sebagai wakil direktur, kepala bidang, maupun kepala bagian di rumah sakit. Kalau manajemen rumah sakit dipegang oleh orang yang bukan bergelar spesifik rumah sakit, ya jelas seseorang itu akan diragukan bisa mengelola sebuah rumah sakit. Kalau seseorang yang tidak mengetahui situasi yang terjadi di lapangan, tentu tidak mungkin bisa mengetahui secara nyata dan riil permasalahan-permasalahan yang ada di rumah sakit. Intinya dia tidak tahu manajemen rumah sakit,” keluh sumber.

Ketua Panitia Seleksi Dewa Made Indra juga belum bisa dikonfirmasi terkait pengumuman Nomor: 800/06/PANSEL-JPT/2024 tentang nilai akhir seleksi terbuka jabatan pimpinan tinggi pratama di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali yang dikeluarkan Panitia Seleksi Jabatan Tinggi Pratama di Lingkungan Pemerintah Provinsi Bali bertanda tangan elektronik.

Selain Ketua Panitia Seleksi Dewa Made Indra yang juga Sekda Provinsi Bali, tim seleksi terbuka jabatan pimpinan tinggi pratama di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali terdiri atas Kepala Bapenda Provinsi Bali I Made Santha, mantan Direktur RS Sanglah dr. I Wayan Sutarga, MPHM, Prof. Ir. I Made Supartha Utama, MS., Ph.D selaku akademisi Universitas Udayana, dan perwakilan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. (tim/bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!