Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

ADAT DAN BUDAYA

Ironis, Pura Sakenan Jadi Arena Konser DJ

PHDI: Tak Sesuai Logika dan Etika

TAK PATUT: Penampakan video DJ berdurasi 21 detik yang oleh PHDI Bali dan PHDI Kota Denpasar dinilai tidak sesuai logika dan etika karena berlangsung di kawasan suci Pura Sakenan yang terletak di Pulau Serangan, Desa Serangan, Denpasar Selatan, Provinsi Bali, Sabtu, 4 November 2023.

 

DENPASAR, Balipolitika.com Heboh, video berdurasi 21 detik telah mengobrak-abrik kawasan suci Pura Sakenan yang terletak di Pulau Serangan, Desa Serangan, Denpasar Selatan, Provinsi Bali.

Bukannya menghormati pura sebagai warisan rohani leluhurnya, Wantilan Pura Sakenan yang terletak di sebelah selatan utama mandala dan dikeramatkan ini malah jadi arena penampilan disc jockey alias DJ layaknya tempat hiburan malam, Sabtu, 4 November 2023. 

Dalam video pendek yang diterima redaksi, tampak ratusan mahasiswa berjingkrak-jingkrak layaknya di tempat hiburan malam mengikuti irama musik diiringi lampu kerlap-kerlip. 

Mirisnya, para mahasiswa ini mengenakan pakaian adat madya khas Bali: yang laki-laki mengenakan destar atau udeng plus kamben dan para perempuan mengenakan kamben dengan setelah atasan berupa baju kaos berwarna merah maroon. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun, penggalan konser disc jockey alias DJ dengan alunan musik keras berjudul ini merupakan rangkaian kegiatan pendidikan dan latihan (Diklat) Sapta Bayu oleh organisasi Pasemetonan Mahasiswa Hindu Dharma (PMHD) Universitas Warmadewa, Denpasar ke-XVIII.

Viralnya video ajep-ajep di kawasan suci Pura Sakenan ini sontak memancing kehebohan. 

Tak sedikit netizen yang mempertanyakan kenapa sampai aktivitas DJ yang identik dengan sajian khas tempat hiburan malam di areal suci Mandala Pura Sakenan.

Merespons viralnya kejadian tersebut, diketahui pihak pengempon Pura Sakenan dan unsur Kelurahan Serangan sudah meminta klarifikasi kepada panitia pelaksana.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, Nyoman Kenak menegaskan dalam mengemas sebuah acara seharusnya mengedepankan etika dan logika. 

“Ada logika dan etika yang harus kita kedepankan. Apakah di sana pantas atau tidak. Kalau misalnya di wantilan balai banjar masih wajar,” ungkapnya dihubungi Senin, 6 November 2023. 

Nyoman Kenak menegaskan bahwa areal pura merupakan wilayah yang sangat disucikan sehingga semua pihak harus menjaga kesucian tersebut, termasuk kalangan milenial dan generasi Z yang sejatinya berpikiran lebih maju dan cerdas secara logika dan etika. 

“Di areal pura hiburan apa yang layak atau tidak layak, termasuk kontennya harus juga diperhatikan,” terangnya. 

“Dari budaya dan kerangka Hindu, peristiwa ini tidak lazim. Kami tidak menuding siapa pun terkait kekeliruan ini. Pesan saya mari saling menjaga dan mengingatkan tentang apa yang baik dan tidak baik untuk Bali,” tutupnya. 

Hal senada disampaikan Ketua PHDI Kota Denpasar, I Made Arka. “Ketua PHDI Bali sudah berkomentar yang intinya harus ada etika dan logika,” terangnya.

Dikonfirmasi terpisah pada Senin, 6 November 2023 pukul 12.50 Wita, pembina Pasemetonan Mahasiswa Hindu Dharma (PMHD) Universitas Warmadewa, Dr. Anak Agung Gde Krisna Paramita, S.Pd., M.Pd. tidak membalas pertanyaan redaksi balipolitika.com. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!