Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Kesehatan

Begal Payudara Hantui Bali, Pakar Seks Unud Ungkap Tiga Pemicu

TEROPONG AKADEMIK: Ketua Forum Peduli AIDS Bali plus Ketua Asosiasi Seksologi Indonesia Cabang Denpasar merangkap dosen Departemen Andrologi dan Seksologi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, dr. I Made Oka Negara, M.Biomed, FIAS 

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Pelecehan terhadap perempuan terang-benderang terjadi di Bali.

Terbaru yang membuat kaum ibu resah adalah aksi begal payudara alias begal nyonyo di Kabupaten Buleleng.

Lebih-lebih aksi begal nyonyo dalam sepekan terakhir memakan dua orang korban, yakn padai Sabtu, 27 Mei 2023 dan Minggu, 4 Juni 2023.

Begal nyonyo di hari Sabtu, 27 Mei 2023 terjadi di Jalan Raya Seririt-Busungbiu, tepatnya di wilayah Desa Rangdu, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng.

Begal nyonyo di hari Minggu, 4 Juni 2023 terjadi pukul 20.00 di Jalan Raya Singaraja-Gilimanuk, tepatnya di Dusun Tegallenga, Desa Kalisada, Kecamatan Seririt.

Ketua Forum Peduli AIDS Bali plus Ketua Asosiasi Seksologi Indonesia Cabang Denpasar merangkap dosen Departemen Andrologi dan Seksologi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, dr. I Made Oka Negara, M.Biomed, FIAS menilai aksi begal payudara alias begal nyonyo di Kabupaten Buleleng tidak serta merta terjadi, melainkan dipengaruhi oleh sejumlah hal. 

Pertama, relasi kuasa. Ungkap dr. Oka Negara banyak pelecehan terjadi saat pelaku merasa punya kuasa, baik dia adalah seorang dosen, bos di kantor, orang dewasa ke yang lebih muda, senior kampus ke junior, dan sejenisnya. 

“Saat merasa punya kuasa, dilampiaskan dengan membully dan menguasai. Salah satunya dengan beragam pelecehan seksual. Nyium, remas bokong, remas payudara, dan sejenisnya,” ucapnya. 

Kedua, pernah jadi korban. Entah itu korban pembullyan atau pelecehan di masa lalu. “Dan di masa depan melampiaskan sebagai pelaku. Beragam yang bisa dilakukan. Salah satunya dengan pelecehan seksual remas bokong dan payudara,” ungkap dr. Oka Negara. 

Ketiga, pengaruh referensi. Yang ini karena pengaruh referensi yang didapat. Baik itu dari tontonan dan bahasan di media sosial atau referensi lain: melihat langsung, mendengar langsung, ajakan, atau tantangan sebaya. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!