Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pendidikan

FIB Unud Gelar Seminar Alumni Serangkaian Pelepasan Calon Wisudawan ke-151

REUNI: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana menggelar seminar alumni dalam rangka pelepasan calon wisudawan ke-151. Seminar berlangsung secara luring di ruang Auditorium Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, FIB Unud pada Rabu, 30 November 2022.

 

DENPASAR, Balipolitika.com Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana menggelar seminar alumni dalam rangka pelepasan calon wisudawan ke-151. Seminar berlangsung secara luring di ruang Auditorium Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, FIB Unud pada Rabu, 30 November 2022.

Seminar dibuka oleh Wakil Dekan I FIB Unud, I Nyoman Aryawibawa, S.S., M.A., Ph.D, serta dihadiri oleh para calon wisudawan.

Acara diawali dengan sambutan dari Wakil Dekan I FIB Unud yang sekaligus membuka seminar. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa seminar alumni merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan sebelum pelepasan calon wisudawan. “Saya berharap Bapak/Ibu walaupun secara akademik sudah lulus tapi jika ingin melanjutkan karir akademik tentu dapat melanjutkan kembali penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan”-ujarnya.

Seminar menghadirkan tiga orang pembicara, yaitu Dr. I Made Suamba Prodi Linguistik Program Doktor, Ni Putu Ratna Dewi Gayatri dari Prodi Magister Kajian Budaya, dan Ni Putu Ayu Yogi Ardhaningsih dari Prodi Sastra Jepang. Acara Seminar Alumni ini dipandu oleh Putu Ari Suprapta Pratama, S.S., M.Hum.

Dr. I Made Suamba membawakan materi berjudul “Penggunaan Bahasa Korea oleh Pelaku Pariwisata di Bali”. Dalam materinya disampaikan tentang berbagai strategi komunikasi yang dapat digunakan untuk transmisi informasi, membangun hubungan sosial, serta mempertahankan hubungan sosial dengan wisatawan Korea bagi pelaku wisata di Bali. Dr. Suamba juga memberikan informasi tentang kebudayaan Korea yang unik dan menarik, seperti tata cara makan dan sopan santun. 

Penyaji kedua, Ni Putu Ratna Dewi Gayatri menyajikan materi berjudul “Komodifikasi Tradisi Menggantung Ari-Ari di Desa Bayung Gede, Kintamani, Bali”. Gayatri menyampaikan bahwa bentuk komodifikasi tradisi menggantung ari-ari dimulai dari proses produksi keunikan, nilai-nilai sakralitas, upacara keagamaan, serta tradisi masyarakat Bayung Gede direproduksi kembali dalam bentuk story telling dalam kegiatan pemanduan, maupun tidak langsung berupa media atau cara yang baru seperti tulisan berupa kajian maupun dokumentasi, dan film dokumenter.

Penyaji terakhir, yaitu Ni Putu Ayu Yogi Ardhaningsih yang membawakan materi berjudul “Fenomena Hostess di Jepang dalam Drama Cabasuka Gakuen Karya Sutradara Takashi Kubota”. Ayu Yogi mengambil kesimpulan bahwa faktor penyebab fenomena hostess, yaitu keadaan ekonomi yang sulit serta tidak memiliki gelar pendidikan. Ayu Yogi juga menyampaikan bahwa untuk menjadi seorang hostess di Jepang harus berusia di atas 18 tahun serta berpenampilan menarik. Di samping itu, seorang hostess harus memberikan pelayanan terbaik seperti melayani klien dan mengantar klien ketika selesai berkunjung serta mempelajari istilah dalam cabaret club. (bp/Unud.ac.id)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!