VIRAL: Protes terhadap pelayanan Kantor Bea Cukai Ngurah Rai yang viral di media sosial.
BADUNG, Balipolitika.com- “Di mana hati nuranimu? Ini orang dapat kiriman paket alat bantu kencing,” keluh seorang warga masyarakat sembari menampilkan latar Kantor Bea Cukai Ngurah Rai.
Unggahan di media sosial itu mencuri perhatian. Tindak lanjut dan penyelesaian atas barang kiriman alat kesehatan Warga Negara Asing (WNA) pun disampaikan kepada publik.
Diketahui WNA berkebangsaan Finlandia atas nama Panu Ruokokoski merupakan pemilik paket alat bantu kencing tersebut.
Namun paket kiriman itu terkendala aturan larangan dan pembatasan impor alat kesehatan yaitu kateter dan kantung urine.
Dibutuhkan surat rekomendasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk me–release barang dimaksud.
Disebut tak punya hati nurani menahan alat kesehatan Panu Ruokokoski, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai melalui Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai TMP Ngurah Rai pun berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan RI.
Adapun rincian paket alat bantu kencing tersebut berupa 3 kemasan Hydrophilic Single-Use Catheter masing-masing berisi 30 buah, 3 buah kantong urin dengan selang, dan 2 kemasan Condom Catheter berlabel Coloplast Conveen masing-masing berisi 30 buah.
Kepala Seksi PLI, Bowo Pramoedito mengatakan dengan mempertimbangan asas kemanusiaan, dukungan, dan koordinasi erat dengan Kementerian Kesehatan RI, Panu Ruokokoski telah menerima alat kesehatan tersebut.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam menjalankan perannya sebagai community protector selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan serta dukungan terhadap masyarakat terutama terhadap kaum kelompok rentan.
Selanjutnya Direktorat Jenderal Bea danCukai akan terus menjalin kerja sama dengan Kementerian terkait lainnya untuk meningkatkan pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat. (bp)
