Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Lawan PDIP, Pengamat: KIM Plus Rapuh Tanpa Sosok Disegani

Ajak Rakyat Melek Politik

RESPONS DINAMIKA: Pengamat politik sekaligus akademisi Universitas Warmadewa, I Nyoman Wiraatmaja sebut faktor Jokowi alias Jokowi Effect masih akan memengaruhi kontestasi Pilkada Serentak 2024. 

 

DENPASAR, Balipolitika.com Kemenangan bersejarah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dengan raihan 1.454.640 suara atau 54,25 persen di Pilpres 2024 Provinsi Bali membawa secercah harapan pergantian pucuk pimpinan di Pulau Dewata lewat Pilgub Bali, Rabu, 27 November 2024.

Secercah harapan itu menguat pasca Rapat Konsolidasi Koalisi Pilkada Provinsi Bali 2024 di The Brass, Jalan Prof. Moh. Yamin No. 99X, Renon, Denpasar, Jumat, 24 Mei 2024 di mana partai politik non PDI Perjuangan, yakni Gerindra, Golkar, Demokrat, PSI, NasDem, PBB, Gelora, Garuda, PKB, PAN, dan Prima berkomitmen berjuang di bawah payung besar Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. 

Bentuk komitmen pentolan 11 parpol ini ditunjukkan lewat pembubuhan tanda tangan dan cap resmi masing-masing. 

Penandatanganan sebagai bentuk komitmen kerja sama koalisi ini dibubuhkan oleh Ketua DPD Gerindra Bali, Made Muliawan Arya, S.E., M.H., Ketua DPD 1 Partai Golkar Bali, Dr. I Nyoman Sugawa Korry, S.E., M.M., Ak., C.A., Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta, S.Sos., Sekretaris DPW Partai NasDem Bali I Nyoman Winatha, Ketua DPW PSI Bali I Nengah Yasa Adi Susanto, S.H., Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Provinsi Bali Bambang Sutiyono, dan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Garda Perubahan Indonesia (Garuda) Provinsi Bali I Gusti Agung Ronny Indra Wijaya Sunarya.

Mengacu hasil Pemilu Legislatif (Pileg) DPRD Bali 2024, KIM Plus ini memiliki kekuatan 23 kursi ditopang oleh 10 kursi (18,18 persen) Partai Gerindra, 7 kursi (12,73 persen) Golkar, 3 kursi (5,45 persen) Demokrat, 1 kursi PSI, dan 2 kursi NasDem.

“Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali yang akan dicalonkan atau didukung oleh peserta rapat dalam pelaksanaan kontestasi pemilihan Pilkada Provinsi Bali adalah pasangan calon yang didukung oleh Bapak Presiden Jokowi dan Bapak Presiden Terpilih Prabowo Subianto yaitu pasangan Dr. Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, S.E., M.Si. sebagai Bakal Calon Gubernur Bali dan Made Muliawan Arya, S.E., M.H. sebagai Bakal Calon Wakil Gubernur Bali dan jika ada perubahan dari pusat, koalisi akan siap mendukung keputusan dari pusat,” terang Made Muliawan Arya alias De Gadjah yang tampil bersinar di Pileg DPRD Bali 2024 Dapil Denpasar dengan raihan 49.091 suara.

Namun, baru 2 hari cap dan tanda tangan dibubuhkan sebagai simbol siap berjuang bersama, Korwil Pemenangan Pemilu Bali-Nusra DPP Partai Golkar, Gde Sumarjaya Linggih menyampaikan pandangan menukik. 

Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Golkar tersebut menyebut semuanya ditentukan 3 kali hasil survei yang digelar Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar sehingga paket Dr. Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, S.E., M.Si. dan Made Muliawan Arya, S.E., M.H. (Mantra-Mulia) yang dijagokan sebagai Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali yang hendak “ditetaskan” KIM Plus belum bisa disetujui lantaran tak ditopang hasil survei DPP Golkar yang selanjutnya digodok kembali di rapat DPP Partai Golkar. 

Di sisi lain, penegasan De Gadjah bahwa Mantra-Mulia merupakan bakal pasangan calon yang didukung oleh Presiden RI ke-7 Joko Widodo dan Presiden RI ke-8 Prabowo Subianto mendekati kenyataan. 

Peluang ini menguat pasca Jokowi tak diundang dalam Rakernas V PDIP yang digelar Jumat, 24 Mei 2024 di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta Utara.

Merespons dinamika politik yang berkembang jelang pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 yang sudah di depan mata, pengamat politik sekaligus akademisi Universitas Warmadewa, I Nyoman Wiraatmaja mengatakan tak bisa ditampik faktor Jokowi alias Jokowi Effect masih akan memengaruhi kontestasi Pilkada Serentak 2024.

“Sebenarnya, Jokowi itu meninggalkan PDIP atau dibuang oleh PDIP? Ini bisa ditelusuri lagi ke belakang. Namun, yang jelas untuk saat ini Jokowi dan keluarganya diberi label dibuang dari PDIP. Ini mungkin sudah menjadi strategi pilihan untuk lebih mensolidkan kader internal (PDIP) menjelang Pilkada Serentak 2024 karena kondisi tidak lagi seperti pilkada sebelumnya yang masih satu jalur dari pusat sampai daerah. Apapun istilahnya, yang pasti kondisi saat ini memang kurang menguntungkan PDIP, maka strategi untuk menyolidkan kondisi internal adalah pilihan logis, agar tidak sampai kecolongan lagi di arena pilkada,” ujar I Nyoman Wiraatmaja, Senin, 27 Mei 2024.

“Membuang” Jokowi dan keluarganya imbuh I Nyoman Wiraatmaja sedikit banyak pasti ada pengaruhnya. 

Namun, kondisi politik di Bali yang masih menjadi “kandang banteng” jelas sang akademisi mungkin saja berimbas kepada sebagian kader PDIP: ada yang sangat risau dengan kondisi saat ini atau malahan tidak merisaukannya sama sekali. 

“Yang pasti, masih ada kesan sangat percaya diri di kalangan internal PDIP bahwa siapapun yang dijadikan calon kepala daerah oleh merah, peluang menang sangat besar sehingga rebutan tiket di internal terkesan lebih seru,” ulasnya.

“Partai-partai di luar PDIP sudah pasti sangat memperhitungkan kondisi ini. Terlihat dari adanya koalisi besar yang sudah mulai dibentuk untuk menandingi PDIP. Namun, kerentanan koalisi masih seputaran siapa mendapatkan apa, berapa, di mana. Koalisi akan rapuh kalau tidak ada sosok pengintegrasi yang mumpuni dan disegani oleh semua anggota koalisi,” tegas I Nyoman Wiraatmaja memberikan penekanan.

Kepada masyarakat pemilih, I Nyoman Wiraatmaja mengingatkan bahwa setiap keputusan politik akan menjadi dasar kehidupan bersama. 

“Kalau nantinya keputusan-keputusan politik yang dihasilkan sangat buruk dan tidak memihak kepentingan kehidupan bersama, maka bukan kemajuan dan kesejahteraan yang dicapai, tetapi keterpurukan dan kemelaratan yang terjadi. Plus minus pemimpin era sebelumnya jadikan catatan dan bahan pertimbangan untuk menjatuhkan pilihan. Ayo rakyat pemilih, jangan alergi atau menjauh dari dinamika politik. Ayo melek politik, tidak boleh buta politik, agar tidak sampai terlindas roda gila politik karena selalu menghindar dan tidak mau terlibat atau peduli kehidupan politik,” pesan I Nyoman Wiraatmaja kepada masyarakat Bali. (bp/ken)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!