Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

ADAT DAN BUDAYA

Keren, Meriahnya Sesolahan Tari Gandrung Ketapian Kelod

Jaya Negara: Upaya Pelestarian Warisan Budaya

GANDRUNG: Walikota Jaya Negara Saksikan Sesolahan Tari Gandrung Banjar Ketapian Kelod

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menyaksikan langsung sesolahan Tari Gandrung Due di Banjar Ketapian Kelod, Kelurahan Sumerta, Denpasar Timur, Rahina Saniscara Kliwon Tumpek Wayang, Minggu, 26 November 2023.

Penyolahan dedari gandrung kali ini rutin dilaksanakan setahun sekali bertepatan dengan piodalan ageng di Bale Banjar Ketapian Kelod.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, Camat Denpasar Timur, Ni Ketut Srikaryawati, serta tokoh masyarakat serta krama Banjar Ketapian Kelod.

Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara mengaku terkesima dengan penampilan Pementasan Tari Gandrung, Banjar Ketapian Kelod.

Tentunya ini merupakan wahana berkelanjutan guna melestarikan seni, budaya dan tradisi sebagai warisan budaya yang adiluhung.

“Pemkot Denpasar melalui Dinas Kebudayaan telah memiliki program revitalisasai warisan-warisan budaya, guna mendukung visi pemerintah Kota Denpasar menjadikan kota berbasis budaya,” ujarnya

“Untuk itu kita harapkan pelestarian seni budaya termasuk pelestarian Tari Gandrung di Banjar Ketapian Klod ini dapat disenergikan dengan program yang ada di dinas kebudayaan sebagai bentuk upaya pelestarian warisan budaya yang ada di kota denpasar,” imbuh Jaya Negara.

Sementara Kelian Banjar Ketapian Kelod, I Made Jendra mengatakan, Tari Gandrung di Banjar Ketapian Kelod ini telah ada sejak 1928, awal mulanya penari dilakukan oleh lima orang pria, namun pada jaman penjajahan Jepang penari diganti menjadi penari wanita.

Selanjutnya, pada tahun 1960 karena situasi politik, Tari Gandrung di Banjar Ketapian Kelod ini sempat tidak dipentaskan, namun pada tahun 1972 kembali di pentaskan.

“Saat ini penari sudah generasi ke 8, dalam pementasan Gandrung Ketapian ini terdiri dari tiga tari pementasan yakni tari surya kanta, tari telek dan tari gandrangan. Pihaknya berharap dengan dukungan Pemerintah Kota Denpasar, tari Gandrung Ketapian ini dapat terus lestari,” ujar Made Jendra.(bp/luc)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!