Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Hukum & Kriminal

Usai Bunuh Anak Kandung, Made Doels Tenggak Racun Lalu Bunuh Diri

Polisi Temukan HCL di TKP

IN MEMORIAN: Made Sudiantara alias Made Doels (47 tahun) dikenal sebagai pribadi yang santun, pandai bergaul, pekerja keras, dan sayang keluarga. Ia juga suka berpetualang. Salah satunya mendaki gunung.

 

DENPASAR, Balipolitika.comHidrogen klorida (HCL) berbahaya bagi tubuh. Walau berwarna bening dan cair, asam klorida ini sangat beracun. Bahan kimia yang mampu menyebabkan kerusakan parah pada jaringan tubuh inilah yang ditemukan Tim Inafis Polresta Denpasar di tempat di mana Made Sudiantara alias Made Doels (47 tahun) menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri, Putu Rita Pravista Devi (26 tahun) sebelum akhirnya bunuh diri,  Kamis 6 Juli 2023 sekitar pukul 11.30 siang.

Dari rumah Jalan Bukit Tunggal No. 7, Lingkungan Alangkajeng Gede, Kelurahan Pemecutan, Kecamatan Denpasar Barat yang ditempati korban itu polisi juga menemukan palu dan tali plastik warna coklat, dan buku diary selain botol plastik 950 ml berisi cairan HCL.

Diduga kuat Made Doels menenggak HCL sebelum menyayat pergelangan tangannya dengan pisau cutter yang juga ditemukan di lokasi.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, tragedi memilukan itu pertama kali diketahui oleh Kadek Dananjaya Antara Putra (21 tahun).

Sebelum tragedi, saksi sempat melihat kakak kandungnya, Putu Rita Pravista Devi, duduk di depan kamar sekitar pukul 09.00. 

Sempat pergi dan kembali ke rumah sekitar pukul 11.00, ia melihat ayah dan kakaknya di depan kamar. Saat ia kembali keluar kamar, ia tidak melihat keduanya.

Kadek Dananjaya Antara Putra pun lalu masuk ke kamar kakaknya di lantai dua dan melihat ayahnya tiduran di lantai. Sementara posisi sang kakak tengkurap. 

Dia pun langsung panik melihat kondisi ayah dan kakaknya lalu bergegas turun ke bawah memberitahukan kepada sang ibu lalu keduanya kembali ke kamar tersebut.

Di sana, sang ayah sempat menggerakan kepala sehingga keduanya kemudian memberitahukan hal ini kepada sanak saudara sambil menghubungi ambulans. 

Lalu ayah dan anak ini diangkut ambulans ke RS Prof Ngurah Sanglah. Di RS tim dokter menyatakan, keduanya meninggal dunia.

Berdasarkan hasil pemeriksaan Tim Forensik RS Sanglah, jenazah Ni Putu Rita Pravista Devi menderita luka memar di bagian wajah, luka lecet digigit semut, keluar darah dari hidung, luka jerat di leher, luka memar, di bagian perut dan paha.

Sementara Made Doels mengalami luka sayatan di bagian pergelangan tangan kiri sedalan 8 cm hingga urat nadi dan otot tendonnya putus.

Dugaan sementara korban Putu Rita Pravista Devi dibunuh terlebih dahulu oleh sang ayah kandung dibuktikan dengan adanya sejumlah luka pada tubuh korban.

Usai membunuh sang anak, Made Doels bunuh diri dengan cara meminum cairan racun dan menyayat pergelangan tangan kirinya.

Motif pasti peristiwa mengerikan ini belum diketahui. Tetapi menurut pengakuan keluarga dan kerabat korban, waktu Covid-19, Made Doels sempat depresi karena usahanya kolaps.

Made Doels sempat mengatakan kalau anaknya yang menderita autis alias disabilitas mental meninggal dunia, ia juga akan ikut menghembuskan nafas terakhir. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!