Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Alam Lestari

129 Tahun Menghilang, Katak Pelangi Ditemukan di Kalbar

KABAR BAHAGIA: Kegiatan Scientific Exploration and Expedition Cagar Alam (CA) Gunung Nyiut 2022 yang dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat (Kalbar) bersama peneliti muda (botanis) menemukan kembali katak pelangi (Ansonia latidisca).

 

KALIMANTAN BARAT, Balipolitika.com- Kabar bahagia bagi masyarakat Indonesia. Kegiatan Scientific Exploration and Expedition Cagar Alam (CA) Gunung Nyiut 2022 yang dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat (Kalbar) bersama peneliti muda (botanis) menemukan kembali katak pelangi (Ansonia latidisca).

Katak pelangi (Ansonia latidisca) atau sambas stream toad, pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang ahli botani asal Jerman, Johann Gottfried Hallier, di bagian hulu Sungai Sambas, di puncak Gunung Damus – berada di sekitar Gunung Nyiut – yang sekarang merupakan wilayah Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat.

Semenjak itulah, katak kharismatik yang cantik dan berukuran mini ini tidak pernah ditemukan kembali di bagian wilayah Indonesia.

Akhirnya, 129 tahun berselang sejak pertama kali, katak pelangi itu teramati di wilayah Indonesia. Tepat pada peringatann Hari Kemerdekaan RI ke-77 yang lalu, botanis Indonesia, Randi Agusti, menemukan katak ini.

Katak pelangi mempunyai ciri fisik berkaki kurus dan panjang dengan tubuh bertotol-totol. Tubuhnya berukuran kecil. Panjangnya antara 30 – 50 mm. Kulit belakang berwarna hijau terang, ungu dan merah. Bintik-bintik berwarna pada kulit belakang tidak rata tetapi seperti batu kerikil atau mirip kutil.

Nama pelangi yang kemudian disematkan pada sambas stream toad, karena, pada kulitnya mempunyai pola warna hijau terang, ungu dan merah.

Dari ciri tersebutlah, kalau katak yang ditemukan di Gunung Nyiut, Kabupaten Landak, adalah katak pelangi.

Saat ditemukan, sepertinya ia sedang berkamuflase mengikuti warna helai daun tempatnya bertengger. Kamuflase sendiri merupakan cara satwa untuk mengelabui musuhnya. Katak pelangi ini memang aktif di malam hari di sekitar sungai yang berbatu-batu atau stream. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!