Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pemerintahan

Sudah Bayar VOA Rp500 Ribu, Pemprov Bali Minta Turis Asing Bersedekah

BULE DUKUNG SEDEKAH KE PEMPROV BALI: Fasilitas Visa On Arrival (VOA) yang sedang menjadi primadona di kalangan turis asing, masih dikenakan tarif sebesar Rp 500.000. Visa Kunjungan Wisata 60 Hari, jika mau tinggal lebih lama dan mengajukan Izin Tinggal Kunjungan 60 Hari, biaya yang dikenakan adalah Rp 2.000.000. Visa Kunjungan Beberapa Kali Perjalanan juga mengalami penyesuaian menjadi single tarif, yakni senilai Rp 3.000.000 per orang/tahun.

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Dibukanya fasilitas Visa On Arrival (VOA) bagi turis asing yang hendak berkunjung ke Bali disambut dengan antusias oleh masyarakat.

Fasilitas Visa On Arrival (VOA) yang sedang menjadi primadona di kalangan turis asing, masih dikenakan tarif sebesar Rp 500.000.

Dalam Surat Edaran Plt Dirjen Imigrasi No. IMI-KU.01.03-0074 disebutkan bahwa kebijakan tersebut diberikan guna mendukung pertumbuhan dunia pariwisata Indonesia yang dihadang pandemi Covid-19 selama dua tahun sebelumnya.

Perlu dicatat, orang asing yang masuk ke Indonesia menggunakan Visa Kunjungan Wisata 60 Hari, jika mau tinggal lebih lama dan mengajukan Izin Tinggal Kunjungan 60 Hari, biaya yang dikenakan adalah Rp 2.000.000.

Hal ini dikarenakan menurut peraturan yang baru, tarif ITK 60 Hari sendiri adalah Rp 2.000.000, beda dengan tarif Visa Kunjungan Wisata offshore. 

Sementara itu, Visa Kunjungan Beberapa Kali Perjalanan juga mengalami penyesuaian menjadi single tarif, yakni senilai Rp 3.000.000 per orang/tahun.

Namun demikian, mengacu kepada Keputusan Menteri Hukum dan HAM No. M.HH-03.GR.01.05 Tahun 2021, saat ini Visa Kunjungan Beberapa Kali Perjalanan belum dapat diajukan.

Meski sudah diketahui biaya masuk ke Indonesia, khususnya Bali, Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Wayan Koster terangan-terangan memberlakukan kontribusi wisatawan untuk pelindungan lingkungan alam dan budaya Bali berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 1 Tahun 2020 melalui aplikasi ‘LoveBali’

Pemprov Bali mengklaim hal tersebut didukung oleh wisatawan mancanegara. Di antaranya wisman Australia, Korea, Irlandia, Swiss, dan Jepang kompak mendukung kebijakan Gubernur Koster berlakukan kontribusi wisatawan

Pemberlakuan kontribusi wisatawan untuk pelindungan lingkungan alam dan budaya Bali berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 1 Tahun 2020 melalui aplikasi ‘LoveBali’ yang diluncurkan oleh Gubernur Bali, Wayan Koster mendapatkan apresiasi serta dukungan positif dari wisatawan mancanegara (wisman) pada Jumat (Sukra Umanis, Merakih), 29 Juli 2022.

Dukungan tersebut disampaikan langsung oleh Asmara, wisman dari Melbourne, Australia yang mengungkapkan kecintaannya terhadap budaya Bali.

Saking cintanya, ia secara rutin mengunjungi Pulau Dewata ini dan sangat mendukung Bali perlu dilindungi dan dipertahankan keberlangsungan kebudayaannya.

“Saya mendengar adanya peraturan pemerintah yang baru (Perda No. 1 Tahun 2020, red). Atas hal ini, kita turut juga bertanggung jawab terhadap kebudayaan Bali untuk memastikan kelestariannya, sehingga ke depan kita bisa mengunjungi Bali secara terus menerus,” ujar Asmara seraya menyatakan apresiasinya terhadap inisiatif Pemprov Bali.

Mark dari Melbourne, Australia juga menyatakan Bali merupakan destinasi wisata yang sangat disenanginya.

“Saya sudah datang untuk kelima kalinya ke Bali. Saya sangat cinta dengan Bali dikarenakan keunikan kebudayaannya, keindahan alamnya serta lingkungannya yang alami. Semua orang di sini sangat baik dan menyenangkan. Saya setuju dengan program Pemerintah Provinsi Bali tentang Kontribusi Wisatawan untuk melindungi kebudayaan dan alam Bali,” kata Mark sembari menyatakan alasan setuju karena cinta Bali. Ungkapnya orang Australia cinta Bali, senang datang ke Bali dan akan terus datang kembali ke Bali.

Hiroyuki, asal Jepang memberikan dukungan terhadap program baru Pemprov Bali tentang kontribusi wisatawan untuk melindungi alam dan budaya Bali.

“Jadi Kami akan memberitahu kolega dan teman kami tentang peraturan baru ini. Terima kasih,” kata Hiroyuki.

Kevin, wisman asal Swiss menyebutkan kehadirannya di Bali sudah dua minggu dan sangat menyadari jika alam dan budaya Bali perlu dilestarikan karena keberlangsungan pariwisata di Bali sangat tergantung pada kebudayaannya.

“Jadi Saya setuju dengan program Pemprov Bali untuk mengundang seluruh pihak agar bertanggung jawab melestarikan kebudayaan dan alam Bali,” ungkapnya.

Andrew asal Irlandia yang berlibur bersama pacarnya mengatakan menemukan kebudayaan yang unik dan kaya yang tidak bisa ditemukan di negaranya.

“Di mana kita berada, kita harus menjaga kebudayaan dan alam ini, termasuk di Bali, sehingga Bali tidak kehilangan rohnya. Saya cinta Bali, saya dukung Bali dan saya akan kembali lagi ke Bali untuk menikmati kebudayaan Bali,” cetusnya.

Dukungan terhadap kebijakan juga disampaikan wisman asal Korea, Wei Kim.

“Saya akan memberitahu semua masyarakat Korea untuk mengikuti program yang baru ini. Kami berharap yang terbaik untuk pariwisata Bali di masa mendatang,” harap Wie Kim.

Wisman Australia, Hilmisua pula menyatakan kecintaannya terhadap Bali dan ia tercatat sebagai wisatawan yang sudah dua kali berlibur ke Bali karena kecintaannya terhadap Bali.

“Saya pikir sebagai wisatawan kita mempunyai peranan untuk berkontribusi menjaga Bali. Sehingga Bali tetap menjadi Bali dan kita bisa kembali lagi ke Bali,” ujar Hilmisua.

Sebagai wisman asal Australia, Dean sudah 7 kali mengunjungi Bali.

Ia mengaku sangat senang melihat Pulau Bali berangsur kembali normal pasca Covid-19.

Dean sangat sedih melihat Bali ditutup.

“Bali sangat terkenal dengan keramahan penduduknya dan itu perlu dijaga, terutama kebudayaannya. Kita tahu kebudayaan Bali sangat unik dan berbeda dengan kebudayaan lainnya di Indonesia. Agama Hindu sebagai agama yang utama di sini terus menunjukkan masyarakat yang suka menolong dan ramah. Jadi Saya sangat mendukung program Pemprov Bali, karena kebudayaan dan alam Bali memang perlu dijaga. Tidak hanya alam dan kebudayaan, agama Hindu juga perlu dijaga,” tegas Dean.

Wisman Australia lainnya, Melisa pula menyadari alam dan budaya Bali harus dilestarikan, karena pariwisata Bali sangat tergantung pada kebudayaan itu sendiri.

Selama 27 tahun mengunjungi Bali, Claer, wisman asal Australia mengaku akan memberitahu semua tentang program Pemprov Bali ini agar wisatawan turut berkontribusi menjaga alam dan budaya Bali.

“Anda bisa turut membantu pemerintah dalam menjaga alam Bali dengan cara berdonasi seikhlas Anda untuk masa depan tempat yang kita cintai bersama ini. Saya dukung program ini dan saya kira ini adalah ide yang sangat bagus,” apresiasi Claer terhadap Pemprov Bali yang dipimpin oleh Gubernur Bali, Wayan Koster. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!