Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Seni & BudayaSosial

Tumpek Uye Serentak se-Bali Tuai Pujian 

INSPIRASI: Gubernur Bali, Wayan Koster dalam perayaan Rahina Tumpek Uye dengan Upacara Danu Kerthi di Danau Buyan, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Sabtu, (29/1/2022).

 

BULELENG, Balipolitika.com- Gubernur Bali, Wayan Koster bersama forkopimda beserta jajaran mengikuti perayaan Rahina Tumpek Uye dengan upacara Danu Kerthi, Sabtu, Saniscara Kliwon Uye, (29/1) di Danau Buyan, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Hal tersebut merupakan implementasi Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 4 Tahun 2022 tentang Tata-Titi Kehidupan Masyarakat Bali berdasarkan Nilai-nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi dalam Bali Era Baru. Upacara Danu Kerthi diperkuat dengan Instruksi Gubernur Bali Nomor 01 Tahun 2022.

“Atas nama Pemerintah Provinsi Bali saya mengucapkan terima kasih atas kebersamaan dan kerja gotong royong kita pada hari suci Tumpek Uye ini. Semoga kita senantiasa dalam keadaan sehat dan bahagia, diberikan kekuatan lahir batin untuk menjalankan swadharma masing-masing,” ucap Gubernur Koster.

Nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi yang salah satunya adalah Danu Kerthi atau penyucian dan pemuliaan danau, mata air, sungai, dan laut merupakan warisan adiluhung leluhur, penglingsir Bali sejak berabad-abad lalu lewat perayaan hari Tumpek. “Selama ini hanya dilaksanakan secara perorangan oleh masyarakat, sehingga semakin ditinggal oleh masyarakat Bali karena pengaruh nilai-nilai budaya luar dan dinamika perkembangan zaman termasuk pesatnya perkembangan teknologi digital saat ini,” ungkap orang nomor 1 di Pulau Dewata itu.

Gubernur Bali menjadikan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi dengan perayaan hari Tumpek sebagai kebijakan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah bersama masyarakat. Tujuannya agar warisan adiluhung ini terjaga dengan baik dan kokoh di masa mendatang. “Rahina Tumpek Uye dilaksanakan dengan niat suci, tulus, dan lurus dalam rangkaian acara untuk memuliakan Sarwa Wewalungan (binatang atau satwa) yang dalam kepercayaan orang Bali binatang adalah saudara kita. Bahkan mereka lebih dulu menghuni bumi ini dibandingkan manusia. Oleh sebab itu, kita berkewajiban menghormati dan memuliakannya, baik secara niskala maupun sekala. Salah satu acara yang digelar untuk pertama kali secara serentak adalah perayaan Rahina Tumpek Uye dengan upacara Danu Kerthi. Danu Kerthi adalah penyucian dan pemuliaan danau, mata air, sungai, dan laut sebagai Huluning Amerta sekaligus habitat binatang dan satwa yang wajib kita lindungi bersama,” urai Gubernur Koster.

Ditegaskan perlindungan terhadap danau, mata air, sungai, dan laut serta kehidupan di dalamnya merupakan upaya merawat alam beserta isinya (pertiwi) yang perlu disosialisasikan secara masif agar dipahami, dihayati, diterapkan, dan dilaksanakan secara menyeluruh, konsisten, berkelanjutan dengan tertib, disiplin, dan penuh rasa tanggung jawab oleh seluruh masyarakat Bali.

“Selaku Gubernur Bali, saya menginstruksikan seluruh komponen masyarakat Bali, yaitu 1) Pimpinan Lembaga Vertikal di Bali; 2) Walikota/Bupati se-Bali; 3) Bandesa Agung Majelis Desa Adat Provinsi Bali; 4) Bandesa Madya Majelis Desa Adat Kota/Kabupaten se-Bali; 5) Bandesa Alitan Majelis Desa Adat Kecamatan se-Bali; 6) Pimpinan Lembaga Pendidikan se-Bali; 7) Perbekel dan Lurah se-Bali; 8) Bandesa Adat atau sebutan lain se-Bali; 9) Pimpinan organisasi kemasyarakatan dan swasta se-Bali; dan 10) Seluruh masyarakat Bali, untuk melaksanakan perayaan Rahina Tumpek Uye dengan upacara Danu Kerthi sebagai pelaksanaan tata-titi kehidupan masyarakat Bali berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi dalam Bali Era Baru,” tegas Gubernur Koster.

Rincinya, perayaan Tumpek Uye adalah implementasi visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru. Dilaksanakan serentak diawali kegiatan niskala pukul 09.00-10.00, dilanjutkan kegiatan sekala pukul 10.00. Kegiatan niskala berbentuk penyucian danau, otonan sarwa wewalungan (binatang), dan persembahyangan Tumpek Uye. Kegiatan sekala dilakukan dengan melepas 100.000 ekor ikan ke Danau Buyan; melepas binatang dan burung ke Hutan Buyan, vaksinasi anjing ras Bali dan resik sampah di sekitar Danau Buyan. Upacara yang sama dilakukan oleh seluruh Bupati/Walikota se-Bali, lembaga vertikal, desa/kelurahan, desa adat, lembaga pendidikan, organisasi kemasyarakatan, dan pihak swasta.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama jajarannya di Bali juga melaksanakan perayaan Rahina Tumpek Uye yang dihadiri Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dr. Alue Dohong dan Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Berbahaya, dan Beracun, Rosa Vivien Ratnawati, S.H., M.Sc, di hutan mangrove Estuari Dam, Denpasar. Perayaan Tumpek Uye dinilai sangat keren dan menginspirasi.

“Kepada seluruh masyarakat Bali Saya mengucapkan selamat merayakan, rahajeng Rahina Tumpek Uye. Semoga di hari yang baik ini, binatang dan satwa yang menjadi unsur kehidupan alam ini semua sehat dan berbahagia. Saya sangat berharap perayaan Tumpek Uye dan juga nanti perayaan hari Tumpek yang lain agar menjadi laku hidup, gaya hidup, lifestyle seluruh masyarakat Bali untuk mengembangkan tata-titi kehidupan masyarakat yang berkarakter, berjati diri, berkualitas, dan tangguh,“ tutup Gubernur Koster. (dah/bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!