BADUNG (BaliPolitika)– Mabuk layangan dan alkohol ternyata sama-sama ada risikonya. Mabuk alkohol Anda bisa sempoyongan dan tak sadarkan diri. Demikian juga jika seseorang “mabuk layangan”. Anda berpeluang tak sadarkan diri karena tersengat listrik tegangan tinggi. Hal ini patut menjadi perhatian serius para maniak layangan di Badung. Pasalnya, hingga Rabu (15/7/2020) tercatat sudah 376 layang-layang di turunkan dari jaringan listrik bertegangan tinggi.
Fakta tersebut terkuak dalam sosialisasi dan antisipasi terhadap bahaya bermain layang-layang di Puspem Badung, Rabu (15/07/2020). Karena layangan, Ketua DPRD Badung, Putu Parwata mengumpulkan camat se-Badung menindak lanjuti surat dari UPT. PLN Bali tanggal 1 Juli 2020. Surat tersebut berisi permohonan bantuan menertibkan larangan bermain layang-layang di sekitar jaringan listrik tegangan tinggi.
Perwakilan Pimpinan PLN UPT Bali, yakni Rohmat Thohir, Hadi Yulianto, Made Sudarsana, dan Adiyatama turut hadir dalam sosialisasi yang berlangsung di Ruang Ketua DPRD Badung. Hal itu terang Parwata merupakan tanggung jawab bersama antara lembaga pemerintah, khususnya BUMN dan PLN. Mengacu kondisi riil di lapangan, Parwata mengatakan akan segera mengambil langkah nyata.
“Karena kita tahu listrik ini bermanfaat untuk masyarakat dan membahayakan masyarakat,” tegasnya. Politisi asal Banjar Untal-Untal Desa Dalung itu juga akan berkoordinasi lebih lanjut dengan para berbagai pihak, khususnya camat se-Badung dan PLN transmisi Bali terkait kendala yang terjadi di lapangan yang dipicu layang-layang. “Ada 376 layang-layang sudah diturunkan dari tegangan tinggi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Parwata meminta PLN menyampaikan standar ideal saat memainkan layang-layang. Antara lain standar penggunaan tali dan areal bermain layang-layang yang aman. Termasuk bahaya bermain layang-layang di jaringan listrik tegangan tinggi. “Agar masyarakat paham tentang keamanan, kenyamanan, dan keselamatan bermain layang-layang. Salah sedikit, nyawa bisa melayang,” tegasnya. (bp)
