REUNI MC: MC Satrio Welang dan Shuma 17 Tahun Terpisah, Bertemu lagi di Deklarasi Komunitas Semeton Gibran
DENPASAR, Balipolitika.com- Dua pasangan MC Satrio Welang dan MC Shuma dipertemukan kembali dalam panggung yang sama, setelah terpisah di panggung hampir 17 Tahun lalu lamanya. Mereka terakhir tampil bersama dalam pesta tahun baru di salah satu hotel berbintang di Sanur, pada tahun 2006 silam.
Dalam musim politik, Komunitas Semeton Gibran Bali mengundang mereka tampil membawakan acara Deklarasi yang pertama, 20 Oktober 2023 saat Calon Presiden Prabowo Subianto masih belum menentukan pilihan cawapresnya.
Hingga pasca deklarasi pertama, terpilihlah Gibran Rakabuming Raka resmi dipilih menjadi calon wakil presiden menyalip para seniornya yang juga digadang-gadang, seperti Yusril Ihza Mahendra, Erick Tohir, Ridwan Kamil dan lain-lain.
Pada Deklarasi kedua, Komunitas Relawan Semeton Gibran Bali menggelar acara deklarasi Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran pada 9 Januari 2024 di Gor Ngurah Rai Denpasar yang dihadiri langsung oleh Gibran Rakabuming Raka berserta Istri. Tampak pula hadir Pengacara kondang Hotman Paris yang menyampaikan orasi politiknya,
hingga Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa dan para petinggi partai pendukung dan juga puluhan organisasi relawan pendukung Prabowo-Gibran.
Membawakan acara politik, memang memiliki tantangan tersendiri. Apalagi kehadiran Gibran yang sangat menyedot perhatian masa dan awak media. MC Satrio Welang dan Shuma mengaku senang dan berterimakasih pada Komunitas Semeton Gibran yang mempercayakan acara deklarasi penting ini untuk mereka bawakan.
Kedua MC ini berangkat dari perkawanan di kampus Fakultas Sastra Universitas Udayana. Mereka sama-sama menempuh pendidikan Sastra Inggris di kampus pewahyu rakyat, kampus Sastra (kini Fakultas Ilmu Budaya).
Selain berkecimpung di dunia MC, Moch Satrio Welang ini adalah seorang aktor yang baru saja meluncurkan parfum puisinya yang bertajuk Luminosa, The Poetry by Satrio Welang dan ia baru saja merilis buku puisi Palestina berjudul Burung-Burung di Langit Merah yang melibatkan para penulis se-Indonesia.
Sementara MC Shuma, seorang aktivis sosial yang menyerukan kesejahteraan hewan terutama anjing liar. Ia juga seorang penerjemah paruh waktu, bahasa Inggris – Indonesia.(bp)
