SOSOK – Foto mendiang eks Bupati Jembrana dan istrinya. Tabir kematian pasutri ini terkuak. Ada tanda kekerasan.
BALI, Balipolitika.com – Tabir kematian mantan Bupati Jembrana akhirnya terungkap. Ternyata ada ketidakwajaran dalam tragedi meninggalnya pasutri itu.
Polda Bali pun menguak tabir kematian Bupati Jembrana dan istrinya itu. Di mana keduanya meninggal dunia dan membusuk di Jalan Gurita, Denpasar.
Kasus kematian mantan Bupati Jembrana Ida Bagus Ardana (84), dan istrinya Anak Agung Ayu Sri Wulan Trisna (64), pun sontak menjadi perhatian publik.
Setelah sebulan lebih berlalu, sejak pertama kali kedua korban terlihat membusuk di rumahnya di kawasan Sesetan, Denpasar Selatan.
Muncul fakta baru, yang ternyata terdapat tanda-tanda bekas kekerasan, pada tubuh pasangan suami-istri itu.
Hal ini terungkap dari serangkaian hasil pemeriksaan polisi, termasuk hasil autopsi yang penjelasannya menjadi titik terang oleh Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan .
“Kepolisian sudah melakukan pemeriksaan di TKP dan memeriksa keterangan 26 saksi, melakukan autopsi kedua jenazah, hingga mengirimkan sampel patologi anatomi dan laboratorium toksikologi.
Saat ini Polresta Denpasar melalui Polsek Densel sedang mengembangkan dan melakukan proses penyelidikan lebih lanjut,” kata Kombes Jansen, 3 hari lalu.
Kombes Jansen mengatakan, adapun perkembangan terbaru, adalah adanya hasil autopsi kedua jenazah.
“Pada tubuh Ida Bagus Ardana yang sudah membusuk, ada luka-luka lecet, berupa lecet akibat tekanan, memar dan patah tulang oleh kekerasan benda tumpul,” paparnya.
Lalu dari pemeriksaan toksikologi ada kafein dan kafsesin dengan lambung. “Namun, dua temuan zat itu tidak menyebabkan kematian. Jadi bukan merupakan penyebab kematian,” tambahnya.
Kemudian pemeriksaan patologi anatomi pada Ida Bagus Ardana, ada penyakit jantung koroner yang mempersempit lubang pembuluh darah antara 10 persen sampai dengan 95 persen.
Sehingga kesimpulan sementara, penyebab kematian Ida Bagus Ardana yang tidak wajar yaitu, dugaan kuat akibat kekerasan tumpul pada dada kanan yang mengakibatkan patah tulang, patah tulang iga ruas ketiga, ke empat dan kelima pada sisi kanan.
Sehingga, sejumlah luka itu menimbulkan memar pada bagian tengah dan bawah paru kanan. Sedangkan hasil autopsi terhadap jenazah Anak Agung Ayu Sri Wulan Trisna, yang juga sudah membusuk, ada luka-luka memar dan lecet akibat kekerasan tumpul pada bagian hidung dan bibir.
“Berdasarkan pola lukanya sesuai dengan luka memar pada peristiwa pembekapan. Jadi dugaan terjadi peristiwa pembekapan, kemudian ada juga tanda-tanda mati lemas,” beber Kombes Jansen.
Tidak ada sebab kematian lain dari istri kedua mantan Bupati Jembrana periode 1980 1990 ini.
Maka dari itu, kesimpulan penyebab kematian wanita lanjut usia ini, karena mati lemas, akibat kekerasan benda tumpul pada dada tersendiri yang dapat menyebabkan kematian.
Meskipun ada tanda kekerasan dari hasil pemeriksaan, Jansen enggan menyimpulkan keduanya tewas karena pembunuhan.
“Yang pasti meninggal bukan karena sakit, bukan karena cairan (yang di rumah) namun dugaannya tidak wajar. Tidak wajarnya apa? agar tidak salah menyimpulkan dan salah arah, biarkan teman-teman Polresta Denpasar menyelidiki,” ucap mantan Kapolresta Denpasar ini.
Perwira melati tiga di pundak itu juga, enggan menyebutkan siapa orang terakhir yang bertemu dengan kedua korban.
Sebab, petugas masih melakukan penyelidikan lebih dalam, termasuk mengecek CCTV yang terpasang di sekitar tempat kejadian perkara. (BP/OKA)