Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pariwisata

Pengusaha Lokal Keluhkan Bisnis Bodong WNA di Badung

Stop Tutup Mata, Minta Pemerintah Turun ke Lapangan

TAK TERBENDUNG: Waty Silalahi Apenu, salah satu pengusaha di Bali saat diwawancarai beberapa waktu lalu. (Sumber: BP/GK)

 

BADUNG, balipolitika.com– Salah satu pengusaha lokal di Bali, Waty Silalahi Apenu mengeluhkan maraknya Warga Negara Asing (WNA) di Bali, khususnya Kabupaten Badung yang membuka usaha terang-terangan, diduga tanpa legalitas sehingga merugikan para pengusaha lokal yang menjalankan bisnis sesuai aturan dan regulasi berlaku.

Waty Silalahi Apenu mempertanyakan peran pemerintah dalam menindak tegas para WNA yang diduga menjalankan bisnis ilegal di Bali mengingat kondisi ini menjadi ancaman ke depan terhadap keberadaan usaha-usaha lokal dan citra pariwisata Bali di mata dunia.

“Kalau saya lihat kondisinya saat ini sangat jauh berbeda. WNA masuk dengan beringas ke Bali kemudian mendirikan usaha yang patut kita duga tanpa izin, menjadi ancaman bagi kami pengusaha lokal yang memang menjalankan bisnis sesuai dengan prosedur dan regulasi yang ada. Di sisi lain, pemerintah seolah tutup mata akan adanya permasalahan ini. Padahal jelas kebanyakan WNA yang membuka usaha khususnya di Badung itu membayar pajak pun tidak,” sentil Waty Silalahi Apenu, Selasa 9 April 2024.

Waty Silalahi Apenu menambahkan banyak WNA datang ke Bali dengan sengaja membangun bisnis untuk mencari keuntungan selama berlibur.

Hal ini menambah tekanan ekonomi bagi warga lokal yang menjadi kompetitor dari bisnis mereka sehingga mendesak pemerintah segera melakukan pengawasan ketat terhadap keberadaan bisnis-bisnis bodong milik WNA.

“Kalau memang pemerintah menjalankan fungsinya dengan baik, turunlah ke lapangan. Cek mereka ini! Cari faktanya terhadap dugaan-dugaan yang ada. Saya berbicara memang atas apa yang saya lihat, bukan hanya saya yang merasakan ini, bisa ditanya pengusaha-pengusaha lokal lainnya! Justru sekarang yang menjadi pesaing ya tamu kita sendiri yang kita tidak tahu mengenai status legalitas usahanya,” pungkas Waty Silalahi Apenu.

Lebih lanjut, Waty Silalahi Apenu memahami bahwa sektor pariwisata menjadi daya tarik utama Bali.

Namun, sangat disayangakan jika benar adanya para WNA datang ke Bali untuk berbisnis yang tak sesuai regulasi, sehingga ke depan justru malah merugikan keberadaan usaha-usaha lokal legal yang ada. (bp/gk)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!