BONTANG, Balipolitika.com- UPT Badan Karantina Indonesia (Barantin) di Samarinda melakukan pengawasan fumigasi fosfin di atas MV. Phu An terhadap 3.300 ton PKE senilai Rp 7,5 miliar yang akan diekspor ke Fangcheng, Tiongkok.
Nah sobatQ, untuk bisa ekspor diperlukan perlakuan khusus untuk memastikan ribuan ton PKE tersebut terbebas dari organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yakni harus diberikan perlakuan fumigasi dengan menggunakan fosfin.
Fumigasi ini dilakukan di palka kapal oleh pihak ketiga dengan dosis 2 gram/m3 selama 72 jam.
Hingga triwulan ketiga, PKE asal Kalimantan Timur yang diekspor sebanyak 89.924 ton dengan frekuensi 57 kali pengiriman ke berbagai negara.
Nilai ekspornya pun terbilang fantastis, yakni Rp 325,69 miliar.
Palm kernel expeller (PKE) atau yang lebih dikenal dengan istilah bungkil kelapa sawit merupakan salah satu hasil produk turunan dari kelapa sawit unggulan di Kalimantan Timur.
PKE berbentuk serbuk seperti tanah ini biasanya digunakan sebagai pakan ternak di beberapa daerah di Indonesia, namun kini PKE juga diminati diberbagai negara seperti Tiongkok, Vietnam dan Jepang.
UPT Barantin di Samarinda selalu mendukung program pemerintah dalam upaya akselerasi ekspor produk pertanian asal Kalimantan Timur dengan memastikan produk sehat dan bebas dari OPT. (nik/bp)
