Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Ekbis

Sewa Pesawat, Benih Bandeng Bali Laris Manis di Filipina

LARIS MANIS: Benih ikan bandeng dikenal secara lokal dengan sebutan nener atau Live Fry Milkfish asal Bali Utara menjadi primadona di pasar ekspor.  

 

BULELENG, Balipolitika.com- Benih ikan bandeng asal Bali utara ternyata jadi primadona di luar negeri. Hal inilah yang menyebabkan bisnis perikanan di Buleleng berkontribusi pada perekonomian masyarakat lebih dari 2 dekade.

Benih ikan bandeng dikenal secara lokal dengan sebutan nener, sedangkan untuk sebutan dagang internasionalnya dikenal dengan nama Live Fry Milkfish.

Nener (Chanos chanos) dari Provinsi Bali menjadi sektor bisnis perikanan yang tetap berkontribusi ke perdagangan internasional (ekspor) maupun antar wilayah di Indonesia (domestik) dan tetap bertahan di masa krisis global di era turunnya perekonomian saat timbulnya wabah Covid-19.

Frekuensi pengiriman ekspor nener di tahun 2020 tercatat sebanyak 63 kali dengan tujuan utama ke negara Filipina, Taiwan, dan Singapura.

Seluruh perdagangan termasuk sektor perikanan di tahun 2020 termasuk ekspor nener mengalami kendala akibat adanya pembatasan pengiriman internasional via udara yang diakibatkan banyaknya maskapai yang tidak membuka kuota kargo pengiriman, namun dikarenakan permintaan yang masih cukup tinggi, pihak pelaku usaha di wilayah utara Bali mengambil langkah bersama untuk menyewa pesawat yang khusus mengangkut komoditi nener ke Filipina. Hal ini menunjukkan bahwa sektor bisnis perikanan khususnya nener tetap mampu bertahan, menopang pelaku usaha dalam menjalankan bisnisnya.

PHPI Ahli Muda, Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Denpasar, Ni Desak Nyoman Pradnyani, S.St.Pi, M.Sc merinci dari data lalu lintas ekspor tahun 2020 tercatat pelaku usaha nener dari Provinsi Bali mengekspor ke Filipina (91.1 persen), Taiwan (6.9 persen) dan Singapura (2 persen) dengan total 205,6 juta ekor, berkontribusi positif ke devisa negara senilai lebih dari Rp2.5 miliar rupiah.

Normalisasi perdagangan bisnis perikanan terjadi cukup cepat, trend positif bisnis nener untuk tujuan ekspor di tahun 2021 mencapai 3.4 miliar ekor, dan tahun 2022 tercatat 4.1 miliar ekor.

Hal ini setara dengan nilai Rp51 miliar rupiah (2021) dan 61.5 miliar rupiah (2022), meningkat secara konsisten dengan fluktuasi yang di pengaruhi oleh permintaan pasar ekspor.

Sebagai bentuk pengawasan kesehatan dalam pengendalian penyebaran penyakit ikan akibat kegiatan lalu lintas perdagangan domestik dan ekspor, nener merupakan komoditi wajib periksa jenis penyakit ikan karantina.

Salah satu jenis penyakit ikan yang paling umum dipersyaratkan oleh negara tujuan ekspor yaitu infeksi Viral Nervous Necrosis (VNN). Virus ini wajib diperiksa oleh pelaku usaha sebelum diperdagangkan.

Hasil uji VNN pada nener di Laboratorium pengujian Balai KIPM Denpasar menggunakan metode biologi molekuler teknik polymerase chain reaction (PCR) dengan pembacaan pada 230 bp mencatat tingkat prevalensi penyakit VNN yaitu 36.36 (2020), 25.00 (2021) dan 5.04 (2022).

Sertifikat kesehatan ikan akan diterbitkan untuk komoditi yang bebas dari penyakit ikan tersebut. Ketentuan ini diatur dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. 17/2021 tentang penetapan jenis penyakit ikan karantina, organisme penyebab, golongan, dan media pembawa.

Seluruh sertifikat kesehatan ikan yang menjadi dokumen wajib untuk perdagangan komoditi perikanan termasuk nener diterbitkan untuk komoditi nener yang bebas dari infeksi Viral Nervous Necrosis (VNN) dan jenis penyakit ikan lainnya sesuai persyaratan negara tujuan ekspor.

Keberhasilan bisnis nener dari Bali sangat erat kaitannya dengan tingginya komitmen pelaku usaha maupun masyarakat pembudidaya nener di utara Bali dalam memproduksi nener berkualitas baik, perkembangan teknik budidaya yang ramah lingkungan serta penerapan biosecurity dengan baik agar usaha bisnis nener ini tetap eksis dan mendunia. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!