Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Polling 8 Calon Bupati Klungkung 2024 Dibully Masyarakat

Netizen: Tiba-Tiba Nongol, Di mana Rasa Malu Kalian?

PANAS: Ilustrasi nama-nama calon yang akan memerihakn Pilkada Klungkung 2024 dicemooh oleh netizen.  

 

KLUNGKUNG, Balipolitika.com- Berakhirnya masa jabatan Bupati Klungkung 2 periode, I Nyoman Suwirta di tahun 2023 mendatang membuka kesempatan bagi wajah baru untuk menakhodai Gumi Serombotan. Meski 2024 masih jauh, polling dengan pertanyaan siapa Bupati Klungkung 2024 beredar luas. Netizen disodorkan 8 pilihan, yaitu I Made Kasta, I Wayan Baru, Anak Agung Gde Anom, Komang Ningrum, Ngakan Made Nata, Tjokorda Agung, Made Wijaya, dan Ayu Suwirta. 

Hingga Selasa (5/4/2022) pukul 08.27, I Made Kasta memimpin dengan raihan 266 suara (28,1%), disusul Made Wijaya dengan 894 suara (26,0%), dan I Wayan Baru dengan 680 suara (19,8%). Jika dibandingkan dengan data resmi Pileg 2019 yang memosisikan Srikandi PDI Perjuangan asal Nusa Penida, Ni Luh Kadek Dwi Yustiawati yang mendulang suara sebanyak 24.079 hingga melenggang ke DPRD Bali, tentu polling yang menyodorkan 8 pilihan nama ini tidak ada apa-apanya. Menariknya, nama Dwi Yustiawati  sama sekali tidak diperhitungkan.  

Akibatnya polling yang dibuat 2 April 2022 pukul 12.28 dengan 8 opsi jawaban itu dibully masyarakat Klungkung. Netizen atas nama I Made Supiat menyebut polling tersebut tidak berkualitas. “Pemilihan calon tidak berdasarkan kinerja orang yang dicalonkan. Leih baik stop polling ini. Mari gunakan kecerdasan kita dalam menentukan calon. Jangan asal copot demi kepentingan pribadi. Saya sebagai masyarakat Klungkung sangat tidak setuju,” tulisnya. 

“Saya belum bisa menentukan pilihan. Ini kebanyakan baiknya menjelang pemilu saja. Buktikan dulu kinerja di rumah sendiri dulu, di banjar, di desa, berani berkorban tidak? Kalau cuma akting jepret foto lalu upload ya saya orang yang nggak gampang dibodohi, Pak. Hati-hati juga sama yang bakat korupsi sudah mengkristal,” ungkap Gemaya Wangsa. 

“Polling berdasarkan kepentingan pribadi. Semua calon yang dimasukkan dalam polling tidak ada yang berkualitas. Bagaimana bisa membangun Klungkung kalau calon yang dipolling tidak berkualitas? Sudahkah calon di atas berkontribusi mulai dari tingkat banjar, desa, kecamatan, dan kabupaten? Sangat tidak setuju,” timpal Ni Nengah Warsini. 

Pernyataan menarik juga disampaikan I Dewa Gede Komala Putra. “Calon-calon yang ada di polling ini semua mendadak jadi pemain sinetron. Ade ne bes berambisi konden ape-ape. Jeg saget nyalon. Ade calon ne ngandelin suaminya ape sing tawange; urus rumah tangga dulu yang benar. Ade ne calon demen jual beli jabatan. Pokoknya ambisinya untuk dirinya pribadi. Klungkung dalam keterpurukan,” kritik sang netizen dalam bahasa Bali. 

“Yang ngebet nyalon-nyalon ini apakah sudah pernah meringankan beban masyarakat di tengah kesulitan ekonomi saat ini? Kok sekarang tiba-tiba nongol jadi calon bupati dan mengajak masyarakat ikut polling? Di mana rasa malu kalian? Kami masyarakat kecil nggak bakalan mau memilih calon-calon ini yang sekarang tiba-tiba muncul,” tegas akun facebook Santiasa Santiasa. (bp) 

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!