TERANG BENDERANG: Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, I Nyoman Parta (tengah baju endek) menyapa perwakilan agen resmi Pertamina dalam acara di Sekretariat Hiswana Migas, Jalan Kepundung No. 12 Dangin Puri, Denpasar Timur, Selasa, 11 Juni 2024 siang.
DENPASAR, Balipolitika.com– Meledaknya Gudang Eceran Gas Elpiji milik CV Bintang Bagus Perkasa, Jalan Kargo Taman I No. 89 Banjar Uma Sari, Desa Ubung Kaja, Denpasar hingga 1 pekerja diduga pengoplos bernama Purwanto (40 tahun) asal Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur tewas menjadi atensi publik.
Merespons pernyataan resmi Area Manager Communication, Relations, and CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi bahwa gudang LPG milik Sukojin yang pernah ditangkap Polsek Denpasar Barat pada 11 Januari 2014 silam diduga melakukan praktik pengoplosan karena bukan agen atau pangkalan resmi, Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, I Nyoman Parta berang.
Ditemui saat melakukan serap aspirasi bersama perwakilan ratusan agen resmi Pertamina di Sekretariat Hiswana Migas, Jalan Kepundung No. 12 Dangin Puri, Denpasar Timur, Selasa, 11 Juni 2024, I Nyoman Parta menegaskan bahwa meledaknya Gudang Eceran Gas Elpiji CV Bintang Bagus Perkasa pada Minggu, 9 Juni 2024 adalah tragedi kemanusiaan.
“Mohon agar pihak kepolisian membuka kasus ini karena prasyaratnya hampir terpenuhi semua. Terang-benderang kok ini kasusnya,” ujar I Nyoman Parta.
Indikasi bahwa Gudang Eceran Gas Elpiji milik CV Bintang Bagus Perkasa, Jalan Kargo Taman I No. 89 Banjar Uma Sari, Desa Ubung Kaja, Denpasar dijadikan sebagai tempat pengoplosan ungkapnya sangat terang-benderang.
Pertama, ciri khas sebagai agen resmi Pertamina tidak ada di Gudang Eceran Gas Elpiji milik CV Bintang Bagus Perkasa.
Kedua, mobil truk dan sejenisnya yang mengangkut LPG ke lokasi tersebut tidak ada tulisan sebagai penanda operasional resmi sebagai agen Pertamina.
“Ketiga, operasional kerjanya malam hari dan mempekerjakan 18 orang. Apalagi? Sudah terang-benderang urusannya bahwa itu tempat pengoplosan. Tinggal polisi tangkap otak dari pengoplosan itu,” pinta politisi peraih suara tertinggi Pileg 2024 dengan raihan 281.688.
Diberitakan sebelumnya, Ahad Rahedi memastikan gudang yang mengalami kebakaran milik Sukojin bukan agen atau pangkalan resmi setelah tim internal Pertamina mengecek lokasi kejadian.
Pengoplosan gas itu menguat setelah tim menemukan tabung gas mulai ukuran subsidi tiga kilogram, 12 kilogram, dan 50 kilogram di lokasi kejadian.
Ahad Rahedi menekankan pihaknya saat ini menunggu hasil investigasi dari aparat kepolisian terkait kebakaran yang melalap gudang itu. (bp/ken)