Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

PuisiSastra

Puisi-Puisi Chris Triwarseno

Ilustrasi: Gede Gunada

 

Seduh Sulang Secangkir Puisi
: Wayan Jengki Sunarta

mungkin kau telah lupa
che guevara mengisap cerutu
di mejamu, yang berserak
puluhan kanvas perlawanan
dan ratusan diksi pergolakan
kausebut asap-asap revolusi

KPU Kabupaten Gianyar KPU Kabupaten Gianyar

mungkin kau telah lupa
bait-bait huesca dan arak-arak
memabukkan, dalam serak
kausajakkan kecemasanmu
pada angin yang bangkit
dari kuburan dangkal

mungkin kau tak akan lupa
kita hanya berdua semeja
tanpa che, john, dan cerutu
seduh sulang secangkir puisi
merayakan antologi perjamuan

Ungaran, Januari 2024

 

Ritual Persembahan

kulangkahkan kaki-kaki pertobatan
menuju kamar mandi penyucian
kutanggalkan satu per satu
pakaian-pakaian keakuan
kugantungkan satu per satu
pemujaan-pemujaan palsu

kuambil perlahan satu per satu
gayung berisi air penyucian
kusiramkan pada satu per satu
bagian-bagian dosa tubuh
kubersihkan satu per satu
dengan pembasuh keikhlasan

kubilas lembut satu per satu
bagian-bagian tubuh nafsu
kukeringkan satu per satu
dengan handuk pengakuan
kukenakan satu-satunya
jubah mandi keyakinan

kuhirup wewangian satu per satu
di setiap harum doa tubuh
kulangkahkan satu per satu
kaki-kaki penghambaan keluar
dari kamar mandi persembahan
tak kutemukan satu pun pintu

selain lubang-lubang tanah
yang memanggil, “Kemarilah kau, satu per satu”.

Ungaran, April 2024

 

Setelah Gerimis

lorong waktu adalah duka manis
yang kutulis setelah gerimis
serupa tatap matamu menangis

perjalanan ini adalah pemanis
yang kukenang setelah gerimis
serupa rayu cintamu romantis

pintu hatimu adalah magis
yang kupuja setelah gerimis
serupa lirik mantra ritmis

aku dan kamu adalah rumah estetis
yang kita singgahi setelah gerimis
serupa roman-roman dramatis

Ungaran, April 2024

 

Caleg dan Gadis TPS

telah kupersiapkan buket
empat belas mawar pink
kuselipkan kartu pemilihku
di antara kelopak-kelopak
tak lupa kutuliskan untukmu
“Selamat hari kasih sayang”,
pemuja setiamu yang santuy

rekah senyummu menyambut
kausodorkan kartu-kartu suara
terlipat rapat serupa ingatanmu
yang pernah menyudahi semua
perjalananku denganmu
“Kau terlalu gemoy untukku”,
— gadis TPS yang lugu

kedip matamu membersamaiku
menuju bilik suara sebelah utara
hanya ada paku dan alas busa
tak seperti bilik mesra kita berdua
saat kau jenguk aku di penjara
hanya ada aku dan desahmu saja
— ini adalah jalan ninjaku

tak sepatah kata pun kauucap
saat aku selesai mencelup tinta
hanya kauserahkan kain lap
untuk mengeringkan bekasnya
mungkin perlahan kau mengingat
pernah mengeringkan deras peluh
saat kita bercinta, dan kau berbisik
“Dasar kau, caleg gila!”

Ungaran, Desember 2023

 

Gadis Bank

di depan teller
tak ada lembaran rupiah
kurs dan bunga bank
terpampang

mataku sesaat basah
bunga desa itu kuingat
tersenyum renyah
tanpa agunan

Ungaran, Desember 2023

 

Ranum Kepalsuan

mungkin ranum adalah kepalsuan
jika saja aku tak bisa menikmatinya
mungkin tangis adalah kebebasan
jika bahagia adalah bilah luka

Ungaran, Desember 2023

 

BIODATA

Chris Triwarseno, S.T., lahir di Karanganyar, 14 Februari. Alumnus Teknik Geodesi UGM. Seorang karyawan swasta yang tinggal di Ungaran, Semarang. Buku antologi puisi tunggalnya berjudul: Bait-bait Pujangga Sepi (2022) dan Sebilah Lidah (2023). Buku antologi puisi bersamanya berjudul : Suara-suara dari Gemuruh Selat (Jazirah Empat Belas – 2023), Sebuah Kota Menyambutku dengan Secangkir Robusta ( Indonesia Coffee Summit – 2023), RendezVOUS (Bali Politika – 2023), Pagelaran : Puisi Yogya Istimewa (2023), Lukisan Bumi (2023), Alam Sejati (2022), Puisi Untuk Dokter (2022). IG: @christriwarseno. FB: chris triwarseno.

Gede Gunada lahir di Desa Ababi, Karangasem, Bali, 11 April 1979. Ia menempuh pendidikan seni di SMSR Negeri Denpasar. Sejak 1995 ia banyak terlibat dalam pameran bersama. Ia pernah meraih penghargaan Karya Lukis Terbaik 2002 dalam Lomba Melukis “Seni itu Damai” di Sanur, Bali; Karya Lukis Kaligrafi Terbaik 2009 dalam Lomba Melukis Kaligrafi se-Indonesia di kampus UNHI Denpasar.

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!