Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

DBD Mengancam, Gung Cok Ajak Warga Pelihara Koi di Trotoar

SELAMATKAN NYAWA WARGA: Caleg DPRD Bali nomor urut 2 Partai Golongan Karya (Golkar) Dapil Badung, Anak Agung Bagus Tri Candra Arka mengaku was-was di bulan pembuka tahun 2024 mengingat Provinsi Bali menduduki juara 1 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.

 

BADUNG, Balipolitika.com- Caleg DPRD Bali nomor urut 2 Partai Golongan Karya (Golkar) Dapil Badung, Anak Agung Bagus Tri Candra Arka mengaku was-was di bulan pembuka tahun 2024 mengingat Provinsi Bali menduduki juara 1 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.

Perasaan was-was ini diperparah oleh fakta belum diterapkannya inovasi teknologi wolbachia program Kementerian Kesehatan RI untuk menurunkan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di Pulau Dewata.

Faktanya, meski terbukti berhasil secara ilmiah menurunkan angka kematian di banyak negara, yakni Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Mexico, Kiribati, New Caledonia, Sri Lanka, Australia, dan Singapura, teknologi wolbachia malah ditolak sejumlah pihak sehingga tidak berjalan di Bali.

Ironisnya, di sisi lain, data menunjukkan sebanyak 2.688 orang meninggal dunia karena gigitan nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia dalam rentang tahun 2020, 2021, dan 2022.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali di pembuka tahun 2023 melaporkan adanya  5 korban meninggal dunia karena gigitan nyamuk demam berdarah. 

Sekadar data pembanding, pada Januari 2023 terjadi 939 kasus dengan 3 korban meninggal dunia, Februari 2023 terjadi 820 kasus dengan 1 korban meninggal dunia, dan Maret 2023 terjadi 710 kasus dengan 1 korban meninggal dunia. 

Jumlah kasus di 3 bulan pertama tahun 2023 yang dilaporkan ini tersebar di Kota Denpasar (781 kasus), Buleleng (369 kasus), Badung (305 kasus), Klungkung (231 kasus), Jembrana (210 kasus), Gianyar (196 kasus), Karangasem (156 kasus), Tabanan (154 kasus), dan Bangli (67 kasus).

Bukannya menurun, Dinas Kesehatan Provinsi Bali mencatat 6.428 kasus DBD hingga Oktober 2023. Dengan kata lain terjadi lonjakan kasus sebanyak 3.959 kasus dari 2.469 kasus DBD selama tiga bulan pertama tahun 2023.

Ditilik dari data resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, incidence rate DBD semester 1 tahun 2023 memposisikan Provinsi Bali sebagai juara 1 kasus demam berdarah di Indonesia ditinjau dari luas wilayah dan jumlah penduduknya dengan 114,19 persen. Disusul Kalimantan Utara (85,55 persen), Kalimantan Timur (76,88 persen), Papua Tengah (66,53 persen), Nusa Tenggara Barat (50,02 persen), dan Sulawesi Utara (36,34 persen). 

Sayangnya, penerapan teknologi wolbachia yang sedianya dilakukan di minggu kedua bulan November 2023 urung dilakukan dipicu penolakan sejumlah pihak. 

Merespons hal itu, Anak Agung Bagus Tri Candra Arka, Caleg DPRD Bali nomor urut 2 dari Partai Golongan Karya (Golkar) Dapil Badung mengajak masyarakat Bali, khususnya Kabupaten Badung memelihara ikan pemakan jentik nyamuk di trotoar dan tempat-tempat penampung air lainnya. Salah satunya ikan koi. 

“Ikan koi masih satu famili dengan ikan mas koki. Sama seperti ikan mas koki, ikan koi juga bisa memakan jentik nyamuk yang menetas di kolam maupun trotoar asalkan kualitas airnya terjaga. Ikan koi juga termasuk salah satu jenis ikan yang memiliki usia panjang, yaitu rata-rata 50 tahun, bahkan tak jarang pula ikan koi dapat hidup lebih lama daripada manusia. Nah, kalau kita pelihara ikan koi di sungai kecil alias jelinjingan atau trotoar, maka otomatis kita bersama tidak akan membuang sampah dan limbah ke sana. Artinya nyamuk hilang, trotoar bersih, kita semua sehat,” terang Ketua Umum Pengprov Persatuan Cricket Indonesia (PCI) Provinsi Bali dan Ketua Umum Pengurus Kabupaten Keluarga Olahraga Tarung Derajat (Pengkab Kodrat) Badung yang total mempersembahkan 7 emas, 3 perak, 4 perunggu di PON XX Papua tahun 2021 itu, Sabtu, 6 Januari 2024. 

Apakah hal tersebut masuk akal? Gung Cok- sapaan akrab Anak Agung Bagus Tri Candra Arka- mengatakan bisa dan sudah terbukti di sejumlah lokasi di Bali, khususnya Kabupaten Gianyar.

Intinya, terang Gung Cok adalah kemauan dan kekompakan masyarakat untuk bersama-sama serta bergotong-royong melawan nyamuk aedes aegypti sembari menunggu teknologi wolbachia diterapkan di Bali. 

“Nyamuk merupakan hewan penghisap darah yang berpotensi menyebarkan berbagai macam penyakit, seperti demam berdarah, malaria, demam kuning, hingga gatal-gatal. Salah satu cara yang biasa digunakan untuk mengusir nyamuk dari rumah adalah menggunakan pestisida pembasmi nyamuk. Hanya saja, metode ini memiliki beberapa efek samping.Nah, salah satu metode yang efektif untuk membasmi nyamuk adalah dengan memelihara ikan, baik di akuarium, kolam, maupun bak mandi maupun trotoar sebab, setelah kawin, nyamuk betina akan bertelur di permukaan air. Telur ini kemudian akan menjadi jentik-jentik yang dengan cepat tumbuh menjadi nyamuk. Dan beberapa jenis ikan sangat senang memakan jentik-jentik nyamuk,” tandas Anak Agung Bagus Tri Candra Arka.

“Ikan koi, mas koki, ikan gupi, ikan cere, ikan zebra danio merupakan sejumlah ikan yang bisa dipelihara di tempat-tempat sumber air tersebut karena sangat menggemari jentik nyamuk. Selamat mencoba,” tandasnya. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!