Durasi Bahagia
durasi waktu bahagia sabtu siang
pada selembar halaman koran puisi
kupotret dengan lensa mata kiri
untuk lekukan alismu pada biografi janji
perihal manuskrip masa depan cemas
kian penuh coretan hari ini
dan lipatan tanda dari masa lalu
untuk penerimaan di ruang hampa udara
besoknya, di minggu sore yang senyum
aku menjemputmu di bandara jogja
tanpa ciuman musim kau memelukku
dadaku merasakan detak jantungmu
setiap degupnya menghamburkan rindu
dan seluruh bahasa kusimpan di kalbu
Yogyakarta, 2013/2025
Sepiring Daging dan Segelas Wine
kubayangkan diriku
menjadi puing-puing abu dan bangkai
menjadi tangisan panjang lalu hilang
menjadi monumen yang hanya untuk dikenang
sambil membawa sepiring daging dan segelas wine
mungkin juga dengan sedikit tawa
sebagai musik pengiringnya,
ucapmu menawan lewat pesan singkat
tiap kalimatnya menjerit-jerit menembus heningku
jerit tersumbat di tenggorokan para wanita
yang terlempar dari dalam dadanya sendiri
yang gempa tetapi hampa.
sepiring daging, segelas wine tersaji di meja
seisak tangis sebagai musik instrumental
penyedap suasana makan malam
bersama sepiku di bawah langit sunyimu
yang mengantar seekor rubah merah
ke dalam diriku yang dihuni anjing putih.
kubayangkan diriku
menjadi puing-puing abu dan bangkai
yang hanya untuk kau kenang,
ucapmu usai kuminum wine penutup malam.
Jakarta, 2013/2025
Di Sisi Jembatan Ampera
dari bening kaca jendela café sungai musi
kuamati lekat-lekat laju lambat tongkang batubara
yang punuknya presisi di bawah jembatan ampera
kubayangkan uang miliaran lewat di hitam bola mata
saat senja tenggelam ke lubuk dada wong kito galo
milik siapa tongkang-tongkang pengangkut itu?
kepada siapa hasil emas hitam itu berlabuh?
amanat penderitaan rakyat
tetaplah amanat
tetaplah penderitaan
dipikul rakyat!
Palembang, 16 Agustus 2024
BIODATA
Selendang Sulaiman, lahir di Sumenep, 18 Oktober 1989 dan kini mukim di Jakarta. Founder arsippuisipenyair.com. Puisi-puisinya tersiar di berbagai media massa cetak dan elektronik serta di sejumlah antologi puisi bersama. Antologi Puisi Tunggalnya: Omerta (Halaman Indonesia, 2018).