Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

POLEMIK

Lewat Poster Aksi: Frontier Suarakan Tolak Babat Mangrove!

Proyek Jalan Penghubung Hub Pelindo Benoa

LEWAT POSTER AKSI: Frontier Suarakan Tolak Babat Mangrove Proyek Jalan Penghubung Hub Pelindo Benoa !

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Front Demokrasi Perjuangan Rakyat (FRONTIER) Bali kembali menggelar kegiatan untuk menyikapi rencana Proyek Jalan Penghubung Pelindo III Benoa yang akan membabat hektaran Hutan Mangrove dengan menggelar Workshop Poster Aksi yang dimulai pukul 16.00 Wita.

Kordinator Acara, I Kadek Gede Anom Bhaskara menuturkan kegiatan Workshop Poster Aksi kali ini bertemakan Selamatkan Mangrove dan Pesisir Bali, dimana tema ini diambil sebagai respon terhadap adanya rencana Proyek Jalan Penghubung Pelindo Benoa untuk Proyek BMTH (Bali Maritime Tourism Hub) yang akan membabat Hutan Mangrove.

Pihaknya juga menyayangkan sikap Pelindo Benoa yang kembali membabat Mangrove padahal, proyek reklamasi yang sebelumnya dilakukan oleh Pelindo Benoa telah membunuh 17 Hektar Mangrove dan hingga ini tidak ada kejelasan teradap pemulihan lingkungan yang seharusnya dilakukan oleh Pelindo.

Hutan Mangrove yang kini ada harus dilindungi dari proyek ekstraktif perusak alam, bukan malah dibabat lalu dengan pongahnya mengatakan akan menanam kembali.

“Menanam Mangrove jangan dijadikan alasan hanya karena sebelumnya pernah membabat dan membunuh hektaran Mangrove” tegasnya.

Sekjen FRONTIER Bali Anak Agung Gede Surya Sentana menjelaskan bahwa pihaknya akan terus menyuarakan perlindungan Hutan Mangrove di Bali.

Perjuangan untuk mempertahankan kelestarian Hutan Mangrove harus senantiasa terus digalakkan dimana pentingnya ekosistem Mangrove untuk menjaga kawasan pesisir.

Terlebih Indonesia kini telah mendapat kepercayaan dunia menjadi ketua Aliansi Mangrove Untuk Iklim atau Mangrove Alliance for Climate (MAC) yang beranggotakan 34 negara yang memiliki komitmen restorasi dan konservasi mangrove.

Hal ini merupakan sebuah kehormatan sekaligus tanggung jawab yang besar seperti yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi dan Menteri BUMN Erick Tohir pada konferensi para mitra ke 28 atau COP28 di Dubai.

“Semestinya Pelindo menjadi contoh dan tegak lurus dengan apa yang menjadi tanggung jawab Indonesia dalam melestarikan Mangrove. Bukan malah sebaliknya, terang-terangan membabat Mangrove dan berdalih akan menanam dan mengganti mangrove yang sudah rusak akibat proyeknya” tutur Gung Surya.

Lebih lanjut Ia menyebutkan bahwa Pelindo III Benoa tidak ada kapok-kapoknya untuk merusak Hutan Mangrove dimana dalam proyek sebelumnya yakni reklamasi yang telah menyebabkan 17 hektar Hutan Mangrove mati.

Hal tersebut belum jelas apa upaya yang dilakukan untuk mengembalikan luasan yang mati justru sekarang malah akan kembali akan membabat hutan mangrove untuk Jalan Penghubung.

“Pak PJ Gubernur benar-benar harus memberikan sanksi tegas pada Pelindo Benoa agar menimbulkan efek jera”, ungkapnya.

Terakhir pihaknya akan terus berjuang dan menyuarakan perlindungan terhadap Hutan Mangrove terutama dari proyek-proyek perusak alam contohnya Jalan Penghubung yang akan dibangun oleh Pelindo dengan cara membabat Mangrove.

“Tolak babat Mangrove hanya untuk jalan penghubung Pelindo Benoa, ” Seru Sekjen Frontier Bali.(bp/luc)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!