Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Olahraga

Bersinar di PON Papua, Gung Cok “Ngalah” di Musprov KONI Bali? 

Sebut Senior Harus Bina Junior

MATINYA REGENERASI:  Anak Agung Bagus Tri Candra Arka, Ketua Umum Pengprov Persatuan Cricket Indonesia (PCI) Bali dan Sekretaris Umum Pengprov Kodrat Bali.

 

KEROBOKAN, Balipolitika.Com- Paling bersinar di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2021 Papua, nama Anak Agung Bagus Tri Candra Arka tak muncul dalam daftar Calon Ketua Umum (Caketum) KONI Bali periode 2022-2026. Hingga pendaftaran ditutup pada Rabu (16/3/2022), nama-nama yang muncul hanya Gusti Ngurah Oka Darmawan, I Dewa Putu Susila, Togar Situmorang, dan Anak Agung Kompiang Gede. Tidak munculnya nama sosok kharismatik asal Desa Kerobokan, Badung yang total menyumbangkan 7 emas, 3 perak, 4 perunggu di PON XX Tahun 2021 ini mengundang tanda tanya besar.

Pasalnya, selain mempersembahkan medali emas pertama bagi Kontingen Bali di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2021, Gung Cok- sapaan akrab Anak Agung Bagus Tri Candra Arka- yang mengemban amanat sebagai Ketua Umum Pengprov Persatuan Cricket Indonesia (PCI) Bali juga mengantarkan Cricket Bali juara umum PON XX Papua dengan raihan 3 emas, 2 perak 1 perunggu. Dari cabang olahraga tarung derajat, Gung Cok yang dipercaya menjabat Sekretaris Umum Pengprov Kodrat Bali sekaligus Manajer Tim Tarung Derajat Bali mempersembahkan 4 emas, 1 perak, dan 3 perunggu. Dukungan moral dan spiritual Gung Cok mengantarkan kemenangan mutlak petarung Andre Surya atas Eko Yusuf Sodik Putra asal Jawa Barat di kelas 75,1-80 kg. Rudi Nurudin mengalahkan Lukman Hakim dari Kepulauan Riau di kelas 55,1-58 kg putra. Gede Dicky Handika Putra yang turun di kelas 58,1-61 kg putra mengalahkan Andika Dwiki Arislan asal Jawa Barat di final. Emas lain disumbangkan I Made Ardi Arimbawa menang TKO atas Muhammad Rizki Firdaus asal Sumatera Utara di kelas 64,1-67 kg. Raihan ini mengukuhkan Kodrat Bali sebagai runner up cabang olahraga Tarung Derajat PON XX Papua di Gedung Serba Guna (GSG) Eme Neme Yauware, Mimika, Papua, Selasa, 12 Oktober 2021. 15 hari berada di Papua, Gung Cok menegaskan perjuangan Kontingen Bali di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2021 sekala niskala.

Usut punya usut, ternyata Gung Cok memilih wait and see. Sikap ini ia tunjukkan untuk memberikan kesempatan kepada para senior. Meski demikian, Gung Cok tak menampik ia sangat was-was dengan status Bali sebagai 5 besar PON XX/Papua. Jika salah memilih nakhoda, maka prestasi Bali menjadi taruhannya.

“Kami dari cabor tarung derajat dan cricket lebih condong wait and see saja. Karena kami ingin melihat figur calon ketua KINI. Intinya saya lebih memberikan kesempatan kepada yang lebih senior dari segala aspek untuk memimpin koni ke depan. Walaupun tidak dipungkiri, sangat sulit mempertahankan prestasi olahraga di Bali saat ini,” ucap Gung Cok, Kamis (17/3/2022) siang.

Menariknya, Gung Cok mengingatkan kepada semua pihak bahwa KONI Bali sejatinya tidak memiliki atlet. Atlet-atlet yang menjadi tulang rusuk kesuksesan KONI Bali di PON XX/Papua adalah milik cabor. Jika cabor-cabor tempat bernaungnya para atlet belum mutlak menentukan pilihan, maka Musprov KONI Bali akan berjalan tidak ideal.

Menilai tantangan ke depan akan lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya, Gung Cok menekankan hubungan yang harmonis antara KONI dan cabor harus ditingkatkan lagi. Terlebih peserta cabor beregu di PON ke depan sudah pasti bertambah. Kondisi ini nantinya akan berdampak pada pendanaan dan lain-lain. 

“Kalau para senior olahraga sudah memikirkan hal ini, saya sebagai junior di olahraga angkat topi dan pasti mendukung karena KONI hanya sebatas melakukan pembinaan melalui program-program yang menunjang persiapan olahraga dan lebih bisa memperjuangkan nasib atau kesejahteraan pelatih dan atlet. Jangan sampai nanti banyak atlet yang hengkang dari Bali ke daerah lain,” tegasnya.

Gung Cok menambahkan bagaimanapun Ketua KONI Bali terpilih harus orang yang bisa lebih jeli melihat cabor-cabor ke depan, khususnya yang mampu menambah pundi-pundi emas pada PON. “Tiang lebih Legowo dan menghormati senior untuk memimpin KONI, tapi jangan juga lupa senior harus mampu mempersiapkan juniornya; diberikan kesempatan untuk mengasah kemampuannya dalam organisasi. KONI Bali ke depan kami harapkan bisa membenah diri di internal dan eksternal yang baik dari hari ini yang sejatinya juga sudah baik,” cetusnya.

“Saya pribadi mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ketua KONI Bali saat ini, Ketut Suandi yang sudah memberikan dukungan dan bimbingan selama ini dan kebetulan saya  dilibatkan dalam kepengurusan KONI Bali selama Beliau memimpin di KONI Badung dan berlanjut KONI Bali,” tutup Gung Cok. (bp) 

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!